Mataram, 20/7 (ANTARA) - Program konversi minyak tanah bersubsidi ke elpiji di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang direncanakan mulai 2012 dipastikan batal dan baru akan direalisasi di 2013.
"Tahun ini, tidak ada realisasi konversi elpiji di Pulau Sumbawa, sehingga baru akan direalisasi di 2013," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTB Eko Bambang Sutedjo, di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan, sudah ada surat resmi dari Dirjen Minyak dan Gas (Migas) Evita H Legowo, yang menyatakan program konversi elpiji di Pulau Sumbawa tidak bisa terlaksana di 2012, sehingga baru akan dilaksanakan di 2013.
Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah berupaya memasukan program konversi elpiji di Pulau Sumbawa itu dalam APBN Perubahan 2012, namun tidak disetujui DPR.
"Dalam surat Dirjen Migas kepada Pak Gubernur, DPR yang tidak setuju untuk tahun ini, sehingga dialokasikan pada 2013," ujar Eko.
Surat Dirjen Migas itu, lanjut Eko, sekaligus merupakan jawaban atas surat resmi Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, yang berisi permintaan realisasi program konversi elpiji di Pulau Sumbawa, dan tambahan paket elpiji untuk Pulau Lombok.
Semula direncanakan program konversi elpiji kemasan tiga kilogram di lima kabupaten/kota di Pulau Sumbawa, dimulai pada pertengahan 2011 atau setelah program konversi elpiji di lima kabupaten/kota di Pulau Lombok yang dimulai pertengahan 2010 dirampungkan.
Namun, rencana tersebut terulur karena program konversi elpiji di Pulau Lombok juga terulur hingga akhir 2011.
Konversi elpiji di Pulau Lombok, sudah dirampungkan pendistribusiannya dalam dua tahapan yang mencakup 679.071 paket, terdiri dari 676.883 paket rumah tangga dan 2.188 paket usaha mikro.
Paket elpiji yang dibagikan secara gratis kepada keluarga miskin itu terdiri dari tabung tiga kilogram, kompor gas, selang dan regulator Standar Nasional Indonesia (SNI).
Namun, diakhir pendistribusian tahap kedua muncul lagi data susulan penerima paket elpiji bersubsidi yang diajukan Pemerintah Provinsi NTB yang mengacu kepada data yang diajukan pemerintah daerah di lima kabupaten/kota.
Data susulan itu pun awalnya sebanyak 96.870 rumah tangga sasaran, namun ternyata berkembang menjadi 261.808 rumah tangga.
Karena itu, sambil mengupayakan tindak lanjut distribusi elpiji bersubsidi tahap ketiga untuk Pulau Lombok, Gubernur NTB meminta program konversi elpiji di Pulau Sumbawa direalisasi, di 2012 namun ternyata terulur ke 2013.
"Data sementara dalam usulan program konversi di Pulau Sumbawa untuk sebanyak 250 ribu rumah tangga dan usaha mikro. Untuk tambahan paket elpiji di Pulau Lombok diusulkan sebanyak 261.808 rumah tangga dan usaha mikro, sehingga kalau disetujui totalnya lebih dari 500 ribu sasaran," ujar Eko. (*)
"Tahun ini, tidak ada realisasi konversi elpiji di Pulau Sumbawa, sehingga baru akan direalisasi di 2013," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTB Eko Bambang Sutedjo, di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan, sudah ada surat resmi dari Dirjen Minyak dan Gas (Migas) Evita H Legowo, yang menyatakan program konversi elpiji di Pulau Sumbawa tidak bisa terlaksana di 2012, sehingga baru akan dilaksanakan di 2013.
Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah berupaya memasukan program konversi elpiji di Pulau Sumbawa itu dalam APBN Perubahan 2012, namun tidak disetujui DPR.
"Dalam surat Dirjen Migas kepada Pak Gubernur, DPR yang tidak setuju untuk tahun ini, sehingga dialokasikan pada 2013," ujar Eko.
Surat Dirjen Migas itu, lanjut Eko, sekaligus merupakan jawaban atas surat resmi Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, yang berisi permintaan realisasi program konversi elpiji di Pulau Sumbawa, dan tambahan paket elpiji untuk Pulau Lombok.
Semula direncanakan program konversi elpiji kemasan tiga kilogram di lima kabupaten/kota di Pulau Sumbawa, dimulai pada pertengahan 2011 atau setelah program konversi elpiji di lima kabupaten/kota di Pulau Lombok yang dimulai pertengahan 2010 dirampungkan.
Namun, rencana tersebut terulur karena program konversi elpiji di Pulau Lombok juga terulur hingga akhir 2011.
Konversi elpiji di Pulau Lombok, sudah dirampungkan pendistribusiannya dalam dua tahapan yang mencakup 679.071 paket, terdiri dari 676.883 paket rumah tangga dan 2.188 paket usaha mikro.
Paket elpiji yang dibagikan secara gratis kepada keluarga miskin itu terdiri dari tabung tiga kilogram, kompor gas, selang dan regulator Standar Nasional Indonesia (SNI).
Namun, diakhir pendistribusian tahap kedua muncul lagi data susulan penerima paket elpiji bersubsidi yang diajukan Pemerintah Provinsi NTB yang mengacu kepada data yang diajukan pemerintah daerah di lima kabupaten/kota.
Data susulan itu pun awalnya sebanyak 96.870 rumah tangga sasaran, namun ternyata berkembang menjadi 261.808 rumah tangga.
Karena itu, sambil mengupayakan tindak lanjut distribusi elpiji bersubsidi tahap ketiga untuk Pulau Lombok, Gubernur NTB meminta program konversi elpiji di Pulau Sumbawa direalisasi, di 2012 namun ternyata terulur ke 2013.
"Data sementara dalam usulan program konversi di Pulau Sumbawa untuk sebanyak 250 ribu rumah tangga dan usaha mikro. Untuk tambahan paket elpiji di Pulau Lombok diusulkan sebanyak 261.808 rumah tangga dan usaha mikro, sehingga kalau disetujui totalnya lebih dari 500 ribu sasaran," ujar Eko. (*)