Mataram (ANTARA) - Dinas Sosial Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiapkan program edukasi dan bimbingan kepada 1.800 anak terlantar di kota ini agar mereka bisa melaksanakan fungsi sosial dan mandiri.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Sudirman di Mataram, Senin, mengatakan selain anak terlantar dari data 1.800 tersebut termasuk juga lanjut usia terlantar yang menjadi target pembinaan tahun 2023.
"Dari 1.800 itu sebagian besar anak terlantar, sisanya lansia. Tapi data pastinya ada di kantor," katanya.
Dia menjelaskan anak terlantar di Kota Mataram yang dimaksudkan itu adalah anak-anak yang sehari-hari melakukan aktivitas di jalan dengan mengemis, berjualan, atau kegiatan lainnya yang seharusnya tidak dilakoni anak seusia mereka.
Oleh karena itu, dalam hal ini pemerintah harus memberikan sentuhan apakah itu dalam bentuk bantuan, bimbingan, maupun edukasi agar mereka bisa tumbuh mandiri dan kebutuhan anak, baik jasmani, rohani, maupun sosialnya terpenuhi.
"Jadi 1.800 anak terlantar dan lansia itu akan menjadi target kerja kami dalam satu tahun ini," katanya.
Kegiatan bimbingan dan edukasi, lanjutnya, akan dimulai bulan Februari 2023 dengan mengumpulkan anak-anak terlantar beserta para orang tua mereka secara bertahap.
Dari data yang ada, anak-anak terlantar ini ada masih mempunyai orang tua dan ada juga yang sudah meninggal orang tuanya.
Bagi anak yang masih mempunyai orang tua, katanya, orang tuanya akan diberikan bimbingan agar bisa memberikan perhatian dan pengawasan terhadap anak-anak sehingga tidak berada di jalan.
Selain itu, untuk anak yang putus sekolah akan dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram sehingga mereka bisa kembali ke bangku sekolah.
"Ketika orang tua dan anak terlantar kita kumpulkan, kita akan bertanya kepada orang tua apa yang menjadi masalah mereka sehingga menelantarkan anak-anak mereka," katanya.
Begitu juga dengan lansia terlantar, akan dilakukan komunikasi dengan keluarga terdekat dan aparat setempat untuk menjaga adan mengawasi orang tua agar tidak berkeliaran di jalan yang dapat mengancam keselamatan mereka.
"Intinya, pembinaan dan edukasi kepada anak dan lansia terlantar beserta orang tua dan keluarga mereka kita laksanakan secara berkelanjutan agar ke depan Mataram bebas anak dan lansia terlantar," katanya.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Sudirman di Mataram, Senin, mengatakan selain anak terlantar dari data 1.800 tersebut termasuk juga lanjut usia terlantar yang menjadi target pembinaan tahun 2023.
"Dari 1.800 itu sebagian besar anak terlantar, sisanya lansia. Tapi data pastinya ada di kantor," katanya.
Dia menjelaskan anak terlantar di Kota Mataram yang dimaksudkan itu adalah anak-anak yang sehari-hari melakukan aktivitas di jalan dengan mengemis, berjualan, atau kegiatan lainnya yang seharusnya tidak dilakoni anak seusia mereka.
Oleh karena itu, dalam hal ini pemerintah harus memberikan sentuhan apakah itu dalam bentuk bantuan, bimbingan, maupun edukasi agar mereka bisa tumbuh mandiri dan kebutuhan anak, baik jasmani, rohani, maupun sosialnya terpenuhi.
"Jadi 1.800 anak terlantar dan lansia itu akan menjadi target kerja kami dalam satu tahun ini," katanya.
Kegiatan bimbingan dan edukasi, lanjutnya, akan dimulai bulan Februari 2023 dengan mengumpulkan anak-anak terlantar beserta para orang tua mereka secara bertahap.
Dari data yang ada, anak-anak terlantar ini ada masih mempunyai orang tua dan ada juga yang sudah meninggal orang tuanya.
Bagi anak yang masih mempunyai orang tua, katanya, orang tuanya akan diberikan bimbingan agar bisa memberikan perhatian dan pengawasan terhadap anak-anak sehingga tidak berada di jalan.
Selain itu, untuk anak yang putus sekolah akan dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram sehingga mereka bisa kembali ke bangku sekolah.
"Ketika orang tua dan anak terlantar kita kumpulkan, kita akan bertanya kepada orang tua apa yang menjadi masalah mereka sehingga menelantarkan anak-anak mereka," katanya.
Begitu juga dengan lansia terlantar, akan dilakukan komunikasi dengan keluarga terdekat dan aparat setempat untuk menjaga adan mengawasi orang tua agar tidak berkeliaran di jalan yang dapat mengancam keselamatan mereka.
"Intinya, pembinaan dan edukasi kepada anak dan lansia terlantar beserta orang tua dan keluarga mereka kita laksanakan secara berkelanjutan agar ke depan Mataram bebas anak dan lansia terlantar," katanya.