Jakarta (ANTARA) - Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) berkolaborasi dengan para peneliti dari Tohoku University, Jepang, untuk transfer teknologi pengolahan Palm Fatty Acid Distilled (PFAD). Saat ini Profesor Naomi Shibasaki-Kitakawa dan timnya yang mencakup Yuichiro Kanematsu dan Kousuke Hiromori, telah mendaftarkan paten teknologinya di Indonesia serta Malaysia.
"Paten yang kami miliki terkait teknologi pengolahan kelapa sawit, terutama terkait dengan teknik produksi biodiesel proses dingin yang menghasilkan produk samping vitamin E dan super vitamin. Paten dengan berbagai keunggulan dan inovasi ini diperkenalkan luas untuk mendapatkan mitra yang ingin turut serta mengembangkan paten teknologi pengolahan kelapa sawit," kata Shibasaki Kitakawa saat mengunjungi FTUI di Jakarta sebagaimana dalam keterangan resmi, Senin.
PFAD merupakan produk samping yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) menjadi RBDPO (Refined, Bleached, and Deodorized Palm Oil) pada pabrik pengolahan sawit.
Jumlah produk samping PFAD yang dihasilkan pada proses penyulingan CPO berkisar empat persen dari CPO yang diolah. Dalam kesempatan itu Dekan FTUI Heri Hermansyah menyampaikan pihaknya menyambut baik tawaran kolaborasi tersebut. Saat ini pihaknya disebut memiliki Technology Management Office yang akan membantu proses transfer teknologi dari paten yang ditawarkan para peneliti dari Jepang.
“Ke depannya diharapkan teknologi ini akan meningkatkan hasil produk dari perkebunan kelapa sawit nusantara yang baru memiliki 160-an produk dari sawit. Masih tertinggal dari Malaysia yang sudah memiliki 200-an produk turunan sawitnya,” ujar Heri.
Para peneliti juga mengunjungi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada Jumat (2/12) untuk memperkenalkan sekaligus meminta saran terkait paten miliknya terkait rencana penerapan teknologi tersebut di Indonesia.
Baca juga: TBS Kelapa Sawit Jambi 2-8 Desember 2022: Harga CPO naik Rp467 per kilogram
Baca juga: Calon pekerja migran asal Kota Mataram lebih banyak memilih ke Malaysia
Dirjen EBTKE Dadan Kusdiana menyampaikan bahwa pihaknya sangat menyambut baik tawaran kerja sama tersebut. Kolaborasi yang baik antara tiga pihak yakni pemerintah, universitas dan industri dinilai akan sangat bermanfaat ke depannya bagi industri kelapa sawit Indonesia.
Di samping itu ia menyatakan implementasi teknologi pengolahan PFAD masih perlu dikaji secara keekonomian yang mendalam guna meyakinkan para investor. Bersama FTUI, Profoser Shibasaki dan tim turut melakukan kunjungan ke perusahaan kelapa sawit bernama Apical pada Senin (5/12) dengan tujuan penjajakan kerja sama penerapan teknologi.
General Manager Refineries Operations Apical Lim Teck Guan mengungkapkan ketertarikan pihaknya atas teknologi yang dibuat para peneliti Jepang. “Apical sangat tertarik dan saat ini akan diproses langkah selanjutnya, seperti pengujian bahan baku dari Apical dan kajian keekonomiannya,” ungkap Lim Teck.