Mataram, 10/8 (ANTARA) - Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Nusa Tenggara Barat triwulan II 2012 mencapai Rp12,21 triliun atau mengalami peningkatan 5,40 persen dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp11,58 triliun.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB H Soegarenda, di Mataram, Jumat mengatakan, pertumbuhan ekonomi ke arah positif pada triwulan II 2012 disebabkan adanya berbagai kegiatan pariwisata, baik yang bersifat nasional maupun internasional, sehingga beberapa sektor terkait seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor angkutan ikut tumbuh positif.
"Selain itu, kondisi sektor pertanian dan sektor pertambangan serta galian juga tumbuh positif, jika dibandingkan pada triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi atau tumbuh negatif," katanya.
Ia mengatakan, PDRB Provinsi NTB dengan subsektor pertambangan nonmigas atas dasar harga (adh) berlaku mencapai Rp12,21 triliun, sedangkan adh konstan mencapai Rp4,72 triliun.
Sementara tanpa subsektor pertambangan nonmigas adh berlaku mencapai Rp10,18 triliun, sedangkan adh konstan mencapai Rp4,10 triliun.
Soegarenda mengatakan, komposisi peranan masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB Provinsi NTB pada triwulan II 2012 adalah sektor primer sebesar 43,05 persen, di mana 24,27 persen diantaranya atau Rp2,96 triliun berasal dari sektor pertanian dan 18,78 persen atau Rp2,29 triliun berasal dari sektor pertambangan dan penggalian.
"Sektor ekonomi lain yang memberikan kontribusi cukup besar dalam capaian PDRB Provinsi NTB adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor jasa-jasa yaitu masing-masing sebesar 16,90 persen dan 13,75 persen," katanya.
Ia mengatakan, PDRB Provinsi NTB jika ditinjau dari sisi pengeluaran, perekonomian pada triwulan II 2012 tetap didominasi oleh komponen konsumsi rumah tangga, yaitu mencapai Rp6,31 triliun.
Hal itu secara tidak langsung memberikan indikasi jika konsumsi rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap besaran PDRB NTB dari waktu ke waktu.
Komponen PDRB pengeluaran yang juga memberikan andil yang cukup signifikan adalah komponen eskpor. Selama triwulan II 2012, komponen ekspor mencapai Rp3,29 triliun, dimana produk ekspor 90 persen adalah komoditas bahan tambang nonmigas.
Sementara komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mampu memberikan kontribusi yang cukup tinggi pada triwulan II 2012, yaitu mencapai Rp3,82 triliun.
"Di sisi lain, komponen impor yang menjadi pengurang dalam PDRB selama triwulan II 2012 mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan I 2012, yaitu dari Rp2,61 triliun menjadi Rp2,95 triliun," kata Soegarenda. (*)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB H Soegarenda, di Mataram, Jumat mengatakan, pertumbuhan ekonomi ke arah positif pada triwulan II 2012 disebabkan adanya berbagai kegiatan pariwisata, baik yang bersifat nasional maupun internasional, sehingga beberapa sektor terkait seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor angkutan ikut tumbuh positif.
"Selain itu, kondisi sektor pertanian dan sektor pertambangan serta galian juga tumbuh positif, jika dibandingkan pada triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi atau tumbuh negatif," katanya.
Ia mengatakan, PDRB Provinsi NTB dengan subsektor pertambangan nonmigas atas dasar harga (adh) berlaku mencapai Rp12,21 triliun, sedangkan adh konstan mencapai Rp4,72 triliun.
Sementara tanpa subsektor pertambangan nonmigas adh berlaku mencapai Rp10,18 triliun, sedangkan adh konstan mencapai Rp4,10 triliun.
Soegarenda mengatakan, komposisi peranan masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB Provinsi NTB pada triwulan II 2012 adalah sektor primer sebesar 43,05 persen, di mana 24,27 persen diantaranya atau Rp2,96 triliun berasal dari sektor pertanian dan 18,78 persen atau Rp2,29 triliun berasal dari sektor pertambangan dan penggalian.
"Sektor ekonomi lain yang memberikan kontribusi cukup besar dalam capaian PDRB Provinsi NTB adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor jasa-jasa yaitu masing-masing sebesar 16,90 persen dan 13,75 persen," katanya.
Ia mengatakan, PDRB Provinsi NTB jika ditinjau dari sisi pengeluaran, perekonomian pada triwulan II 2012 tetap didominasi oleh komponen konsumsi rumah tangga, yaitu mencapai Rp6,31 triliun.
Hal itu secara tidak langsung memberikan indikasi jika konsumsi rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap besaran PDRB NTB dari waktu ke waktu.
Komponen PDRB pengeluaran yang juga memberikan andil yang cukup signifikan adalah komponen eskpor. Selama triwulan II 2012, komponen ekspor mencapai Rp3,29 triliun, dimana produk ekspor 90 persen adalah komoditas bahan tambang nonmigas.
Sementara komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mampu memberikan kontribusi yang cukup tinggi pada triwulan II 2012, yaitu mencapai Rp3,82 triliun.
"Di sisi lain, komponen impor yang menjadi pengurang dalam PDRB selama triwulan II 2012 mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan I 2012, yaitu dari Rp2,61 triliun menjadi Rp2,95 triliun," kata Soegarenda. (*)