Jakarta (ANTARA) - Pebalap sepeda Denmark Jonas Vingegaard dinobatkan sebagai juara Tour de France 2022 pada Minggu waktu setempat untuk mengakhiri dominasi dua edisi juara bertahan Tadej Pogacar setelah melewati lomba selama tiga pekan yang melelahkan dan pertarungan tanpa henti total sejauh 3.350 km.
Bekas penjual ikan di pasar yang berusia 25 tahun itu merebut gelar juara Tour de France pertamanya, setahun setelah tampil luar biasa untuk membuntuti Pogacar pada urutan kedua edisi Tour 2021. "Kemenangan ini sangat besar bagi saya, sungguh hebat," kata Vingegaard saat berdiri di atas podium di Champs Elysees. "Begitu banyak orang yang ingin saya ucapi terima kasih tetapi saya tak tahu harus mulai dari mana," sambung dia seperti dikutip AFP.
Namun dia secara khusus memuji penyelenggara yang memulai balapan kali ini di negara asalnya di Denmark. Vingegaard juga menyanjung rekan setimnya Wout van Aert sebagai "fenomenal" dan "pebalap sepeda terbaik di dunia" setelah dia didampingi Pogacar pada posisi kedua dan juara edisi 2018 Geraint Thomas pada urutan ketiga.
Warga Denmark yang memenuhi depan depan podium mengelukan namanya ketika dia mengucapkan terima kasih kepada "dua gadis belahan hati saya" yang merujuk kepada pasangannya dan putri mereka. "Tanpa mereka, saya tidak bisa melakukan ini."
Pogacar yang kali ini menjadi runner up memenangkan tiga etape dan juga mengambil jersey putih sebagai pebalap U-25 terbaik selama tiga tahun berturut-turut. Dia berterima kasih kepada Vingegaard atas "pertarungan hebat" ini. "Jersey putih bukan yang saya cari, tapi saya senang dengan cara saya membalap dan bangga menjadi yang kedua," kata Pogacar.
"Kami semua bermimpi saat masih kanak-kanak dulu bahwa suatu hari nanti bisa berada di Tour de France, menjadi pebalap sepeda profesional." "Fakta kecil bisa berpartisipasi dalam Tur itu sungguh luar biasa, khususnya manakala Anda berasal dari negara seperti Slovenia. Jadi finis kedua tetap luar biasa."
Pebalap sepeda Belgia Jasper Philipsen tampil sebagai juara etape terakhir di jalan berbatu Champs Elysees yang merupakan titel juara etape yang kedua dalam edisi ini. "Ini kemenangan terbaik bagi setiap sprinter, ini menandai akhir Tour. Yang ini penting," kata Philipsen.
Baca juga: Komunitas pesepeda asal Surabaya gowes promosikan pariwisata Lombok
Baca juga: Pesepeda Van Aert peluang kemenangan etape empat Tour de France
Jumbo-Visma menjadi tim yang paling berhasil setelah menjuarai enam etape, juga memenangkan jersey green sprint dan jersey merah untuk van Aert dan jersey polka dot untuk jago tanjakan bagi Vingegaard serta gelar tentunya jersey kuning sebagai pemimpin klasemen keseluruhan.
Setelah perjuangan tanpa henti di berbagai tanjakan dan lembah di bawah gelombang panas yang menyengsarakan, Vingegaard memastikan menjuarai Tour ini dalam etape time-trial sehari sebelumnya setelah memimpin di Pegunungan Alpen dan memperpanjangnya di Pyrenees.
Geraint Thomas, juara 2018, menduduki urutan ketiga untuk membungkam mereka yang ragu karena usianya yang sudah 36 tahun. Etape ke-21 umumnya merupakan etape seremonial. Vingegaard dan pebalap-pebalap sepeda lainnya menyesap sampanye sambil melewati pemandangan Paris termasuk Jardin du Luxembourg, Saint Michel dan Louvre sebelum mengayuh cepat sepanjang delapan putaran di Champs Elysees.
Tim Jumbo sudah merayakan sukses mereka seharis ebelumnya di Limoges tetapi sukses mereka tercipta berkat upaya kolektif yang panjang yang hampir gagal pada menit-menit terakhir. Vingegaard selamat dari "serangan jantung" yang membuatnya nyaris terjatuh dalam etape individual time trial Sabtu untuk di atas kertas menjuarai Tour de France.
Dia dan Pogacar bertarung ketat satu sama lain dari awal sampai akhir lomba. Mereka adalah dua pebalap yang jago memacu di ketinggian pegunungan.
Bekas penjual ikan di pasar yang berusia 25 tahun itu merebut gelar juara Tour de France pertamanya, setahun setelah tampil luar biasa untuk membuntuti Pogacar pada urutan kedua edisi Tour 2021. "Kemenangan ini sangat besar bagi saya, sungguh hebat," kata Vingegaard saat berdiri di atas podium di Champs Elysees. "Begitu banyak orang yang ingin saya ucapi terima kasih tetapi saya tak tahu harus mulai dari mana," sambung dia seperti dikutip AFP.
Namun dia secara khusus memuji penyelenggara yang memulai balapan kali ini di negara asalnya di Denmark. Vingegaard juga menyanjung rekan setimnya Wout van Aert sebagai "fenomenal" dan "pebalap sepeda terbaik di dunia" setelah dia didampingi Pogacar pada posisi kedua dan juara edisi 2018 Geraint Thomas pada urutan ketiga.
Warga Denmark yang memenuhi depan depan podium mengelukan namanya ketika dia mengucapkan terima kasih kepada "dua gadis belahan hati saya" yang merujuk kepada pasangannya dan putri mereka. "Tanpa mereka, saya tidak bisa melakukan ini."
Pogacar yang kali ini menjadi runner up memenangkan tiga etape dan juga mengambil jersey putih sebagai pebalap U-25 terbaik selama tiga tahun berturut-turut. Dia berterima kasih kepada Vingegaard atas "pertarungan hebat" ini. "Jersey putih bukan yang saya cari, tapi saya senang dengan cara saya membalap dan bangga menjadi yang kedua," kata Pogacar.
"Kami semua bermimpi saat masih kanak-kanak dulu bahwa suatu hari nanti bisa berada di Tour de France, menjadi pebalap sepeda profesional." "Fakta kecil bisa berpartisipasi dalam Tur itu sungguh luar biasa, khususnya manakala Anda berasal dari negara seperti Slovenia. Jadi finis kedua tetap luar biasa."
Pebalap sepeda Belgia Jasper Philipsen tampil sebagai juara etape terakhir di jalan berbatu Champs Elysees yang merupakan titel juara etape yang kedua dalam edisi ini. "Ini kemenangan terbaik bagi setiap sprinter, ini menandai akhir Tour. Yang ini penting," kata Philipsen.
Baca juga: Komunitas pesepeda asal Surabaya gowes promosikan pariwisata Lombok
Baca juga: Pesepeda Van Aert peluang kemenangan etape empat Tour de France
Jumbo-Visma menjadi tim yang paling berhasil setelah menjuarai enam etape, juga memenangkan jersey green sprint dan jersey merah untuk van Aert dan jersey polka dot untuk jago tanjakan bagi Vingegaard serta gelar tentunya jersey kuning sebagai pemimpin klasemen keseluruhan.
Setelah perjuangan tanpa henti di berbagai tanjakan dan lembah di bawah gelombang panas yang menyengsarakan, Vingegaard memastikan menjuarai Tour ini dalam etape time-trial sehari sebelumnya setelah memimpin di Pegunungan Alpen dan memperpanjangnya di Pyrenees.
Geraint Thomas, juara 2018, menduduki urutan ketiga untuk membungkam mereka yang ragu karena usianya yang sudah 36 tahun. Etape ke-21 umumnya merupakan etape seremonial. Vingegaard dan pebalap-pebalap sepeda lainnya menyesap sampanye sambil melewati pemandangan Paris termasuk Jardin du Luxembourg, Saint Michel dan Louvre sebelum mengayuh cepat sepanjang delapan putaran di Champs Elysees.
Tim Jumbo sudah merayakan sukses mereka seharis ebelumnya di Limoges tetapi sukses mereka tercipta berkat upaya kolektif yang panjang yang hampir gagal pada menit-menit terakhir. Vingegaard selamat dari "serangan jantung" yang membuatnya nyaris terjatuh dalam etape individual time trial Sabtu untuk di atas kertas menjuarai Tour de France.
Dia dan Pogacar bertarung ketat satu sama lain dari awal sampai akhir lomba. Mereka adalah dua pebalap yang jago memacu di ketinggian pegunungan.