Jakarta (ANTARA) - Pebalap Red Bull Max Verstappen menegaskan tak pernah menjadi rekan setim yang buruk namun enggan menjelaskan secara gamblang akar masalah kenapa dia tak mau mengalah untuk Sergio Perez di Interlagos akhir pekan lalu.

Juara dunia dua kali itu gagal bersinar di Grand Prix Sao Paulo, Brazil, akhir pekan lalu dan terlibat perseteruan dengan sesama rekan satu tim Sergio Perez.

Red Bull memberi arahan Perez agar memberi jalan kepada Verstappen dengan syarat posisinya akan dikembalikan apabila pebalap Belanda itu tak mampu menyalip pebalap Alpine Fernando Alonso untuk posisi finis kelima.

Sementara Perez memerlukan poin sebanyak mungkin untuk mengalahkan pebalap Ferrari Charles Leclerc dalam perebutan peringkat dua klasemen saat Verstappen telah mengunci gelar juara dunia keduanya. Red Bull belum pernah finis 1-2 dalam klasemen pebalap.

Verstappen yang juga mendapat penalti karena menyebabkan tabrakan dengan pebalap Mercedes Lewis Hamilton, diinstruksikan oleh engineer tim Red Bull Gianpiero Lambiase agar membiarkan Perez lewat supaya finis lebih tinggi tapi mengabaikan arahan itu dan menyelesaikan lomba di depan sang pebalap Meksiko yang finis P7.

"Ini bukan soal posisi," kata Verstappen pada sesi jumpa pers jelang Grand Prix Abu Dhabi di Yas Marina dalam laman resmi FIA Kamis.

"Ini soal hal yang terjadi lebih awal pada musim ini dan saya telah menjelaskannya di Meksiko dan tim memahami itu dan setuju." Entah apa yang disepakati, Verstappen menuju Brazil untuk balapan dan meraih hasil sebaik mungkin, namun ternyata ada sedikit miskomunikasi.

"Pada Sabtu dan Minggu tak ada yang mengatakan kepada saya soal potensi bertukar posisi atau apapun. Perintah itu datang pada lap terakhir lewat radio. Setelah balapan kami berdiskusi dengan baik dan menjelaskan duduk perkaranya dan semuanya telah dipecahkan."

"Melihat ke belakang, kami harusnya mengadakan pembicaraan itu lebih dahulu karena saya tak pernah menjadi rekan satu tim yang buruk kepada siapapun, saya selalu membantu dan tim tahu itu. "Saya selalu mengutamakan tim karena pada akhirnya, ini adalah upaya bersama tim. Saya rasa apa yang dapat kami pelajari dari itu adalah kami harus sedikit lebih terbuka dan berkomunikasi dengan lebih baik satu sama lain."

Seusai balapan, Verstappen muncul sebagai "antagonis" dalam berbagai pemberitaan media karena dia tak mau mengalah, padahal sudah mengamankan gelar juara dunia saat Perez membutuhkan poin sebanyak-banyaknya dalam pertarungan untuk peringkat dua klasemen melawan pebalap Ferrari Charles Leclerc.

Perez dan Leclerc kini imbang dengan masing-masing 290 poin, namun pebalap Ferrari itu menang 3-2 soal jumlah kemenangan balapan. Leclerc juga tak dibantu Ferrari untuk bisa finis di depan Carlos Sainz yang naik podium hari itu bersama duet Mercedes George Russell dan Lewis Hamilton.

Verstappen juga menyalahkan media karena telah membentuk opini negatif terhadap dirinya dengan tanpa tahu gambaran sebenarnya, namun dia juga enggan menjelaskan dengan gamblang akar masalah dia tak mau mengalah.

Bahkan, dampaknya, keluarga Verstappen mendapat ancaman dan dirundung lewat media sosial. "Saya tidak akan menjelaskan detail apa penyebabnya, karena hanya saya, tim saya saja yang tahu. Tapi sangat mengecewakan ketika Anda tidak mengetahui fakta sepenuhnya, kemudian langsung menulis hal-hal buruk. "Sangat mengecewakan membaca hal-hal seperti ini, karena saya tahu siapa diri saya, tim tahu bagaimana saya bekerja dengan mereka dan saya selalu baik terhadap tim ini."

Komentator berspekulasi bahwa Verstappen kemungkinan dibuat kesal saat Perez sepertinya sengaja menabrakkan diri pada kualifikasi GP Monako di mana dia start P3 dan Verstappen P4. Perez memenangi balapan tersebut dan Verstappen pada peringkat tiga setelah pistop "double stack".

Baca juga: Red Bull waspadai ancaman Mercedes berkaca dari sprint race
Baca juga: Pebalap Hamilton incar kontrak jangka panjang Mercedes

Namun, Perez membantah dengan sengaja melakukan itu untuk mengamankan posisi start yang lebih baik di Monako. "Rumor itu salah," kata Perez. "Kami telah membahas apa yang terjadi di Sao Paulo secara internal dan kami telah sepakat untuk kepentingan tim bahwa ini harus tetap internal, apa yang kami diskusikan di dalam tim. "Saya rasa kami berdua sudah dewasa, kami akan mampu melupakan ini dan menatap ke depan," kata Perez.




 

Pewarta : Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024