Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, berupaya mengatasi saluran pertanian yang tersumbat yang bisa memicu terjadinya gagal panen.
"Hampir setiap hari kami selalu koordinasi dengan tim Dinas PUPR untuk mengontrol saluran air pertanian, agar tetap lancar dan tidak terjadi sumbatan sehingga air masuk dan menggenangi sawah petani," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram Dedy Supriady di Mataram, Rabu.
Pernyataan itu disampaikan setelah sempat terjadinya sumbatan saluran di daerah Jempong bagian Lingkar Selatan, yang memicu air masuk ke areal sawah petani yang ditanami padi dan siap panen. Hal itu terjadi karena sejak awal Oktober 2022, Kota Mataram diguyur hujan terus menerus dengan intensitas sedang hingga lebat.
"Masalah saluran yang tersumbat itu, sekarang sudah diperbaiki oleh pihak Dinas PUPR, harapan kita pihak PUPR bisa terus melakukan pemantauan agar hal itu tidak terulang lagi," katanya.
Menurutnya, areal pertanian yang dikhawatirkan terdampak akibat hujan deras yang terjadi secara terus menerus selama bulan Oktober ini, adalah areal pertanian di bagian selatan. Pasalnya, kondisi topografi relatif lebih cekung dan berada di kawasan hilir, sehingga dikhawatirkan air akan menggenangi sawah petani hingga bisa merusak tanaman padi.
"Tapi Alhamdulillah, hingga saat ini belum ada laporan dari petani yang gagal panen, atau padi rusak akibat hujan yang terjadi terus menerus," katanya.
Dengan demikian, lanjutnya, kondisi cuaca saat ini diyakini tidak mengganggu target produksi padi sebesar 25 ribu ton.
"Insya Allah, target produksi padi tahun 2022 sebesar 25 ribu ton bisa tercapai," kata Dedy.
Di sisi lain, tambahnya, para penyuluh pertanian di Distan Kota Mataram juga aktif melakukan pemantauan dan mengedukasi para petani serta membantu petani dalam meningkatkan keterampilan teknis dan pengetahuan untuk peningkatan produksi.
"Hampir setiap hari kami selalu koordinasi dengan tim Dinas PUPR untuk mengontrol saluran air pertanian, agar tetap lancar dan tidak terjadi sumbatan sehingga air masuk dan menggenangi sawah petani," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram Dedy Supriady di Mataram, Rabu.
Pernyataan itu disampaikan setelah sempat terjadinya sumbatan saluran di daerah Jempong bagian Lingkar Selatan, yang memicu air masuk ke areal sawah petani yang ditanami padi dan siap panen. Hal itu terjadi karena sejak awal Oktober 2022, Kota Mataram diguyur hujan terus menerus dengan intensitas sedang hingga lebat.
"Masalah saluran yang tersumbat itu, sekarang sudah diperbaiki oleh pihak Dinas PUPR, harapan kita pihak PUPR bisa terus melakukan pemantauan agar hal itu tidak terulang lagi," katanya.
Menurutnya, areal pertanian yang dikhawatirkan terdampak akibat hujan deras yang terjadi secara terus menerus selama bulan Oktober ini, adalah areal pertanian di bagian selatan. Pasalnya, kondisi topografi relatif lebih cekung dan berada di kawasan hilir, sehingga dikhawatirkan air akan menggenangi sawah petani hingga bisa merusak tanaman padi.
"Tapi Alhamdulillah, hingga saat ini belum ada laporan dari petani yang gagal panen, atau padi rusak akibat hujan yang terjadi terus menerus," katanya.
Dengan demikian, lanjutnya, kondisi cuaca saat ini diyakini tidak mengganggu target produksi padi sebesar 25 ribu ton.
"Insya Allah, target produksi padi tahun 2022 sebesar 25 ribu ton bisa tercapai," kata Dedy.
Di sisi lain, tambahnya, para penyuluh pertanian di Distan Kota Mataram juga aktif melakukan pemantauan dan mengedukasi para petani serta membantu petani dalam meningkatkan keterampilan teknis dan pengetahuan untuk peningkatan produksi.