Mataram (ANTARA) - Ruas jalan provinsi yang telah dibebaskan di selatan jalan kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Desa Batujai Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, belum tersentuh aspal.
Pantauan Antara di Praya, Jumat, jalan yang berada tidak jauh dari kantor kampus Poltekpar Lombok dan Kantor Bupati Lombok Tengah tersebut terlihat berlumpur, karena belum di aspal.
Salah satu warga, Sahnah mengatakan jalan itu sudah lama tidak diperhatikan oleh pemerintah, pemerintah hanya menjanjikan saja dan tidak tahu kapan akan di aspal.
"Kasihan masyarakat tidak bisa menikmati jalan yang layak, apalagi kalau musim hujan seperti sekarang, banyak genangan air dan bahkan tekstur tanahnya berlumpur, karena belum ada aspalnya," katanya.
Di tempat yang sama, Nasir mengatakan dulu ketika pak Suhaili menjadi Bupati Lombok Tengah, Ia hanya mengatakan jalan itu milik provinsi. Masyarakat juga pernah melakukan protes dengan ikut menanam pisang di tengah jalan untuk menunjukkan keluhan jalan yang tak kunjung di perhatikan. Namun pasca kegiatan tersebut masyarakat yang ikut melakukan aksi mendapat teguran lansung dari Kepala Desa setempat .
"Masyarakat merasa di anak tirikan oleh pemerintah setempat, karena berbeda dengan daerah-daerah yang lain yaitu jalanannya sudah beraspal," katanya.
Masyarakat berharap jalan tersebut secepatnya di perbaiki, supaya masyarakat bisa beraktivitas dengan baik, bahkan jalan ini bisa menjadi alternatif ke jalan bypass Bandara Lombok.
"Kami berharap pemerintah memperbaiki jalan tersebut," katanya.
Pantauan Antara di Praya, Jumat, jalan yang berada tidak jauh dari kantor kampus Poltekpar Lombok dan Kantor Bupati Lombok Tengah tersebut terlihat berlumpur, karena belum di aspal.
Salah satu warga, Sahnah mengatakan jalan itu sudah lama tidak diperhatikan oleh pemerintah, pemerintah hanya menjanjikan saja dan tidak tahu kapan akan di aspal.
"Kasihan masyarakat tidak bisa menikmati jalan yang layak, apalagi kalau musim hujan seperti sekarang, banyak genangan air dan bahkan tekstur tanahnya berlumpur, karena belum ada aspalnya," katanya.
Di tempat yang sama, Nasir mengatakan dulu ketika pak Suhaili menjadi Bupati Lombok Tengah, Ia hanya mengatakan jalan itu milik provinsi. Masyarakat juga pernah melakukan protes dengan ikut menanam pisang di tengah jalan untuk menunjukkan keluhan jalan yang tak kunjung di perhatikan. Namun pasca kegiatan tersebut masyarakat yang ikut melakukan aksi mendapat teguran lansung dari Kepala Desa setempat .
"Masyarakat merasa di anak tirikan oleh pemerintah setempat, karena berbeda dengan daerah-daerah yang lain yaitu jalanannya sudah beraspal," katanya.
Masyarakat berharap jalan tersebut secepatnya di perbaiki, supaya masyarakat bisa beraktivitas dengan baik, bahkan jalan ini bisa menjadi alternatif ke jalan bypass Bandara Lombok.
"Kami berharap pemerintah memperbaiki jalan tersebut," katanya.