Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mencanangkan rumah pemilahan dan pengolahan sampah (Rumpil Inges) di Kelurahan Mataram Timur, untuk bisa mendorong setiap rumah tangga memiliki komitmen dalam memilah sampah dari rumah.

Kegiatan Pencanangan tersebut dilakukan langsung oleh Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana didampingi Ketua TP PKK Kota Mataram Hj Kinnastri Roliskana dan dihadiri sejumlah pejabat serta pemangku kepentingan terkait lainnya di Mataram, Rabu.

Keberadaan Rumpil Inges ini, lanjut Wali Kota, dapat mendorong peningkatan ekonomi dari sektor pengolahan sampah hingga menjadi bernilai ekonomi sehingga dapat mendukung program Pemerintah Kota Mataram dalam mereduksi volume sampah yang dibuang ke TPA (tempat pembuangan akhir).

Karena itu, program ini diharapkan bisa menjadi media edukasi bagi peserta didik dari tingkat TK hingga SMA untuk membudayakan membuang sampah pada sampah pada tempatnya dan memilah sampah organik dan non organik.

"Dengan demikian, ke depan saya berharap program ini juga turut mendukung program NTB 'zero waste'," katanya.

Lebih jauh wali kota mengatakan, untuk program pemilihan dan pengolahan sampah skala besar, Pemerintah Kota Mataram tahun 2023 akan membangun tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) modern.

"TPST modern yang akan dibangun tahun depan di Kecamatan Sandubaya, dengan luas lahan 5.300 meter persegi. Anggaran pembangunan kita dapat bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp15 miliar," katanya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram HM Kemal Islam sebelumnya mengatakan, Pemkot Mataram akan membangun TPST modern untuk mengurangi volume sampah yang akan dibawa ke TPA, sehingga yang dibawa ke TPA hanya residu.

"Tiga TPST modern akan kita bangun secara bertahap dalam tiga tahun anggaran, yakni mulai tahun 2023, 2024, dan 2025," katanya.

Untuk tahap pertama, pembangunan TPST modern akan dibangun di Kecamatan Sandubaya dengan total anggaran Rp35 miliar yang merupakan dana "sharing" antara Pemerintah Kota Mataram dengan pemerintah pusat.

"Tahun depan, pembangunan fisik sudah dimulai dan ditargetkan rampung sekitar bulan Agustus atau September 2023," katanya.

Kemal mengatakan, TPST modern ini artinya semua proses pengolahan sampah dilakukan dengan teknologi mesin untuk mempercepat pengolahan dan mengurangi penggunaan tenaga manusia.

Beberapa alat modern yang akan digunakan antara lain, mesin insenerator, mesin pemilahan serta pencacah sampah.

Dengan adanya alat-alat modern itu, katanya, bisa mempercepat proses pengolahan sampah di TPST sehingga yang akan dibuang ke TPA hanya residu.

"Untuk volume pengurangannya belum bisa kita hitung. Pengurangan volume sampah yang dibuang ke TPA akan kita tahu setelah TPST modern beroperasi," katanya.

Di sisi lain, tambah Kemal, TPST juga akan dilengkapi dengan budi daya maggot seperti di TPST Kebon Talo, yang kini sudah berkembang menjadi Mataram Maggot Center (MCC).

 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024