London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir lebih rendah pada perdagangan Rabu waktu setempat (18/1/2023), membukukan kerugian untuk hari kedua berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London merosot 0,26 persen atau 20,33 poin menjadi menetap di 7.830,70 poin.
Indeks FTSE 100 jatuh 0,12 persen atau 9,04 poin menjadi 7.851,03 poin pada Selasa (17/1/2023), setelah terkerek 0,20 persen atau 16,00 poin menjadi 7.860,07 poin pada Senin (16/1/2023), dan menguat 0,64 persen atau 50,03 poin menjadi 7.844,07 poin pada Jumat (13/1/2023).
Saham Evraz PLC, perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia, membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.
Diikuti oleh saham perusahaan induk telekomunikasi multinasional Inggris BT Group PLC yang tergelincir 3,18 persen; serta perusahaan industri minuman beralkohol multinasional Inggris Diageo PLC kehilangan 2,63 persen.
Baca juga: Saham Jerman hentikan kenaikan, indeks tergerus 0,03 persen
Baca juga: Saham Prancis untung hari keenam, indeks bertambah 0,09 persen
Sementara itu, saham Polymetal International PLC, sebuah perusahaan pertambangan logam mulia Inggris-Rusia, melambung 8,02 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.
Disusul oleh saham perusahaan perdagangan dan pertambangan komoditas multinasional Swiss Glencore PLC yang melonjak 4,29 persen; serta perusahaan yang mendistribusikan berbagai macam produk konsumen ritel dan menyediakan pengiriman ke rumah-rumah Ocado Group PLC meningkat 3,93 persen.