Mataram, 1/3 (ANTARA) - Manajemen PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) meningkatkan pengawasan jaringan kelistrikan sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan kerusakan peralatan akibat cuaca buruk.
"Pantauan ditingkatkan dan personil disiagakan. Saya tidak mau ada kerusakan peralatan akibat tersambar petir atau masalah lainnya, lalu pelayanan listrik terhambat sampai berjam-jam," kata General Manager (GM) PT PLN Wilayah NTB Akbar Ali, di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan, petir sempat menyambar jaringan listrik di sektor barat Pulau Lombok, pada Rabu (27/1) petang, hingga merusakkan satu unit kubikel atau Circuit breaker (CB) yakni alat yang memutuskan rangkaian listrik jika terjadi gangguan.
CB berkapasitas 20 KV itu berada di Sub Sistem Ampenan yang menyuplai listrik sektor tengah dan barat Pulau Lombok.
Kerusakan CB di sub sistem Ampenan itu, tidak mempengaruhi pelayanan listrik di seluruh Pulau Lombok, karena masih bisa dapat diatasi dengan interkoneksi sub sistem timur (PLTD Lombok Timur).
"Lumayan kerusakannya, tapi petugas cukup siaga sehingga tidak sampai satu jam layanan listrik di sektor tengah hingga barat itu teratasi. Memang akibat cuaca buruk, sehingga pengawasannya lebih ditingkatkan sebagai langkah antisipasi," ujarnya.
Kendati demikian, Akbar mengaku, akan berupaya keras memberikan pelayanan listrik kepada pelanggan di wilayah NTB, dengan mengerahkan seluruh potensi yang ada.
Ia pun menekankan pentingnya keselamatan petugas dalam pemantauan, dan tindak lanjut gangguan jaringan kelisrikan.
"Pengawasan ditingkatkan, tetapi petugas harus tetap aman dari bahaya. Saya pun langsung memantau ke lapangan," ujarnya.
PLN Wilayah NTB membawahi manajemen PLN Cabang Mataram, Sistem Lombok, Sistem Bima dan Sistem Sumbawa.
Sistem Lombok membawahi Sub Sistem Ampenan (sektor tengah), Lombok Timur (sektor timur) dan Lombok Barat (sektor barat).
Saat ini, daya mampu pembangkit listrik di wilayah NTB mencapai 170 Mega Watt (MW), dan beban puncak saat malam telah mencapai 160 MW dan siang mencapai 90 MW, sehingga terjadi kelebihan 15 MW saat malam dan 80 MW saat siang. (*)
"Pantauan ditingkatkan dan personil disiagakan. Saya tidak mau ada kerusakan peralatan akibat tersambar petir atau masalah lainnya, lalu pelayanan listrik terhambat sampai berjam-jam," kata General Manager (GM) PT PLN Wilayah NTB Akbar Ali, di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan, petir sempat menyambar jaringan listrik di sektor barat Pulau Lombok, pada Rabu (27/1) petang, hingga merusakkan satu unit kubikel atau Circuit breaker (CB) yakni alat yang memutuskan rangkaian listrik jika terjadi gangguan.
CB berkapasitas 20 KV itu berada di Sub Sistem Ampenan yang menyuplai listrik sektor tengah dan barat Pulau Lombok.
Kerusakan CB di sub sistem Ampenan itu, tidak mempengaruhi pelayanan listrik di seluruh Pulau Lombok, karena masih bisa dapat diatasi dengan interkoneksi sub sistem timur (PLTD Lombok Timur).
"Lumayan kerusakannya, tapi petugas cukup siaga sehingga tidak sampai satu jam layanan listrik di sektor tengah hingga barat itu teratasi. Memang akibat cuaca buruk, sehingga pengawasannya lebih ditingkatkan sebagai langkah antisipasi," ujarnya.
Kendati demikian, Akbar mengaku, akan berupaya keras memberikan pelayanan listrik kepada pelanggan di wilayah NTB, dengan mengerahkan seluruh potensi yang ada.
Ia pun menekankan pentingnya keselamatan petugas dalam pemantauan, dan tindak lanjut gangguan jaringan kelisrikan.
"Pengawasan ditingkatkan, tetapi petugas harus tetap aman dari bahaya. Saya pun langsung memantau ke lapangan," ujarnya.
PLN Wilayah NTB membawahi manajemen PLN Cabang Mataram, Sistem Lombok, Sistem Bima dan Sistem Sumbawa.
Sistem Lombok membawahi Sub Sistem Ampenan (sektor tengah), Lombok Timur (sektor timur) dan Lombok Barat (sektor barat).
Saat ini, daya mampu pembangkit listrik di wilayah NTB mencapai 170 Mega Watt (MW), dan beban puncak saat malam telah mencapai 160 MW dan siang mencapai 90 MW, sehingga terjadi kelebihan 15 MW saat malam dan 80 MW saat siang. (*)