Mataram, 6/6 (ANTARA) - Sarjana masuk desa bekerja sama dengan kalangan pengusaha nasional, memanfaatkan keberadaan Rumah Potong Hewan Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, sebagai sarana penyembelihan ternak yang aman, sehat, utuh, dan higienis.

     Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB Erfan Rayes di Mataram, Rabu, mengatakan seluruh sarjana masuk desa (SMD) telah menandatangani nota kesepahaman bersama (MoU) dengan PT Dua Putra Perkasa, perusahaan yang bergerak di bidang pertanian dan peternakan.

     "Kedua belah pihak sudah menandatangani MoU. Tinggal tindaklanjutnya berupa pemotongan sapi di RPH. Sapinya berasal dari kelompok petani ternak binaan SMD," katanya.

     Ia mengatakan, dalam perjanjian kerja sama tersebut, sapi yang sudah dipotong di RPH Banyumulek, akan dipasarkan ke luar NTB oleh perusahaan yang beralamat di Bekasi, Jakarta itu.

     Para sarjana yang menjadi pendamping kelompok petani peternak akan memperoleh keuntungan dari hasil penjualan sapi ke pengusaha. Sapi yang dijual merupakan hasil penggemukan.

     Sementara pengusaha bisa memperoleh keuntungan dari margin penjualan daging sapi yang sudah memiliki standar aman, sehat, utuh dan higienis (Asuh) ke luar daerah.

     Menurut Erfan, pemanfaatan RPH oleh SMD yang bekerja sama dengan kalangan pengusaha sebagai salah satu upaya Pemerintah Provinsi NTB untuk mengoptimalkan keberadaan RPH tersebut.

     "Kami membuka ruang selebar-lebarnya bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan RPH Banyumulek untuk melakukan pemotongan ternak ruminansia agar daging yang dihasilkan bisa memenuhi unsur Asuh," katanya.

     Erfan menyebutkan, pemanfaatan RPH Banyumulek saat ini masih sebatas pada pemotongan sapi untuk kebutuhan sejumlah hotel di Pulau Lombok dan para jagal yang bermitra dengan PT Gerbang NTB Emas selaku Perusahaan Umum Daerah (Perusda) NTB yang juga diberikan kewenangan untuk memanfaatkan keberadaan RPH tersebut.

     Jumlah pemotongan sapi per hari berkisar antara lima hingga sepuluh ekor. Daging sapi yang dihasilkan dipasarkan dengan nama "Sasambo Beef".

     Ia mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengoptimalkan keberadaan RPH Banyumulek yang sudah berstandar internasional, salah satunya dengan melakukan penelitian bersama Kementerian Riset dan Teknologi.

     Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, juga telah meluncurkan Sistem Informasi Daerah (SIDa) berbasis kawasan beberapa waktyu lalu yang bertujuan untuk mendukung Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada 27 Mei 2011.  

     SIDa merupakan upaya pemberdayaan iptek dan inovasi berdasarkan keunggulan lokal, sebagai salah satu cara untuk mendorong produktifitas masyarakat, sehingga diharapkan akan memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.

     "Dengan peluncuran SIDa itu, maka kawasan Banyumulek termasuk kompleks RPH Banyumulek itu, akan dijadikan pusat pengembangan terpadu pertanian-peternakan, dengan aktivitas produksi sapi, pemeliharaan dan pemotongannya, industri pakan dan pupuk organik, dan pelatihan, serta pengembangan industri kreatif," kata Erfan. (*)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024