{jpg*2}    
     Bogor, 1/4 (ANTARA) - Sebuah buku berjudul "Laundry Hati" yang ditulis alumni Institut Pertanian Bogor Rini Hastuti diluncurkan di Kampus Barangsiang, Kota Bogor, Minggu.
     Dalam "talk show" pada peluncuran buku yang juga dihadiri Dekan
Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Dr Arief Satria itu, penulis yang
merupakan alumni Jurusan Agribisnis Angkatan 28 IPB itu memaparkan
bahwa tulisan dalam buku itu, merupakan pengalaman nyata.
     "Baik yang merupakan pengalaman pribadi yang dialami ataupun interaksi dalam kehidupan dengan masyarakat," kata penulis kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 1972 itu.
      Menurut dia, benang merah utama dari esensi tulisan-tulisan dalam buku itu adalah perlunya manusia untuk mendengarkan hatinya dalam bertindak.
      "Seringkali kita semua abai dengan (suara) hati," kata pembawa acara yang berkaitan dengan inspirasi perempuan di Cirebon TV, sekaligus kolumnis di sebuah koran lokal itu.
      Ia memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari yang dihadapi,
seringkali ditemui seseorang dalam hati mengetahui sebuah perbuatan itu salah, namun tetap dijalankan.
      "Itu adalah contoh bagaimana pengabaian hati itu," kata mantan Ketua Presidium Paduan Suara Mahasiswa IPB "Agria Swara" 1994-1995 itu.
       PSM IPB Agria Swara merupakan salah satu wadah ekspresi minat dan bakat mahasiswa IPB di bidang seni olah vokal.
 
                Kisah penjual serabi
       Menjawab pertanyaan pembedah buku, yakni Murni "Imung" Hernawati, rekan seangkatannya yang juga penyiar radio di Bogor kala mahasiswa, Rini Hastuti  mengemukakan sebuah hikmah kehidupan yang menginspirasinya dari seorang penjual serabi.
       "Kisah penjual serabi itu, adalah interaksi sosial riil yang saya
alami dan kemudian memberikan hikmah," katanya.
        Dalam kejadian itu, ia menceritakan dalam satu hari saat HUT
pernikahannya, dirinya sedang galau karena sang suami lupa sama sekali tentang hari istimewa itu.
        Akhirnya, dalam suasana seperti itu dirinya bertemu seorang ibu
penjual serabi, yang ditinggal suami karena satu sebab, dan harus
menghidupi tiga anak dengan berjualan makanan itu.
      "Ternyata, meski ibu penjual serabi itu  sendirian membesarkan
anaknya dengan menjual serabi, namun tetap 'fun' dan bisa menikmati hidup, dan itulah yang sangat bermakna dalam kehidupan saya," katanya.
         Dalam dialog, juga banyak terlontar pertanyaan dari yang hadir, di antaranya mengenai "perselingkuhan virtual" yang bisa lahir karena kemajuan teknologi.
        "CLBK (cinta lama bersemi kembali), dapat muncul dari
kegiatan semacam reuni, kemajuan teknologi informasi, dan lainnya.
        Namun, itu semua terpulang kepada pelakunya sendiri, jadi kita tidak bisa menyalahkan teknologi maupun forumnya," kata Rini Hastuti, yang punya segudang pengalaman kerja, namun tetap bangga menyebutkan profesi utamanya sebagai "ibu rumah tangga" itu.
       Terkait dengan judul buku, ia mengatakan bahwa "laundry" adalah sebuah pencucian, dan melalui tulisan dalam buku itu dirinya hendak mengajak semua untuk membersihkan "kotoran hati" melalui kisah inspiratif dalam kehidupan keseharian yang ada.
      Peneliti dan dosen Rahmi Purnomowati menyebut buku itu sebagai banyak membawa pesan moral, namun tidak menggurui atau menghakimi. (*)

Let's visit the most credible news portal
www.antaranews.com. One click away, Indonesia!

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024