New York (ANTARA) - Saham-saham di Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat (AS) dibuka jatuh pada Kamis pagi waktu setempat, menempatkan Indeks S&P 500 pada enam bulan pertama terburuk sejak 1970, di tengah kekhawatiran bank sentral AS berupaya menjinakkan inflasi yang bakal menghambat pertumbuhan ekonomi global.

Ketakutan atas pelambatan pertumbuhan dan lonjakan harga melanda pasar dengan kekhawatiran resesi menjadi pusat perhatian seiring pembuat kebijakan moneter di seluruh dunia secara agresif meningkatkan biaya pinjaman.

Ketua Bank Sentral AS Federal Reserve (Fed) Jerome Powell pada Rabu berjanji tidak membiarkan ekonomi AS tergelincir ke dalam "rezim inflasi tinggi", meskipun berarti menaikkan suku bunga ke level yang menempatkan pertumbuhan ekonomi dalam risiko.

Indeks Komposit Nasdaq yang sarat teknologi menuju penurunan terbesarnya selama semester pertama, sementara Indeks Dow Jones Industrial Average menuju penurunan persentase Januari-Juni terbesar sejak krisis keuangan.

Baca juga: Indeks FTSE 100 menguat 0,69 persen, saham Inggris berakhir positif

Ketiga indeks utama Wall Street mencatat penurunan kuartalan kedua berturut-turut untuk pertama kalinya sejak 2015. Pembuat kebijakan The Fed dalam beberapa hari terakhir telah memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin kedua pada bulan Juli 2022.

"Orang-orang meningkatkan kas memasuki musim (laporan) laba," kata Manajer Portofolio Hennessy Funds, Josh Wein. Ia mengatakan banyak orang menunggu info dari perusahaan tentang apa yang sebenarnya terjadi dan pernyataan konsumen. Mereka mencoba mendapatkan info tambahan sebelum benar-benar berkomitmen pada saham.

 

Pewarta : Risbiani Fardaniah
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024