Stockholm (ANTARA/AFP) - Produsen telepon selular Sony Ericsson, Jumat, mengumumkan akan mengurangi 2.000 lebih karyawannya setelah perusahaan yang berkantor pusat di London itu menderita rugi 293 juta euro (384 juta dolar AS) dalam kuartal pertama tahun ini.

Grup usaha yang merugi pada kuartal ketiga dan keempat tahun lalu itu telah mendapat peringatan pada Maret bahwa kondisi keuangan kuartal pertamanya akan melemah karena resesi di negara-negara besar telah mengurangi permintaannya terhadap "handset" telepon selular.

Sony Ericsson menegaskan akan memangkas karyawannya lebih banyak dari yang telah diumumkan tahun lalu sebagai upaya menurunkan biaya dan mengembalikan perseroan ke jalur keuntungan.

"Program penghematan biaya yang diumumkan hari ini akan mencakup pengurangan lagi jumlah tenaga kerja yang diperkirakan 2.000 karyawan," kata perseroan dalam statemennya.

Kelesuan ekonomi dunia telah mengurangi pembelian "handset" telepon selular dan elektronik oleh konsumen, seperti yang dialami pada Sony Ericsson dan pemimpin pasar Nokia juga harus bersaing dengan sukses iPhone Apple, yang mendominasi segmen pasar atas.

Nokia melaporkan terjadinya anjlok 90 persen atas laba bersihnya selama kuartal pertama dan penurunan penjualan lebih dari 25 persen pada Kamis.

Ericsson mencoba untuk fokus bisnisnya di negara-negara yang pasarnya sedang berkembang cepat untuk mengurangi ketergantungannya pada pasar tradisional di wilayah Eropa yang hampir jenuh pasarnya.

Dengan cara itu perseroan hanya menjual teleponnya pada segmen bawah yang harganya lebih murah dan kompetisinya lebih ketat, kata para analis, meski demikian produk-produknya sulit untuk masuk di pasar negara berkembang seperti China dan India.

Di kuartal keempat tahun 2009, Sony Ericsson mengalami rugi sebesar 187 juta euro.

(*)


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024