Mataram (ANTARA) - Badan Nasional Syarikat Islam Tanggap Bencana (SIGAP INDONESIA) akan menggelar pendidikan dan pelatihan dasar (Diklatsar) manajemen kebencanaan tingkat nasional di Kabupaten Garut Jawa Barat.
"Diklatsar manajemen kebencanaan ini akan diisi oleh para ahli di bidangnya, seperti badan geologi, BMKG, BNPB, Basarnas," kata Wakil Kepala Satuan Tugas Badan Nasional SIGAP INDONESIA, Anggun Darani dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (8/8/2022).
Menurut Anggun, Diklatsar ini akan melahirkan relawan Kebencanaan yang akan mengerti tentang tugas dan tanggungjawabnya saat berada di lokasi bencana.
Jika relawan telah menguasai tugasnya di area bencana, maka efektivitas dan pola kerja relawan akan lebih terorganisir serta tepat sasaran.
Dalam Diklatsar ini juga, kata Anggun, peserta akan dibekali dengan ilmu membuat peta daerah bencana dengan menggunakan peralatan modern seperti pesawat nirawak.
"Nantinya, citra dari foto drown itu akan memudahkan relawan memetakan daerah terdampak bencana dan memudahkan untuk membuka posko dan assesmen kebencanaan," ujar Anggun yang ditemani Kepala Divisi Diklat yang juga penanggungjawab teknis acara, Herman Satmoko.
Sementara itu Herman Satmoko menjelaskan, jumlah peserta Diklatsar sebanyak 300 orang, berasal dari berbagai latar belakang profesi, mulai dari aktivis kemanusiaan, jurnalis, perawat, mahasiswa hingga masyarakat umum.
Untuk materi, lanjut Herman, peserta akan dibekali dengan manajemen penyelamatan di air, di tebing, di gunung dan medical rescue. "Peserta juga mempelajari manajemen posko kebencanaan, dapur umum, sarana dan prasana komunikasi hingga mengelola keuangan," ungkapnya.
Dalam kaitan itu Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Majelis Ulama Indonesia Pusat, S Wijaya mendukung penuh langkah Badan Nasional SIGAP INDONESIA yang menggelar Diklatsar Nasional tersebut.
"LPB MUI Pusat siap memberikan dukungan jika kami dibutuhkan," ujarnya.
"Diklatsar manajemen kebencanaan ini akan diisi oleh para ahli di bidangnya, seperti badan geologi, BMKG, BNPB, Basarnas," kata Wakil Kepala Satuan Tugas Badan Nasional SIGAP INDONESIA, Anggun Darani dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (8/8/2022).
Menurut Anggun, Diklatsar ini akan melahirkan relawan Kebencanaan yang akan mengerti tentang tugas dan tanggungjawabnya saat berada di lokasi bencana.
Jika relawan telah menguasai tugasnya di area bencana, maka efektivitas dan pola kerja relawan akan lebih terorganisir serta tepat sasaran.
Dalam Diklatsar ini juga, kata Anggun, peserta akan dibekali dengan ilmu membuat peta daerah bencana dengan menggunakan peralatan modern seperti pesawat nirawak.
"Nantinya, citra dari foto drown itu akan memudahkan relawan memetakan daerah terdampak bencana dan memudahkan untuk membuka posko dan assesmen kebencanaan," ujar Anggun yang ditemani Kepala Divisi Diklat yang juga penanggungjawab teknis acara, Herman Satmoko.
Sementara itu Herman Satmoko menjelaskan, jumlah peserta Diklatsar sebanyak 300 orang, berasal dari berbagai latar belakang profesi, mulai dari aktivis kemanusiaan, jurnalis, perawat, mahasiswa hingga masyarakat umum.
Untuk materi, lanjut Herman, peserta akan dibekali dengan manajemen penyelamatan di air, di tebing, di gunung dan medical rescue. "Peserta juga mempelajari manajemen posko kebencanaan, dapur umum, sarana dan prasana komunikasi hingga mengelola keuangan," ungkapnya.
Dalam kaitan itu Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Majelis Ulama Indonesia Pusat, S Wijaya mendukung penuh langkah Badan Nasional SIGAP INDONESIA yang menggelar Diklatsar Nasional tersebut.
"LPB MUI Pusat siap memberikan dukungan jika kami dibutuhkan," ujarnya.