Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menyatakan, program padat karya dalam rangka menjaga inflasi tersebut melibatkan 3.600 warga atau pekerja yang tersebar di 12 Kecamatan di daerah setempat.
"Program ini dilaksanakan di 120 titik dengan jumlah pekerja itu 30 orang per desa atau satu titik," kata Kepala Bidang Penempatan tenaga kerja pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lombok Tengah, Syamsul Rijal di Praya, Rabu.
Program yang telah dilaksanakan itu selama tiga hari itu dalam rangka menjaga inflasi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang telah dilakukan pemerintah. Sehingga dalam program itu melibatkan masyarakat di masing-masing desa untuk melakukan kegiatan gotong royong membersihkan fasilitas umum.
"Diantaranya jaringan irigasi, Masjid, lapangan dan pemakaman umum serta fasilitas lainnya, sehingga lingkungan di desa setempat lebih bersih dan rapi," katanya.
Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat yang terkena dampak dari kenaikan harga BBM dan diharapkan bisa menumbuhkan semangat gotong royong dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Lombok Tengah.
"Melalui program padat karya ini bisa meningkatkan motivasi masyarakat untuk melaksanakan kegiatan gotong royong," katanya.
Dalam program ini dana yang diberikan pemerintah sebanyak Rp900 juta yang dibagi untuk kegiatan selama tiga hari di 120 titik. Pihaknya berharap supaya program ini bisa berkelanjutan, sehingga bisa meningkatkan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di Lombok Tengah.
"Kita berharap supaya program ini terus dilaksanakan, tidak hanya tahun ini," katanya.
Ketua Forum Kepala Desa (FKD) Kecamatan Peringgerata mengatakan, bahwa program tersebut cukup berdampak terhadap masyarakat, karena bisa mendorong motivasi warga untuk peduli terhadap lingkungan dan mereka juga mendapatkan dampak ekonomi.
"Kita berharap program padat karya ini terus berlanjut dan program sasaran supaya ditingkatkan," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Program padat karya di Lombok Tengah libatkan 3.600 warga
"Program ini dilaksanakan di 120 titik dengan jumlah pekerja itu 30 orang per desa atau satu titik," kata Kepala Bidang Penempatan tenaga kerja pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lombok Tengah, Syamsul Rijal di Praya, Rabu.
Program yang telah dilaksanakan itu selama tiga hari itu dalam rangka menjaga inflasi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang telah dilakukan pemerintah. Sehingga dalam program itu melibatkan masyarakat di masing-masing desa untuk melakukan kegiatan gotong royong membersihkan fasilitas umum.
"Diantaranya jaringan irigasi, Masjid, lapangan dan pemakaman umum serta fasilitas lainnya, sehingga lingkungan di desa setempat lebih bersih dan rapi," katanya.
Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat yang terkena dampak dari kenaikan harga BBM dan diharapkan bisa menumbuhkan semangat gotong royong dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Lombok Tengah.
"Melalui program padat karya ini bisa meningkatkan motivasi masyarakat untuk melaksanakan kegiatan gotong royong," katanya.
Dalam program ini dana yang diberikan pemerintah sebanyak Rp900 juta yang dibagi untuk kegiatan selama tiga hari di 120 titik. Pihaknya berharap supaya program ini bisa berkelanjutan, sehingga bisa meningkatkan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di Lombok Tengah.
"Kita berharap supaya program ini terus dilaksanakan, tidak hanya tahun ini," katanya.
Ketua Forum Kepala Desa (FKD) Kecamatan Peringgerata mengatakan, bahwa program tersebut cukup berdampak terhadap masyarakat, karena bisa mendorong motivasi warga untuk peduli terhadap lingkungan dan mereka juga mendapatkan dampak ekonomi.
"Kita berharap program padat karya ini terus berlanjut dan program sasaran supaya ditingkatkan," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Program padat karya di Lombok Tengah libatkan 3.600 warga