Mataram, 11/9 (ANTARA) - Kontak Tani Nelayan Andalan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat berencana belajar tentang budi daya perikanan di Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur yang sudah menerapkan pengembangan komoditas ikan air tawar di wilayah perkotaan.
"Kami akan fasilitasi kelompok peternak ikan yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Mataram untuk belajar ke Wonocolo," kata Kepala Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kota Mataram H Bondan Wisnujati, di Mataram, Selasa.
Menurut dia, program studi banding tersebut bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada para kelompok peternak ikan tentang tata cara budi daya ikan air tawar di wilayah perkotaan.
Pihaknya sudah melakukan observasi ke Wonocolo untuk melihat perkembangan budidaya ikan air tawar yang hampir merata di seluruh kelurahan.
Dengan melihat pola budi daya yang diterapkan masyarakat Wonocolo, kata Bondan, para peternak ikan air tawar di Kota Mataram, diharapkan akan termotivasi untuk menerapkan hal yang sama dengan memanfaatkan pekarangan yang relatif terbatas.
"Memang kendala untuk mengembangkan budi daya perikanan air tawar di Kota Mataram adalah masalah lahan yang semakin menyempit akibat pembangunan berbagai infrastruktur, namun dengan adanya teknologi tepat guna bisa menjadi solusi," ujarnya.
Menurut Bondan, bisnis ikan air tawar di Kota Mataram, cukup menjanjikan. Peluang pasarnya cukup luas, bahkan para peternak ikan yang ada masih belum mampu memenuhi tingginya permintaan pasar.
Permintaan berbagai jenis ikan air tawar, seperti patin, lele, gurami dan ikan nila cukup tinggi, tidak hanya di Kota Mataram, namun juga di seluruh pelosok NTB.
Hal itu sebagai dampak dari berkembangnya pariwisata daerah dan tumbuhnya usaha kuliner berbahan baku ikan.
Oleh sebab itu, kata dia, para penyuluh perikanan terus berupaya memotivasi masyarakat Kota Mataram untuk memanfaatkan lahan pekarangannya sebagai lokasi budi daya ikan air tawar, meskipun jumlahnya relatif sedikit.
"Masyarakat juga bisa memanfaatkan aliran sungai sebagai lahan budi daya dengan sistem keramba. Di Mataram, ini ada beberapa kali dan sungai-sungai kecil yang bisa dimanfaatkan untuk budi daya ikan air tawar," ujarnya. (*)
"Kami akan fasilitasi kelompok peternak ikan yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Mataram untuk belajar ke Wonocolo," kata Kepala Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kota Mataram H Bondan Wisnujati, di Mataram, Selasa.
Menurut dia, program studi banding tersebut bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada para kelompok peternak ikan tentang tata cara budi daya ikan air tawar di wilayah perkotaan.
Pihaknya sudah melakukan observasi ke Wonocolo untuk melihat perkembangan budidaya ikan air tawar yang hampir merata di seluruh kelurahan.
Dengan melihat pola budi daya yang diterapkan masyarakat Wonocolo, kata Bondan, para peternak ikan air tawar di Kota Mataram, diharapkan akan termotivasi untuk menerapkan hal yang sama dengan memanfaatkan pekarangan yang relatif terbatas.
"Memang kendala untuk mengembangkan budi daya perikanan air tawar di Kota Mataram adalah masalah lahan yang semakin menyempit akibat pembangunan berbagai infrastruktur, namun dengan adanya teknologi tepat guna bisa menjadi solusi," ujarnya.
Menurut Bondan, bisnis ikan air tawar di Kota Mataram, cukup menjanjikan. Peluang pasarnya cukup luas, bahkan para peternak ikan yang ada masih belum mampu memenuhi tingginya permintaan pasar.
Permintaan berbagai jenis ikan air tawar, seperti patin, lele, gurami dan ikan nila cukup tinggi, tidak hanya di Kota Mataram, namun juga di seluruh pelosok NTB.
Hal itu sebagai dampak dari berkembangnya pariwisata daerah dan tumbuhnya usaha kuliner berbahan baku ikan.
Oleh sebab itu, kata dia, para penyuluh perikanan terus berupaya memotivasi masyarakat Kota Mataram untuk memanfaatkan lahan pekarangannya sebagai lokasi budi daya ikan air tawar, meskipun jumlahnya relatif sedikit.
"Masyarakat juga bisa memanfaatkan aliran sungai sebagai lahan budi daya dengan sistem keramba. Di Mataram, ini ada beberapa kali dan sungai-sungai kecil yang bisa dimanfaatkan untuk budi daya ikan air tawar," ujarnya. (*)