Mataram (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebutkan tiga hotel berbintang tahun ini akan dibangun di Kota Mataram dengan nilai investasi hingga sekitar Rp4,5 triliun.
Kepala DPMPTSP Kota Mataram H Amiruddin di Mataram, Senin, menyebutkan tiga hotel yang akan terbangun itu adalah Hotel Ibis di samping Lombok Epicentrum Mall (LEM), Hotel Nindya Karya milik BUMN di depan Polda NTB, dan satu hotel lagi akan dibangun di Jalan Ismail Marzuki.
"Ketiga hotel berbintang itu sudah siap berinvestasi di Mataram, dengan total nilai investasi ketiga hotel tersebut mencapai sekitar Rp4,5 triliun," katanya.
Dikatakan, untuk Hotel Nindya Karya nilai investasi lebih dari Rp130 miliar, begitu juga dengan Hotel Ibis investasinya ratusan miliar rupiah, sedangkan hotel di Jalan Ismail Marzuki nilai investasi diprediksi sekitar Rp4,2 triliun.
"Tapi khusus untuk hotel di Jalan Ismail Marzuki, sampai saat ini masih menunggu kepastian untuk siap di bangun," katanya.
Menurutnya, realisasi pembangunan hotel di Jalan Ismail Marzuki dengan investasi Rp4,2 triliun itu masih terkendala beberapa masalah, seperti pengakuan perwakilan hotel, perjanjian yang sudah terjalin sebelumnya tidak sesuai dengan mata uang sekarang.
"Kondisi itu disebabkan oleh inflasi dan pertumbuhan ekonomi saat ini sehingga dia minta revisi. Itu yang saya dengar," katanya.
Selain itu mereka juga harus bayar royalti yang sudah tertunggak sejak 2016, itulah yang juga jadi perhatian mereka belum mulai bekerja tapi sudah dibebani.
Dikatakan, untuk rencana pembangunan hotel di Jalan Ismail Marzuki, investasinya tidak direalisasikan dalam satu tahun melainkan bertahap.
"Karena itulah, kita terus dorong hingga ke tingkat menteri agar hotel tersebut jadi dibangun," katanya.
Amin menambahkan pembangunan hotel dapat berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat, karena keberadaan hotel bisa membuka lapangan kerja, dan menyerap hasil produksi masyarakat lokal.
Kepala DPMPTSP Kota Mataram H Amiruddin di Mataram, Senin, menyebutkan tiga hotel yang akan terbangun itu adalah Hotel Ibis di samping Lombok Epicentrum Mall (LEM), Hotel Nindya Karya milik BUMN di depan Polda NTB, dan satu hotel lagi akan dibangun di Jalan Ismail Marzuki.
"Ketiga hotel berbintang itu sudah siap berinvestasi di Mataram, dengan total nilai investasi ketiga hotel tersebut mencapai sekitar Rp4,5 triliun," katanya.
Dikatakan, untuk Hotel Nindya Karya nilai investasi lebih dari Rp130 miliar, begitu juga dengan Hotel Ibis investasinya ratusan miliar rupiah, sedangkan hotel di Jalan Ismail Marzuki nilai investasi diprediksi sekitar Rp4,2 triliun.
"Tapi khusus untuk hotel di Jalan Ismail Marzuki, sampai saat ini masih menunggu kepastian untuk siap di bangun," katanya.
Menurutnya, realisasi pembangunan hotel di Jalan Ismail Marzuki dengan investasi Rp4,2 triliun itu masih terkendala beberapa masalah, seperti pengakuan perwakilan hotel, perjanjian yang sudah terjalin sebelumnya tidak sesuai dengan mata uang sekarang.
"Kondisi itu disebabkan oleh inflasi dan pertumbuhan ekonomi saat ini sehingga dia minta revisi. Itu yang saya dengar," katanya.
Selain itu mereka juga harus bayar royalti yang sudah tertunggak sejak 2016, itulah yang juga jadi perhatian mereka belum mulai bekerja tapi sudah dibebani.
Dikatakan, untuk rencana pembangunan hotel di Jalan Ismail Marzuki, investasinya tidak direalisasikan dalam satu tahun melainkan bertahap.
"Karena itulah, kita terus dorong hingga ke tingkat menteri agar hotel tersebut jadi dibangun," katanya.
Amin menambahkan pembangunan hotel dapat berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat, karena keberadaan hotel bisa membuka lapangan kerja, dan menyerap hasil produksi masyarakat lokal.