Jakarta (ANTARA) - Pihak Gedung Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel mengimbau seluruh jemaat yang hadir dan pengunjung untuk menjaga kebersihan di setiap titik mengingat gereja merupakan salah satu cagar budaya yang dilindungi.
 

“Struktur bangunan itu yang saya dengar, tidak menggunakan semen sejak awal. Kalau tidak dijaga dari partikel asing lain seperti benih yang dibawa burung, itu bisa tumbuh dan merusak gedung ataupun membuat retak. Ini yang setiap hari kita perhatikan,” kata Ketua Majelis Jemaat GPIB Immanuel Abraham R Persang saat ditemui ANTARA di Jakarta, Sabtu.
 

Pendeta Abraham menuturkan Gereja Immanuel sudah berdiri sejak abad ke-19, tepatnya selesai dibangun pada tanggal 24 Agustus 1839. Pembangunannya ditujukan sebagai tempat beribadah jemaat protestan pada zaman Belanda dahulu.

Pembangunannya tidak menggunakan semen ataupun memiliki kerangka kayu seperti bangunan pada umumnya. Bangunan menjadi sangat rentan rusak jika tidak dijaga oleh semua pihak, apalagi gereja yang menggunakan arsitektur neo-klasik itu berada dalam pengawasan Dinas Kebudayaan.

Menurut Abraham selain jemaat yang datang untuk beribadah, banyak wisatawan yang datang untuk berfoto atau mengunjungi cagar budaya itu. Namun, seringkali membuang sampah sembarangan baik itu berupa tisu bekas, bungkus permen dan lain sebagainya.
 

Bangunan hanya terbuat dari campuran tanah atau kapur, partikel asing yang masuk dapat merusak bangunan secara keseluruhan. Terlebih jika satu titik rusak, maka dipastikan potensi gereja untuk rubuh semakin tinggi.

“Termasuk jika di dalam mereka bersandar di dekat box kotak itu ya, kayu-kayu hanya nampak kokoh tapi itu sebenarnya sudah tidak kuat untuk menahan beban. Kayunya masih asli sejak dulu,” ujar dia.

Abraham menambahkan gereja yang kini berusia 183 tahun tersebut, sempat mengalami revitalisasi dan kembali diresmikan sebagai cagar budaya oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada bulan Desember 2021.
 

Semua proses revitalisasi sudah selesai 100 persen. Sayangnya, ada satu permasalahan yang hingga kini belum dapat diselesaikan karena saluran air di Jakarta Pusat tidak diperbolehkan menggunakan air tanah berdasarkan Peraturan Daerah (Perda).

“Soal distribusi air di Jakarta pusat ini ada Perda untuk tidak menggunakan air tanah. Jadi sedang dikerjakan Direktur Pelayanan Umum dari PAM, sudah dapat arahan dari Gubernur kalau itu bagian dari revitalisasi, jadi jalur PAN itu ada di Gambir sana dan di jalur kamu tidak ada jadi itu keterangannya beliau, sehingga kita perlu urus izin karena lewat jalan dan itu agak lama,” ucapnya.

Dengan demikian, Abraham mengimbau supaya perayaan Natal di gereja itu dapat menjaga protokol kesehatan dan kebersihan diri sesama, guna mencegah hal-hal yang dapat merusak Gereja Immanuel.

Baca juga: Pemkot Mataram lakukan gelar pasukan perayaan Natal lancar
Baca juga: Polri mengamankan 41.702 gereja dalam Operasi Lilin 2022

Ia berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk tidak menyentuh, menginjak atau membuang sampah apapun di sekitar gereja “Mari sama-sama kita jaga soal kebersihannya, kerapihannya, jangan karena ingin berfoto lalu tanpa ada arahan dari petugas (jadi seenaknya). Ini peninggalan sudah tua. Alat musik orgelnya saja sudah 181 tahun dan masih bisa digunakan. Jadi ini cagar budaya adalah milik bangsa, menjadi kebanggaan kita, kita harus jaga,” kata Abraham.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: GPIB Immanuel imbau jemaat jaga kebersihan gereja sebagai cagar budaya


Pewarta : Hreeloita Dharma Shanti
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024