Bali (ANTARA) - Salah satu program yang dibawa penyelenggara kejuaraan esport dunia IESF Bali 14th World Esports Championship 2022 dan Indonesia Esports Summit 2022, Esports Sisterhood, berusaha menyuarakan soal keadlian gender dalam sebuah gelar wicara di Merusaka, Nusa Dua, Bali, Sabtu.
Mengawali gelar wicara, inisiator program Esports Sisterhood sekaligus IESF Board of Equity Diana Sutrisno menjelaskan bahwa kata keadilan gender dipilih dibanding kesetaraan gender karena keadlian berhubungan dengan keberagaman dan inklusi.
"Kesetaraan gender berarti semua orang diperlakukan sama. Padahal, perlu kita pahami bahwa kita berbeda, dan memerlukan kebutuhan yang berbeda pula," ujar Diana.
Kebutuhan yang berbeda itu pula dipahami oleh federasi esport internasional IESF dengan membuat wadah turnamen khusus bagi perempuan. Menurut komite atlet IESF Tiffani, para pemain perempuan akan lebih nyaman untuk berkompetisi di lingkungan yang sama dengan perempuan lain. Hingga nantinya para pemain siap untuk berkompetisi secara profesional satu tim bersama pemain laki-laki di turnamen major. Sebagai informasi, tidak ada aturan dari pengembang dan penerbit game bahwa sebuah tim harus seluruhnya laki-laki, sehingga perempuan juga dapat berkompetisi.
Sebagai pemain esport profesional Sherlintsu melihat kesempatan yang diberikan kepada pemain perempuan berbeda dari para pemain laki-laki. Dia juga banyak menerima kata-kata buruk dari komunitas, bahkan tidak sedikit pula yang memojokkan dia dengan stigma masyarakat bahwa perempuan harusnya mengurus dapur. Sehingga, menurut dia penting untuk saling menghormati dan menghargai. Dia juga meminta kepada para pemilik klub esport untuk memberikan kesempatan yang sama kepada pemain perempuan.
"Beri kesempatan yang sama di industri ini. Sehingga kita bisa berkembang lebih baik sebagai seorang individu di esport," kata Sherlintsu.
Baca juga: Kejuaraan esport dunia diharapkan jadi ajang berlatih ke SEA Games
Baca juga: Pertandingan kejuaraan dunia esport, hari ini dibuka di Nusa Dua
Dia juga memberi semangat kepada para pemain perempuan untuk tidak mudah menyerah dan patah semangat karena kata-kata buruk dari orang lain. "Jangan biarkan orang lain mengubah perspektif kamu terhadap dirimu, karena kamu dapat melakukan apa pun yang kamu mau," ujar Sherlintsu.
Esports Sisterhood diikuti oleh sejumlah perempuan dari berbagai sektor di industri esport, termasuk pendiri media esport Malaysia WTM, Mariah. Hadir pula pendiri klub esport Thailand Idonotsleep (IDNS), streamer, juga brand ambassador klub esport Onic Esports, Onic Angels. Mereka mengikuti sejumlah aktivitas menarik, mulai dari tye dye workshop, DIY body butter, juga tentunya berjejaring, serta melakukan gelar wicara dalam beberapa tema.
Mengawali gelar wicara, inisiator program Esports Sisterhood sekaligus IESF Board of Equity Diana Sutrisno menjelaskan bahwa kata keadilan gender dipilih dibanding kesetaraan gender karena keadlian berhubungan dengan keberagaman dan inklusi.
"Kesetaraan gender berarti semua orang diperlakukan sama. Padahal, perlu kita pahami bahwa kita berbeda, dan memerlukan kebutuhan yang berbeda pula," ujar Diana.
Kebutuhan yang berbeda itu pula dipahami oleh federasi esport internasional IESF dengan membuat wadah turnamen khusus bagi perempuan. Menurut komite atlet IESF Tiffani, para pemain perempuan akan lebih nyaman untuk berkompetisi di lingkungan yang sama dengan perempuan lain. Hingga nantinya para pemain siap untuk berkompetisi secara profesional satu tim bersama pemain laki-laki di turnamen major. Sebagai informasi, tidak ada aturan dari pengembang dan penerbit game bahwa sebuah tim harus seluruhnya laki-laki, sehingga perempuan juga dapat berkompetisi.
Sebagai pemain esport profesional Sherlintsu melihat kesempatan yang diberikan kepada pemain perempuan berbeda dari para pemain laki-laki. Dia juga banyak menerima kata-kata buruk dari komunitas, bahkan tidak sedikit pula yang memojokkan dia dengan stigma masyarakat bahwa perempuan harusnya mengurus dapur. Sehingga, menurut dia penting untuk saling menghormati dan menghargai. Dia juga meminta kepada para pemilik klub esport untuk memberikan kesempatan yang sama kepada pemain perempuan.
"Beri kesempatan yang sama di industri ini. Sehingga kita bisa berkembang lebih baik sebagai seorang individu di esport," kata Sherlintsu.
Baca juga: Kejuaraan esport dunia diharapkan jadi ajang berlatih ke SEA Games
Baca juga: Pertandingan kejuaraan dunia esport, hari ini dibuka di Nusa Dua
Dia juga memberi semangat kepada para pemain perempuan untuk tidak mudah menyerah dan patah semangat karena kata-kata buruk dari orang lain. "Jangan biarkan orang lain mengubah perspektif kamu terhadap dirimu, karena kamu dapat melakukan apa pun yang kamu mau," ujar Sherlintsu.
Esports Sisterhood diikuti oleh sejumlah perempuan dari berbagai sektor di industri esport, termasuk pendiri media esport Malaysia WTM, Mariah. Hadir pula pendiri klub esport Thailand Idonotsleep (IDNS), streamer, juga brand ambassador klub esport Onic Esports, Onic Angels. Mereka mengikuti sejumlah aktivitas menarik, mulai dari tye dye workshop, DIY body butter, juga tentunya berjejaring, serta melakukan gelar wicara dalam beberapa tema.