Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melakukan langkah antisipasi kelangkaan elpiji subsidi 3 kilogram akibat kenaikan harga elpiji non subsidi, agar kebutuhan masyarakat di kota ini tetap terpenuhi.

"Kita khawatir kenaikan harga elpiji non subsidi akan menyebabkan kelangkaan elpiji 3 kilogram. Apalagi di Bima, Pulau Sumbawa, sudah mulai langka," kata Kepala Bidang Pengendalian Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Jumat.

Langkah antisipasi yang dilakukan Didag Kota Mataram antara lain, telah mengumpulkan para agen elpiji 3 kilogram se-Kota Mataram, serta pihak dari Hiswana Migas pada Kamis (21/7).

Dari penjelasan Hiswana Migas, katanya, saat ini stok elpiji 3 kilogram untuk Kota Mataram masih aman dengan kuota 18.769 metric ton per tahun atau 6.256,3 tabung.

"Sementara stok elpiji 3 kilogram di Mataram disebut Hiswana Migas masih 'basah' atau mencukupi," katanya.

Kendati dari pihak Hiswana Migas, tambahnya, mengakui saat ini mereka juga telah mengirim elpiji 3 kilogram ke Bima di Pulau Sumbawa untuk membantu kelangkaan.

"Tapi kita sudah menekankan agar pengiriman itu tidak mengganggu kuota Kota Mataram, sehingga tidak terjadi kekosongan stok di Mataram," katanya.

Di sisi lain terkait dengan harga, pada tingkat agen masih sesuai dengan harga eceran tertinggi Rp14.850 per tabung. Tapi karena kesulitan mencari uang kembalian, agen biasanya menjual Rp15.000 ribu.

"Jika masyarakat menemukan agen menjual harga di atas HET, harus segera dilaporkan dan kita bersama Hiswana Migas siap mengambil tindakan. Bahkan Hiswana Migas mengancam mencabut izin operasional agen," katanya.

Sementara, untuk harga ditingkat pengecer sejauh ini masih berada di atas Rp15.000 per tabung, sebab mereka menghitung biaya operasional dan biaya lainnya.

"Jadi kalau mau mendapatkan harga elpiji 3 kilogram sesuai HET, beli di agen jangan di pengecer," katanya.



 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024