Mataram (ANTARA) - Pengusaha di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengekspor biji mete gelondongan sebanyak 10.000 ton senilai Rp200 miliar dalam satu tahun melalui mitra bisnisnya di Surabaya, Jawa Timur.

"Setiap tahun saya mampu mengirim sebanyak 10.000 ton biji mete gelondongan ke Vietnam dan India," kata Lalu Wahidin, pengusaha pengepul biji mete yang ditemui ketika menerima kunjungan Kepala Dinas Perindustrian NTB Nuryanti, di Mataram, Rabu.

Ia mengakui bahwa biji mete yang diekspor tersebut tidak menggunakan surat keterangan asal (SKA) dari NTB. Sebab, barang dikirim oleh mitra bisnisnya dari Surabaya.

"Saya bermitra dengan eksportir dari Surabaya, jadi biji mete yang akan diekspor harus dikirim dulu ke Surabaya," ujar Lalu Wahidin.

Ia menyebutkan biji mete yang diekspor tersebut diperoleh dari para petani mitra di Kabupaten Dompu, Bima, Sumbawa, dan Kabupaten Lombok Utara. Selain itu, ada juga dari hasil kebun sendiri di Kabupaten Dompu seluas dua hektare.

Selain Vietnam dan India, Lalu Wahidin juga mengaku sedang berupaya menggarap pasar Eropa, namun produk yang akan dikirim dalam bentuk biji mete yang sudah diolah sehingga memiliki nilai tambah.

Untuk bisa mewujudkan hal itu, pria yang menjadi spesialis utama bisnis mete di NTB tersebut, sedang mempersiapkan fasilitas mesin pengupas agar tidak lagi menggunakan cara manual yang memakan waktu lama dan tenaga kerja banyak.

"Kami mau perbanyak mesin pengupas, sebelumnya masih pakai cara manual sehingga tidak bisa memenuhi permintaan satu kontainer setiap bulan. Kami butuh dukungan dari berbagai pihak," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian NTB Nuryanti mengakui jika ekspor mete masih melalui provinsi lain, sehingga tidak tercatat dalam data ekspor NTB.

"Ke depan, kita akan upayakan agar biji mete bisa diekspor langsung dari NTB ke negara tujuan, namun dalam bentuk produk yang sudah diolah," katanya.

 

Pewarta : Awaludin
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024