Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari menyebut bahwa medali perak yang diraih Eko Yuli Irawan di Kejuaraan Dunia 2022 merupakan bukti keseriusan lifter berusia 33 tahun itu menuju Olimpiade Paris 2024.
Eko membawa dua medali perak dan satu medali perunggu dalam penampilannya di kelas 61kg putra Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 di Bogota, Kamis. Dia membukukan total angkatan 300kg (165kg clean and jerk dan snatch 135kg). Dengan catatan tersebut, dia berhak atas dua medali perak untuk total angkatan dan clean and jerk serta perunggu untuk angkatan snatch.
Pada kejuaraan yang merupakan salah satu ajang perebutan poin kualifikasi menuju Paris 2024 itu, Eko kembali harus mengakui keunggulan lifter China sekaligus rival terberatnya, Li Fabin, yang mendominasi pada semua kategori angkatan setelah membukukan total 312kg (175kg clean and jerk dan snatch 137kg).
“Apa yang telah diraih Eko Yuli menjadi bukti terhadap komitmennya usai Olimpiade Tokyo mengingat ia berambisi untuk tampil lagi di Olimpiade Paris. Ia tidak main-main dan ditunjukkannya secara serius,” ujar Oktohari dalam siaran pers KOI, Kamis.
“Semoga apa yang diraih Eko Yuli bisa menjadi penyemangat bagi lifter-lifter Indonesia lainnya untuk mengejar poin menuju Olimpiade Paris 2024,” kata dia menambahkan.
Setelah tampil dalam empat edisi Olimpiade secara beruntun mulai dari Beijing 2008, London 2012, Rio 2016, dan Tokyo 2020, Eko berambisi untuk kembali berlaga di Paris 2024 meski usianya terbilang sudah matang. Setelah Kejuaraan Dunia di Bogota, Eko masih harus mengikuti kejuaraan kualifikasi lain, termasuk Piala Dunia Angkat Besi 2024, Kejuaraan Asia 2023 dan beberapa kejuaraan level Grand Prix guna menambah poin untuk tampil di Olimpiade Paris.
Baca juga: Tour de France 2024 tak finis di Paris
Baca juga: Indonesia dapat apresiasi dalam sidang umum tahunan ANOC
Eko mengaku belum puas dengan hasil yang diraih di Bogota karena tidak sesuai target. Dia awalnya menargetkan dapat membukukan total angkatan minimal 310kg. “Terima kasih atas doa dan dukungan dari Istri, keluarga, kerabat dekat, dan masyarakat Indonesia. Hari ini di Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Kolombia untuk kualifikasi Olimpiade 2024 baru bisa mendapat medali perak. Semoga ke depan bisa lebih baik lagi,” kata Eko Yuli.
Medali perunggu untuk kategori total angkatan kelas 61kg diamankan Yueji He (China) usai membukukan total angkatan 296kg (160kg clean and jerk dan snatch 136kg).
Eko membawa dua medali perak dan satu medali perunggu dalam penampilannya di kelas 61kg putra Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 di Bogota, Kamis. Dia membukukan total angkatan 300kg (165kg clean and jerk dan snatch 135kg). Dengan catatan tersebut, dia berhak atas dua medali perak untuk total angkatan dan clean and jerk serta perunggu untuk angkatan snatch.
Pada kejuaraan yang merupakan salah satu ajang perebutan poin kualifikasi menuju Paris 2024 itu, Eko kembali harus mengakui keunggulan lifter China sekaligus rival terberatnya, Li Fabin, yang mendominasi pada semua kategori angkatan setelah membukukan total 312kg (175kg clean and jerk dan snatch 137kg).
“Apa yang telah diraih Eko Yuli menjadi bukti terhadap komitmennya usai Olimpiade Tokyo mengingat ia berambisi untuk tampil lagi di Olimpiade Paris. Ia tidak main-main dan ditunjukkannya secara serius,” ujar Oktohari dalam siaran pers KOI, Kamis.
“Semoga apa yang diraih Eko Yuli bisa menjadi penyemangat bagi lifter-lifter Indonesia lainnya untuk mengejar poin menuju Olimpiade Paris 2024,” kata dia menambahkan.
Setelah tampil dalam empat edisi Olimpiade secara beruntun mulai dari Beijing 2008, London 2012, Rio 2016, dan Tokyo 2020, Eko berambisi untuk kembali berlaga di Paris 2024 meski usianya terbilang sudah matang. Setelah Kejuaraan Dunia di Bogota, Eko masih harus mengikuti kejuaraan kualifikasi lain, termasuk Piala Dunia Angkat Besi 2024, Kejuaraan Asia 2023 dan beberapa kejuaraan level Grand Prix guna menambah poin untuk tampil di Olimpiade Paris.
Baca juga: Tour de France 2024 tak finis di Paris
Baca juga: Indonesia dapat apresiasi dalam sidang umum tahunan ANOC
Eko mengaku belum puas dengan hasil yang diraih di Bogota karena tidak sesuai target. Dia awalnya menargetkan dapat membukukan total angkatan minimal 310kg. “Terima kasih atas doa dan dukungan dari Istri, keluarga, kerabat dekat, dan masyarakat Indonesia. Hari ini di Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Kolombia untuk kualifikasi Olimpiade 2024 baru bisa mendapat medali perak. Semoga ke depan bisa lebih baik lagi,” kata Eko Yuli.
Medali perunggu untuk kategori total angkatan kelas 61kg diamankan Yueji He (China) usai membukukan total angkatan 296kg (160kg clean and jerk dan snatch 136kg).