Ambon (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Ambon membantah informasi yang beredar di masyarakat terkait isu gempa dan tsunami di laut Banda Maluku, pascagempa berkekuatan magnitudo 7,5 mengguncang Maluku pada Selasa (10/1).

"Informasi yang beredar di masyarakat tersebut tidak benar dan BMKG tidak pernah menyampaikan serta menyebarluaskan informasi tersebut," Kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG ) Stasiun Geofisika Kelas I Ambon Djati Cipto Kuncoro, di Ambon, Rabu.


Ia mengatakan, peristiwa tsunami dan longsoran bawah laut merupakan dampak bahaya ikutan dari gempa bumi. Menurut dia, sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi dengan tepat, kapan, di mana dan berapa kekuatan gempa bumi yang akan terjadi.

"Terkait informasi yang beredar bukan resmi dari BMKG, tetapi mengutip dari berbagai sumber yang mengatasnamakan institusi tertentu," katanya. Ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Baca juga: Pasca gempa magnitudo 7,5, sebanyak 19 kali gempa susulan terjadi di Maluku
Baca juga: Penjelasan fenomena pulau baru di Tanimbar Maluku pasca-gempa Magnitudo 7

Selain itu, masyarakat juga diimbau agar menghindar dari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa. "Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.

Masyarakat diharapkan untuk mengikuti perkembangan informasi resmi kebencanaan yang dikeluarkan oleh BMKG, BPBD, TNI/Polri, dan aparat pemerintah setempat.
 

 

Pewarta : Penina Fiolana Mayaut
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024