Sumbawa Besar, 15/12 (ANTARA) - Sebanyak 5.000 orang siswa sekolah menengah pertama di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, minum madu bersama, Kamis.
Kegiatan minum madu bersama itu dilakukan pada acara "Gebyar Minum Madu Sumbawa" di lapangan sepak bola Pragas, Kota Sumbawa Besar, serangkaian peringatan HUT ke-53 Provinsi NTB pada 17 Desember 2011 dan HUT Kabupaten Sumbawa.
Hadir pada acara tersebut Wakil Gubernur NTB H Badrul Munir, Kepala Badan Ketahanan Pangan NTB Hj Husnanidiaty Nurdin, Kepala Dinas Kehutanan NTB Hj Hartina, Ketua DPRD Sumbawa H Farhan Bulqiah, Sekda Sumbawa Makmur Abdullah, dan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sumbawa Sigit Wiratsongko.
Wakil Gubernur NTB H Badrul Munir mengatakan, "Gebyar Minum Madu Sumbawa" merupakan salah satu upaya agar kalangan pelajar gemar minum madu dengan kandungan gizi yang baik untuk kesehatan dan kecerdasan otak.
Ia mengatakan, pihaknya terus berupaya agar masyarakat NTB, khususnya di Pulau Sumbawa, gemar mengonsumsi madu, apalagi komoditas itu sudah menjadi produk unggulan NTB.
Madu Sumbawa sudah memperoleh hak paten dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemkumham).
Selain madu, kata Badrul, susu kuda liar sumbawa, kuda sumbawa dan kerbau sumbawa juga sudah dinyatakan sebagai produk khas Pulau Sumbawa oleh pemerintah pusat, sehingga masyarakat harus bisa mencintai produk daerahnya sendiri.
"Madu Sumbawa, susu kuda liar sumbawa, kuda sumbawa, kerbau sumbawa sudah resmi menjadi komoditas Sumbawa dan memiliki HAKI dari Kemkumham," katanya.
Kepala Dinas Kehutanan NTB Hj Hartina selaku ketua panitia gebyar minum madu sumbawa mengatakan, selain memberikan madu kepada kalangan pelajar SMP di Kabupaten Sumbawa, pihaknya juga mempromosikan madu sumbawa dan susu kuda liar yang sudah diolah kepada peserta balap sepeda internasional "Tour de Lombok Sumbawa", 13-15 Desember 2011.
"Masing-masing pemenang lomba diberikan bingkisan madu sumbawa dan permen susu kuda liar sumbawa serta tenun songket khas Sumbawa. Kami berharap pemenang yang berasal dari luar NTB dan dari luar negeri bisa mempromosikan produk unggulan NTB tersebut," ujarnya.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan beberapa waktu lalu mengatakan, madu putih yang berasal dari hutan di Pulau Sumbawa dijadikan ikon madu nasional karena kekhasannya.
"Dengan kekhasan madu putih asal Sumbawa itu, maka ikon madu Indonesia adalah madu Sumbawa," kata Zulkifli saat pencanangan Pekan Madu Nusantara I di lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB di Mataram, 12 Juli 2011.
Pencanangan Pekan Madu Nusantara untuk pertama kalinya di Tanah Air, terhitung 12-17 Juli itu, juga diwarnai aksi minum madu bersama dengan jumlah peserta 10.000 orang, yang didominasi kalangan pelajar.
Kegiatan minum madu secara massal itu masuk rekor baru MURI. Jumlah peserta sebanyak itu mengungguli rekor sebelumnya yang diprakarsai LMDN peternak lebah di Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada 29 November 2008, yakni mengonsumsi "bee pollen" dengan jumlah peserta 1.004 orang.
Data Dinas Kehutanan Provinsi NTB menyebutkan, produksi madu di daerah itu selama 2010 mencapai 125 ribu ton setiap tahun, yang diproduksi Jaringan Madu Hutan Sumbawa (JMHS). Belum termasuk madu hasil budidaya di Pulau Lombok.
(*)
Kegiatan minum madu bersama itu dilakukan pada acara "Gebyar Minum Madu Sumbawa" di lapangan sepak bola Pragas, Kota Sumbawa Besar, serangkaian peringatan HUT ke-53 Provinsi NTB pada 17 Desember 2011 dan HUT Kabupaten Sumbawa.
Hadir pada acara tersebut Wakil Gubernur NTB H Badrul Munir, Kepala Badan Ketahanan Pangan NTB Hj Husnanidiaty Nurdin, Kepala Dinas Kehutanan NTB Hj Hartina, Ketua DPRD Sumbawa H Farhan Bulqiah, Sekda Sumbawa Makmur Abdullah, dan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sumbawa Sigit Wiratsongko.
Wakil Gubernur NTB H Badrul Munir mengatakan, "Gebyar Minum Madu Sumbawa" merupakan salah satu upaya agar kalangan pelajar gemar minum madu dengan kandungan gizi yang baik untuk kesehatan dan kecerdasan otak.
Ia mengatakan, pihaknya terus berupaya agar masyarakat NTB, khususnya di Pulau Sumbawa, gemar mengonsumsi madu, apalagi komoditas itu sudah menjadi produk unggulan NTB.
Madu Sumbawa sudah memperoleh hak paten dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemkumham).
Selain madu, kata Badrul, susu kuda liar sumbawa, kuda sumbawa dan kerbau sumbawa juga sudah dinyatakan sebagai produk khas Pulau Sumbawa oleh pemerintah pusat, sehingga masyarakat harus bisa mencintai produk daerahnya sendiri.
"Madu Sumbawa, susu kuda liar sumbawa, kuda sumbawa, kerbau sumbawa sudah resmi menjadi komoditas Sumbawa dan memiliki HAKI dari Kemkumham," katanya.
Kepala Dinas Kehutanan NTB Hj Hartina selaku ketua panitia gebyar minum madu sumbawa mengatakan, selain memberikan madu kepada kalangan pelajar SMP di Kabupaten Sumbawa, pihaknya juga mempromosikan madu sumbawa dan susu kuda liar yang sudah diolah kepada peserta balap sepeda internasional "Tour de Lombok Sumbawa", 13-15 Desember 2011.
"Masing-masing pemenang lomba diberikan bingkisan madu sumbawa dan permen susu kuda liar sumbawa serta tenun songket khas Sumbawa. Kami berharap pemenang yang berasal dari luar NTB dan dari luar negeri bisa mempromosikan produk unggulan NTB tersebut," ujarnya.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan beberapa waktu lalu mengatakan, madu putih yang berasal dari hutan di Pulau Sumbawa dijadikan ikon madu nasional karena kekhasannya.
"Dengan kekhasan madu putih asal Sumbawa itu, maka ikon madu Indonesia adalah madu Sumbawa," kata Zulkifli saat pencanangan Pekan Madu Nusantara I di lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB di Mataram, 12 Juli 2011.
Pencanangan Pekan Madu Nusantara untuk pertama kalinya di Tanah Air, terhitung 12-17 Juli itu, juga diwarnai aksi minum madu bersama dengan jumlah peserta 10.000 orang, yang didominasi kalangan pelajar.
Kegiatan minum madu secara massal itu masuk rekor baru MURI. Jumlah peserta sebanyak itu mengungguli rekor sebelumnya yang diprakarsai LMDN peternak lebah di Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada 29 November 2008, yakni mengonsumsi "bee pollen" dengan jumlah peserta 1.004 orang.
Data Dinas Kehutanan Provinsi NTB menyebutkan, produksi madu di daerah itu selama 2010 mencapai 125 ribu ton setiap tahun, yang diproduksi Jaringan Madu Hutan Sumbawa (JMHS). Belum termasuk madu hasil budidaya di Pulau Lombok.
(*)