Mataram (ANTARA) - Ketua DPW Partai NasDem Nusa Tenggara Barat yang baru, Willy Aditya, menegaskan, mundurnya Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalilah, sebagai ketua DPW Partai NasDem tidak akan berpengaruh terhadap suara partai dan pencalonan Anies Baswedan di wilayah itu di Pemilu 2024 mendatang.
"Kalau secara eksternal tidak terlalu banyak berpengaruh dari sisi politik NasDem yang sudah mendeklarasikan Pak Anies Baswedan sebagai calon presiden. Tentu NasDem punya capres dan memiliki "branding" yang kuat di Pemilu 2024, sehingga secara pertarungan politik tidak ada pengaruhnya," kata Aditya, saat ditanya wartawan seusai rapat konsolidasi dengan jajaran pengurus DPW dan DPW NasDem se-NTB di Mataram, Jumat.
Ia menyatakan keputusan DPP Partai NasDem untuk mencalonkan Baswedan sebagai Presiden 2024 mendatang, justru telah meningkatkan popularitas partai dan nama Baswedan di NTB.
"Kenapa saya ditugaskan disini (NTB) karena selain saya memang timnya Pak Anies, saya juga Bapilu Partai NasDem, sehingga mengurus dan bagaimana proses memenangkan saya tahu. Ibarat-nya kalau ada mur yang longgar, oli yang macet saya menguatkan itu. Jadi tugas saya lebih banyak ke hal-hal seperti itu," ujarnya.
Anggota DPR periode 2019-2024 ini, mengatakan, seluruh pengurus dan kader Partai NasDem di NTB akan tetap solid meski posisi ketua DPW telah berganti. Karena bagaimanapun, menurutnya, perubahan yang terjadi di tubuh Partai NasDem NTB merupakan dinamika internal yang biasa terjadi, sehingga disikapi-nya pun juga secara internal.
"Kalau NasDem ini benar-benar kepengurusan-nya itu representasi dari semua pihak dan NasDem itu restorasi-nya rekonsiliasi. Di NasDem itu tidak ada politik dendam, tidak ada. Yang ikut ya ikut, kalau nggak mau ikut ya nggak apa-apa," ucapnya.
Oleh karena itu, dia mengaku tidak khawatir dengan desas desus mundurnya Wagub NTB dari Partai NasDem akan membawa gerbong-nya untuk beralih ke partai lain. Mengingat, adik kandung Wakil Gubernur NTB, yakni Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi, menjabat sebagai ketua harian Partai Perindo.
Hal ini ditambah tidak hadirnya Sekretaris Wilayah DPW NasDem NTB yang diemban M Nashib Ikroman saat penyerahan surat keputusan ketua DPW NasDem NTB yang baru.
"Berpisah itu bukan sesuatu hal yang perlu ditangisi dan marah-marahan. Itulah bedanya pendewasaan politik yang lebih dewasa dengan politik yang ke kanak-kanakan. Untuk itu, kalau ada gerbong Ibu Rohmi yang keluar, kita hormati karena itu pilihan. Karena partai terbuka saja. Rizki anak soleh pasti ada saja yang datang," kata Aditya.
Menurut dia, saat ini magnet Partai NasDem adalah ABaswedan, sehingga bagaimanapun seluruh pengurus dan kader harus mendukung Baswedan sebagai calon presiden.
"Ada yang bilang TGB tokoh, Ibu Rohmi tokoh tentu iya. Tapi real magnet itu sekarang adalah Anies Baswedan. Dan prilaku pemilih NTB itu sama dengan Aceh, orang pilih capres dulu baru pilih caleg dan partai, sehingga kenapa kita percaya diri, NasDem menang di NTB, karena frefensi pemilih disini 78 persen orang milih presiden dulu habis pilih presiden baru lihat siapa caleg-nya baru lihat partai-nya. Jadi kalau Anies diusung oleh Nasdem rizki anak soleh itu ke sini (NasDem," katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Teritorial Partai NasDem Wilayah Bali, NTB dan NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, mengaku optimis bahwa suara Partai NasDem dan Anies di NTB akan menang di NTB. Bahkan, pihaknya yakin suara Baswedan di NTB mampu mendulang suara hingga 90 persen, sehingga suara Partai NasDem juga ikut terangkat.
"Kita yakin suara Anies Baswedan di NTB itu bisa sampai 90 persen. Di NTT saja pendukungnya Jokowi bisa sampai 90 persen, apalagi NTB pendukungnya Anies Baswedan tidak boleh di bawah itu dong," kata istri Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, ini.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wagub NTB mundur dari NasDem tak pengaruhi suara partai dan Anies
"Kalau secara eksternal tidak terlalu banyak berpengaruh dari sisi politik NasDem yang sudah mendeklarasikan Pak Anies Baswedan sebagai calon presiden. Tentu NasDem punya capres dan memiliki "branding" yang kuat di Pemilu 2024, sehingga secara pertarungan politik tidak ada pengaruhnya," kata Aditya, saat ditanya wartawan seusai rapat konsolidasi dengan jajaran pengurus DPW dan DPW NasDem se-NTB di Mataram, Jumat.
Ia menyatakan keputusan DPP Partai NasDem untuk mencalonkan Baswedan sebagai Presiden 2024 mendatang, justru telah meningkatkan popularitas partai dan nama Baswedan di NTB.
"Kenapa saya ditugaskan disini (NTB) karena selain saya memang timnya Pak Anies, saya juga Bapilu Partai NasDem, sehingga mengurus dan bagaimana proses memenangkan saya tahu. Ibarat-nya kalau ada mur yang longgar, oli yang macet saya menguatkan itu. Jadi tugas saya lebih banyak ke hal-hal seperti itu," ujarnya.
Anggota DPR periode 2019-2024 ini, mengatakan, seluruh pengurus dan kader Partai NasDem di NTB akan tetap solid meski posisi ketua DPW telah berganti. Karena bagaimanapun, menurutnya, perubahan yang terjadi di tubuh Partai NasDem NTB merupakan dinamika internal yang biasa terjadi, sehingga disikapi-nya pun juga secara internal.
"Kalau NasDem ini benar-benar kepengurusan-nya itu representasi dari semua pihak dan NasDem itu restorasi-nya rekonsiliasi. Di NasDem itu tidak ada politik dendam, tidak ada. Yang ikut ya ikut, kalau nggak mau ikut ya nggak apa-apa," ucapnya.
Oleh karena itu, dia mengaku tidak khawatir dengan desas desus mundurnya Wagub NTB dari Partai NasDem akan membawa gerbong-nya untuk beralih ke partai lain. Mengingat, adik kandung Wakil Gubernur NTB, yakni Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi, menjabat sebagai ketua harian Partai Perindo.
Hal ini ditambah tidak hadirnya Sekretaris Wilayah DPW NasDem NTB yang diemban M Nashib Ikroman saat penyerahan surat keputusan ketua DPW NasDem NTB yang baru.
"Berpisah itu bukan sesuatu hal yang perlu ditangisi dan marah-marahan. Itulah bedanya pendewasaan politik yang lebih dewasa dengan politik yang ke kanak-kanakan. Untuk itu, kalau ada gerbong Ibu Rohmi yang keluar, kita hormati karena itu pilihan. Karena partai terbuka saja. Rizki anak soleh pasti ada saja yang datang," kata Aditya.
Menurut dia, saat ini magnet Partai NasDem adalah ABaswedan, sehingga bagaimanapun seluruh pengurus dan kader harus mendukung Baswedan sebagai calon presiden.
"Ada yang bilang TGB tokoh, Ibu Rohmi tokoh tentu iya. Tapi real magnet itu sekarang adalah Anies Baswedan. Dan prilaku pemilih NTB itu sama dengan Aceh, orang pilih capres dulu baru pilih caleg dan partai, sehingga kenapa kita percaya diri, NasDem menang di NTB, karena frefensi pemilih disini 78 persen orang milih presiden dulu habis pilih presiden baru lihat siapa caleg-nya baru lihat partai-nya. Jadi kalau Anies diusung oleh Nasdem rizki anak soleh itu ke sini (NasDem," katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Teritorial Partai NasDem Wilayah Bali, NTB dan NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, mengaku optimis bahwa suara Partai NasDem dan Anies di NTB akan menang di NTB. Bahkan, pihaknya yakin suara Baswedan di NTB mampu mendulang suara hingga 90 persen, sehingga suara Partai NasDem juga ikut terangkat.
"Kita yakin suara Anies Baswedan di NTB itu bisa sampai 90 persen. Di NTT saja pendukungnya Jokowi bisa sampai 90 persen, apalagi NTB pendukungnya Anies Baswedan tidak boleh di bawah itu dong," kata istri Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, ini.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wagub NTB mundur dari NasDem tak pengaruhi suara partai dan Anies