Mataram (ANTARA) - Dinas Perindustrian Nusa Tenggara Barat menyiapkan sumber daya manusia industri kecil menengah (IKM) yang mampu memproduksi bumbu atau yang biasa disebut saus sebagai bahan yang paling penting dalam pembuatan rokok.
Kepala Dinas Perindustrian NTB, Nuryanti, di Mataram, Senin, mengatakan industri rokok di NTB, semakin meningkat, dilihat dari meningkatnya pertumbuhan IKM pengolahan tembakau yang memproduksi olahan tembakau untuk rokok, mulai dari tembakau iris sampai dengan sigaret kretek tangan. "Dalam kegiatan produksi industri rokok membutuhkan satu bahan penting, yaitu saus rokok yang nantinya akan memberikan cita rasa maupun aroma dari produk rokok," katanya.
Ia mengatakan penyiapan sumber daya manusia IKM bumbu rokok tersebut dimulai dengan bimbingan teknis yang diikuti oleh 20 orang peserta yang berasal dari mahasiswa, dosen dan masyarakat desa.
Tujuan bimbingan teknis tersebut untuk menyasar kebutuhan industri rokok di NTB, di mana sebagian besar kebutuhannya dipenuhi dari luar daerah seperti Pulau Jawa. Kegiatan yang dilaksanakan selama lima hari itu dipandu oleh akademisi dari Fakultas Teknologi Pertanian, dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Universitas Mataram.
Para akademisi itu memberikan pengetahuan teknis pembuatan ekstrak dan bumbu rokok dari berbagai macam bahan rempah-rempah seperti cengkeh, kapulaga, daun kayu putih dan daun cengkeh.
Melalui bimbingan teknis tersebut, Nuryanti berharap NTB nantinya bisa menjadi produsen saus rokok khas tersendiri dan akan digunakan oleh para pelaku IKM olahan tembakau rokok. "Harapannya nanti masyarakat kita di NTB, bisa membuat saus sendiri dan bisa dipasarkan nanti ke IKM-IKM rokok, yang utama saus kita nanti bisa rendah nikotin dan tar supaya tidak terlalu merusak," ujarnya.
Baca juga: OJK-Disperin NTB bersinergi siapkan SDM industri 4.0
Baca juga: Disperin NTB akan menjadikan pangan olahan lokal paket jamaah haji
Sementara itu, Maemunah, salah satu peserta bimbingan teknis mengaku senang karena mendapatkan pengetahuan tentang tata cara membuat saus rokok menggunakan bahan alami sehingga bisa menjadi potensi usaha baru. "Saya sangat berterima kasih karena mendapat kesempatan untuk bisa lebih tahu potensi pengolahan ekstrak minyak atsiri ke depannya dan potensi pasar produk olahannya," tuturnya.
Setelah mendapatkan materi di dalam kelas, para peserta bimbingan teknis diberikan kesempatan mengunjungi industri minyak atsiri yang dikelola oleh IKM Kaffah, di Desa Tete Batu, Lombok Timur. IKM Kaffah adalah salah satu binaan Dinas Perindustrian NTB yang memproduksi berbagai macam produk minyak atsiri mulai dari minyak atsiri cengkeh, kayu putih, serai dan eucalyptus.
Kepala Dinas Perindustrian NTB, Nuryanti, di Mataram, Senin, mengatakan industri rokok di NTB, semakin meningkat, dilihat dari meningkatnya pertumbuhan IKM pengolahan tembakau yang memproduksi olahan tembakau untuk rokok, mulai dari tembakau iris sampai dengan sigaret kretek tangan. "Dalam kegiatan produksi industri rokok membutuhkan satu bahan penting, yaitu saus rokok yang nantinya akan memberikan cita rasa maupun aroma dari produk rokok," katanya.
Ia mengatakan penyiapan sumber daya manusia IKM bumbu rokok tersebut dimulai dengan bimbingan teknis yang diikuti oleh 20 orang peserta yang berasal dari mahasiswa, dosen dan masyarakat desa.
Tujuan bimbingan teknis tersebut untuk menyasar kebutuhan industri rokok di NTB, di mana sebagian besar kebutuhannya dipenuhi dari luar daerah seperti Pulau Jawa. Kegiatan yang dilaksanakan selama lima hari itu dipandu oleh akademisi dari Fakultas Teknologi Pertanian, dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Universitas Mataram.
Para akademisi itu memberikan pengetahuan teknis pembuatan ekstrak dan bumbu rokok dari berbagai macam bahan rempah-rempah seperti cengkeh, kapulaga, daun kayu putih dan daun cengkeh.
Melalui bimbingan teknis tersebut, Nuryanti berharap NTB nantinya bisa menjadi produsen saus rokok khas tersendiri dan akan digunakan oleh para pelaku IKM olahan tembakau rokok. "Harapannya nanti masyarakat kita di NTB, bisa membuat saus sendiri dan bisa dipasarkan nanti ke IKM-IKM rokok, yang utama saus kita nanti bisa rendah nikotin dan tar supaya tidak terlalu merusak," ujarnya.
Baca juga: OJK-Disperin NTB bersinergi siapkan SDM industri 4.0
Baca juga: Disperin NTB akan menjadikan pangan olahan lokal paket jamaah haji
Sementara itu, Maemunah, salah satu peserta bimbingan teknis mengaku senang karena mendapatkan pengetahuan tentang tata cara membuat saus rokok menggunakan bahan alami sehingga bisa menjadi potensi usaha baru. "Saya sangat berterima kasih karena mendapat kesempatan untuk bisa lebih tahu potensi pengolahan ekstrak minyak atsiri ke depannya dan potensi pasar produk olahannya," tuturnya.
Setelah mendapatkan materi di dalam kelas, para peserta bimbingan teknis diberikan kesempatan mengunjungi industri minyak atsiri yang dikelola oleh IKM Kaffah, di Desa Tete Batu, Lombok Timur. IKM Kaffah adalah salah satu binaan Dinas Perindustrian NTB yang memproduksi berbagai macam produk minyak atsiri mulai dari minyak atsiri cengkeh, kayu putih, serai dan eucalyptus.