Port-au-Prince, Haiti (ANTARA) - Sebanyak 51 prajurit TNI dari 167 personel yang tergabung dalam Satgas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda XXXII-A, mulai bergeser dari Port-au-Prince ke wilayah Govaines, Haiti. Misi sesuai perintah pelaksanaan (task order) dari Pasukan PBB adalah membangun Kamp Indonesia sebagai markas pasukan TNI.
TNI mengirimkan kontingen multi korps dalam format Satuan Tugas Kompi Zeni TNI Garuda XXXII-A ke Haiti, Karibia Tengah, yang tergabung dalam Misi Minustah PBB (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haïti). Haiti, sebagaimana beberapa negara lain di Karibia Tengah, memakai bahasa Perancis sebagai bahasa pengantar dan resmi mereka.
Sudah sejak lama negara kepulauan yang memiliki anugerah keindahan dan potensi maritim ini dilanda bencana alam akibat topan dan badai. Lebih buruk lagi, kepemimpinan nasional negara itu sering bermasalah dan mengurangi kemampuan mereka mengatasi masalah-masalah dalam negerinya.
Wilayah Gonaives merupakan daerah yang akan menjadi kamp inti dari Kontingen Garuda XXXII-A/Minustah. Daerah ini lebih kurang berjarak 180 km (sekitar tiga jam perjalanan darat) dari Port-au-Prince.
Menurut Winarno, rombongan gelombang pertama ini direncanakan sebagai tim yang akan bertugas untuk membangun Kamp Indonesia. Ini dilakukan karena seluruh unsur fisik Kamp Indonesia harus dikerjakan sendiri oleh kontingen Indonesi. Hal ini merupakan perintah pelaksanaan pertama Indonesia dari Minustah yang harus diselesaikan sesuai jadwal yang telah direncanakan.
“Kami optimis mampu mengerjakan the first TO ini dan akan selesai lebih awal dari batas waktu yang telah dijadwalkan. Pasukan Garuda TNI bekerja sekuat tenaga," kata Komandan Satuan Tugas, Letnan Kolonel Corps Zeni Winarno.
Untuk meninjau wilayah Govaines itu, 31 orang personel Kontingen Indonesia sudah mendahului, yang dipimpin Mayor Corps Zeni Harry Praptomo. Dia adalah perwira penghubung dalam misi Kontingen Garuga XXXII-A/Minustah.
“Material pembangunan barak-barak dan homebase berupa modul corimek yang diset seefektif dan sepraktis mungkin. Material semuanya dibawa dari Port-au-Prince. Modul corimek ini merupakan bangunan praktis langsung pasang berbahan besi, aluminium dan plastik yang praktis. Hal ini harus dipercepat karena pendeknya jadwal waktu yang ada, sehingga pekerjaan harus efektif, praktis dan rapi serta berjalan sesuai rencana”, kata Winarno.
"Perencanaan berikutnya, gelombang kedua dan seterusnya akan menyusul ke Gonaives secara urut setiap minggu, sehingga pada gelombang terakhir jumlah personel lengkap 167 berkumpul di Gonaives dan Kamp Indonesia sudah 100 persen siap ditempati," katanya. (*)
TNI mengirimkan kontingen multi korps dalam format Satuan Tugas Kompi Zeni TNI Garuda XXXII-A ke Haiti, Karibia Tengah, yang tergabung dalam Misi Minustah PBB (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haïti). Haiti, sebagaimana beberapa negara lain di Karibia Tengah, memakai bahasa Perancis sebagai bahasa pengantar dan resmi mereka.
Sudah sejak lama negara kepulauan yang memiliki anugerah keindahan dan potensi maritim ini dilanda bencana alam akibat topan dan badai. Lebih buruk lagi, kepemimpinan nasional negara itu sering bermasalah dan mengurangi kemampuan mereka mengatasi masalah-masalah dalam negerinya.
Wilayah Gonaives merupakan daerah yang akan menjadi kamp inti dari Kontingen Garuda XXXII-A/Minustah. Daerah ini lebih kurang berjarak 180 km (sekitar tiga jam perjalanan darat) dari Port-au-Prince.
Menurut Winarno, rombongan gelombang pertama ini direncanakan sebagai tim yang akan bertugas untuk membangun Kamp Indonesia. Ini dilakukan karena seluruh unsur fisik Kamp Indonesia harus dikerjakan sendiri oleh kontingen Indonesi. Hal ini merupakan perintah pelaksanaan pertama Indonesia dari Minustah yang harus diselesaikan sesuai jadwal yang telah direncanakan.
“Kami optimis mampu mengerjakan the first TO ini dan akan selesai lebih awal dari batas waktu yang telah dijadwalkan. Pasukan Garuda TNI bekerja sekuat tenaga," kata Komandan Satuan Tugas, Letnan Kolonel Corps Zeni Winarno.
Untuk meninjau wilayah Govaines itu, 31 orang personel Kontingen Indonesia sudah mendahului, yang dipimpin Mayor Corps Zeni Harry Praptomo. Dia adalah perwira penghubung dalam misi Kontingen Garuga XXXII-A/Minustah.
“Material pembangunan barak-barak dan homebase berupa modul corimek yang diset seefektif dan sepraktis mungkin. Material semuanya dibawa dari Port-au-Prince. Modul corimek ini merupakan bangunan praktis langsung pasang berbahan besi, aluminium dan plastik yang praktis. Hal ini harus dipercepat karena pendeknya jadwal waktu yang ada, sehingga pekerjaan harus efektif, praktis dan rapi serta berjalan sesuai rencana”, kata Winarno.
"Perencanaan berikutnya, gelombang kedua dan seterusnya akan menyusul ke Gonaives secara urut setiap minggu, sehingga pada gelombang terakhir jumlah personel lengkap 167 berkumpul di Gonaives dan Kamp Indonesia sudah 100 persen siap ditempati," katanya. (*)