Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menggelar bazar pangan murah untuk menstabilkan harga sekaligus menekan inflasi sebagai dampak  kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Selain menstabilkan harga, bazar pangan murah sekaligus menjamin ketersediaan kebutuhan pokok," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Mataram H Lalu Johari di Mataram, Kamis.

Menurut Johari yang ditemui di sela memantau kegiatan bazar pangan murah di Lapangan Lanud AURI Kelurahan Rembiga, untuk melaksanakan kegiatan ini pihaknya melibatkan 13 pengusaha dan distributor bahan pokok.

"Kami juga bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) serta berkoordinasi dengan sejumlah anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)," katanya.

Menurutnya harga kebutuhan pokok yang dijual di bazar pangan murah di bawah harga pasar. Misalnya, beras premium dijual Rp8.800-Rp10.200 per kilogram harga pasar Rp11.000 per kilogram, minyak goreng Rp12.500 per liter harga pasar Rp13.500-Rp14.00 per liter.

Kemudian, harga gula pasir di bazar pangan murah dipatok Rp13.000-Rp14.000 per kilogram di pasar harganya Rp13.500-14.500 per kilogram, begitu juga dengan telur dijual Rp50.000-Rp52.000 per 30 butir sementara di pasar Rp56.000 per 30 butir.

Untuk komoditas pertanian, seperti bawang merah dijual dengan harga Rp22.000-Rp24.000 per kilogram di pasar tradisional bisa mencapai Rp25.000-Rp26.000 per kilogram, bawang putih Rp20.000 per kilogram harga pasar Rp21.000 per kilogram dan cabai Rp40.000 per kilogram sedangkan harga pasar Rp45.000 per kilogram.

"Harapan kami kegiatan bazar ini bisa membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga murah," ujarnya.

Apalagi, katanya, lokasi kegiatan bazar sengaja didekatkan dengan Kantor Lurah Rembiga yang sedang melaksanakan pencairan bantuan langsung tunai (BLT) BBM.

"Jadi masyarakat yang sudah terima BLT, bisa langsung belanja ke bazar sehingga bantuan tepat sasaran," katanya.

Johari menambahkan, dalam kegiatan bazar pangan murah ini pembeli boleh dari kalangan mana saja.

Untuk pemerataan, distributor membatasi pembelian jenis bahan pokok tertentu, seperti minyak goreng, satu orang maksimal boleh membeli satu dus atau isi 12 liter.

"Untuk telur, masyarakat boleh membeli berapa saja selama stok ada. Kalau telur ini dari kelompok binaan BI, jadi masyarakat boleh beli banyak," katanya.

Sementara Kamisah, salah satu pengunjung di bazar pasar murah mengatakan, kegiatan bazar ini sangat membantu. Apalagi mendekati Maulid Nabi di mana masyarakat akan membuat berbagai jajanan tradisional serta makanan khas lokal.

"Di sini (bazar-red) kami bisa membeli minyak, telur, gula, dan tepung dengan harga murah. Selisih harganya lumayan bisa untuk belanja yang lain," ujarnya.
 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024