Mataram, 26/5 (ANTARA) - Ratusan siswa dari Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melakukan corat-coret di kawasan hutan wisata Sesaot, Kabupaten Lombok Barat, setelah mereka dinyatakan lulus ujian nasional, Sabtu.

     Para siswa yang menggunakan baju seragam putih abu-abu yang sudah dicorat-coret itu, berbondong-bondong mendatangi kawasan hutan wisata yang dikenal dengan air sungainya yang dingin, dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua.

     Mereka ikut bergabung dengan para siswa dari Kabupaten Lombok Barat yang juga merayakan kelulusan mereka.

     Sekitar sepuluh pelajar laki-laki bahkan diduga merayakan kelulusan dengan meminum "berem", atau minuman keras tradisional yang terbuat dari air tape.

     Para pelajar yang duduk di pinggir sungai Sesaot berasal dari SMK Negeri dan SMA Negeri di Kota Mataram. Hal itu terlihat dari bedge atau tanda pengenal sekolah yang menempel di baju seragam mereka.

     Bahkan mereka menawarkan setengah gelas minuman keras yang dituang dari satu botol air mineral berukuran 600 mililiter kepada wartawan yang mendatangi mereka.

     "Mari om minum," ujar Aditya salah seorang pelajar dari salah satu SMK Negeri di Mataram, sambil menunjukkan gelas yang berisi setengah minuman keras berwarna putih keruh.

     Selain duduk berkumpul di pinggir sungai, para pelajar lainnya ada yang bermandi ria di sungai yang banyak batu besar.

     Ada juga pelajar yang menikmati makanan khas Lombok sate bulayak bersama pasangannya di sebuah tenda tertutup yang sudah disediakan para pedagang sate itu.

     Mereka seolah tidak malu berduaan di dalam tenda tertutup, meskipun menggunakan baju seragam sekolah.

     Ramdani, salah seorang siswi dari salah satu SMK Negeri di Kota Mataram mengaku memilih kawasan hutan wisata Sesaot, Kabupaten Lombok Barat sebagai lokasi perayaan kelulusan UN karena suasana alamnya yang asyik.

     "Asyik aja. Di sini ramai dan suasananya sejuk," ujar Ramdani yang dibonceng teman laki-lakinya sesama satu sekolah.

     Selain suasana yang asyik, Ramdani yang mengenakan baju seragam putih abu-abu yang penuh dengan coretan juga mengaku merayakan kelulusan ke kawasan hutan wisata Sesaot karena pihak sekolah melarang adanya aksi konvoi kendaraan disertai corat-coret di Kota Mataram.

     "Di Mataram suasananya sepi. Tidak boleh ada aksi konvoi kendaraan. Apalagi corat-coret baju seragam di depan sekolah. Makanya kami datang kesini," ujarnya.

     Sebelumnya, Kepada Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Mataram H Abdul Hamid, melarang siswanya berkonvoi kendaraan disertai aksi corat-coret baju seragam.

     Pemerintah Kota Mataram juga melarang siswa dari kabupaten/kota lainnya untuk menggelar aksi konvoi kendaraan di wilayahnya.

     Untuk mencegah aksi konvoi, Pemkot Mataram bersama aparat kepolisian menutup seluruh pintu masuk yang berbatasan dengan Kabupaten Lombok Barat.

     "Semua pintu masuk ke wilayah Kota Mataram yang ada di perbatasan Kabupaten Lombok Barat dijaga oleh aparat kepolisian dan satuan polisi pamong praja (Pol PP). Itu untuk mencegah siswa dari kabupaten/kota lain berkonvoi kendaraan di Mataram," ujarnya.

     Kawasan hutan wisata Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, yang berjarak sekitar 30 kilometer arah utara dari Kota Mataram, pada 2007 dihebohkan dengan beredarnya video mesum yang diduga dilakukan di dalam kawasan hutan lindung.

     Peredaran gambar mesum hubungan suami-istri yang dilakukan sepasang pemuda yang sedang pacaran tersebut cukup marak, tidak terbatas di kalangan masyarakat saja tetapi juga sudah beredar di kalangan pelajar. (*)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024