Mataram, 26/2 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus memperjuangkan program konversi minyak tanah bersubsidi ke elpiji di Pulau Sumbawa, karena tidak terlokasi dalam APBN 2013.

     "Harus terus diperjuangkan agar bisa teralokasi pada Perubahan APBN 2013, karena NTB tidak termasuk 10 provinsi yang mendapat alokasi program konversi pada APBN Murni 2013," kata Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB H Abdul Haris, di Mataram, Selasa.

     Haris mengatakan, pekan lalu ia mewakili Gubernur NTB untuk berkoordinasi dengan pejabat di Direktorat Jenderal (Ditjen) Minyak dan Gas (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), di Jakarta.

     Dari hasil koordinasi itu diketahui, hanya 10 provinsi yang mendapat alokasi program konversi elpiji dengan dukungan APBN Murni 2013, untuk 2,7 juta paket alpiji.

     Paket elpiji yang akan dibagikan secara gratis kepada keluarga miskin itu terdiri dari tabung tiga kilogram, kompor gas, selang dan regulator Standar Nasional Indonesia (SNI).     

     "NTB tidak termasuk, meskipun warga di Pulau Sumbawa belum tersentuh program konversi elpiji itu. Jumlahnya sekitar 281 ribu rumah tangga dan usaha kesil," ujarnya.

     Menurut Haris, upaya koordinasi harus terus dilakukan agar program konversi elpiji untuk Pulau Sumbawa (mencakup lima kabupaten/kota) dapat terealisasi di 2013 meskipun dengan dukungan APBN Perubahan.

     Hanya saja, upaya penyiapan infrastruktur pendukung program konversi elpiji juga harus dilakukan sejak dini.

     Infrastruktur tersebut yakni Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPBE) terkait keberlanjutan pasokan elpiji sesuai kebutuhan konsumen.

     "Syukur karena sudah ada tiga pengusaha lokal yang bersedia membangun SPBE di Pulau Sumbawa, masing-masing satu unit di Badas (Sumbawa), Bima, dan Taliwang (Sumbaw Barat), dan itu menjadi pertimbangan utama bagi pertamina dan Ditjen Migas Kementerian ESDM untuk memprogramkan konversi elpiji di Pulau Sumbawa," ujarnya.

     Pemprov NTB gencar mengajukan permohonan konversi elpiji di Pulau Sumbawa, setelah program serupa di Pulau Lombok dinyatakan rampung pada akhir 2011 yang dimulai sejak pertengahan 2010.

     Konversi elpiji di Pulau Lombok, sudah dirampungkan pendistribusiannya dalam dua tahapan yang mencakup 679.071 paket, terdiri dari 676.883 paket rumah tangga dan 2.188 paket usaha mikro.

     Paket elpiji yang dibagikan secara gratis kepada keluarga miskin itu terdiri dari tabung tiga kilogram, kompor gas, selang dan regulator Standar Nasional Indonesia (SNI).     

     Namun, diakhir pendistribusian tahap kedua muncul lagi data susulan penerima paket elpiji bersubsidi yang diajukan Pemerintah Provinsi NTB yang mengacu kepada data yang diajukan pemerintah daerah di lima kabupaten/kota.

     Data susulan itu pun awalnya sebanyak 96.870 rumah tangga sasaran, namun ternyata berkembang  menjadi 261.808 rumah tangga.

     Namun, usulan konversi elpiji tahap ketiga di Pulau Lombok itu tidak direspons oleh Ditjen Migas Kementerian ESDM, yang menyatakan program konversi di Pulau Lombok telah rampung. (*)


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024