Jakarta (ANTARA) - Pada pekan ini Formula 1 kembali ke Kanada untuk pertama kalinya sejak 2019 dan Ferrari perlu merespon masalah reliabilitas mereka apabila ingin kembali ke perebutan gelar juara melawan Red Bull.
Belum pernah ada tim yang memenangi balapan di Montreal sebanyak tim Italia itu, akan tetapi awal musim yang tampak cerah bagi tim paling tua dan glamor di F1 itu berubah masam.
Charles Leclerc telah mengamankan enam pole position dari delapan balapan, termasuk empat terakhir secara beruntun, namun gagal finis dua kali dari tiga balapan karena masalah mesin. Sang pebalap Monako kini tertinggal 34 poin dari Max Verstappen yang memegang kendali puncak klasemen meski di awal musim ia unggul 46 poin dari sang pebalap Red Bull.
Setelah finis 1-2 di Azerbaijan pekan lalu, Red Bull meninggalkan Ferrari dengan jarak 80 poin di klasemen konstruktor dan mengincar kemenangan keenamnya secara beruntun. "Kami tiba dari Baku dengan rasa kecewa, karena tidak mampu mencetak poin yang seharusnya kami dapatkan," kata sporting director Ferrari Inaku Rueda seperti dikutip Reuters, Kamis.
"Tapi kami membawa sejumlah hal positif. Kami memiliki mobil yang memiliki performa sangat kuat, apakah itu di kualifikasi atau di balapan kami mampu bertarung dengan setiap skenario yang ada. "Reliabilitas kami adalah suatu titik kelemahan... dan kami akan mengatasi ini."
Baca juga: Pierson pebalap termuda di Le Mans 24 Hours
Ferrari mengatakan telah menemukan solusi jangka pendek terhadap masalah hidrolik yang membuat Carlos Sainz gagal finis di Baku, tapi mesin masih menjadi pengawasan utama mereka setelah tim konsumen Alfa Romeo dan Haas juga mengalami DNF di Baku.
Membalikkan keadaan di sirkuit yang menyandang nama pebalap hebat Ferrari, Gilles Villeneuve, akan menjadi penebusan atas hasil buruk tim tersebut belakangan ini.
Belum pernah ada tim yang memenangi balapan di Montreal sebanyak tim Italia itu, akan tetapi awal musim yang tampak cerah bagi tim paling tua dan glamor di F1 itu berubah masam.
Charles Leclerc telah mengamankan enam pole position dari delapan balapan, termasuk empat terakhir secara beruntun, namun gagal finis dua kali dari tiga balapan karena masalah mesin. Sang pebalap Monako kini tertinggal 34 poin dari Max Verstappen yang memegang kendali puncak klasemen meski di awal musim ia unggul 46 poin dari sang pebalap Red Bull.
Setelah finis 1-2 di Azerbaijan pekan lalu, Red Bull meninggalkan Ferrari dengan jarak 80 poin di klasemen konstruktor dan mengincar kemenangan keenamnya secara beruntun. "Kami tiba dari Baku dengan rasa kecewa, karena tidak mampu mencetak poin yang seharusnya kami dapatkan," kata sporting director Ferrari Inaku Rueda seperti dikutip Reuters, Kamis.
"Tapi kami membawa sejumlah hal positif. Kami memiliki mobil yang memiliki performa sangat kuat, apakah itu di kualifikasi atau di balapan kami mampu bertarung dengan setiap skenario yang ada. "Reliabilitas kami adalah suatu titik kelemahan... dan kami akan mengatasi ini."
Baca juga: Pierson pebalap termuda di Le Mans 24 Hours
Ferrari mengatakan telah menemukan solusi jangka pendek terhadap masalah hidrolik yang membuat Carlos Sainz gagal finis di Baku, tapi mesin masih menjadi pengawasan utama mereka setelah tim konsumen Alfa Romeo dan Haas juga mengalami DNF di Baku.
Membalikkan keadaan di sirkuit yang menyandang nama pebalap hebat Ferrari, Gilles Villeneuve, akan menjadi penebusan atas hasil buruk tim tersebut belakangan ini.