Mataram (ANTARA) - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) berkomitmen untuk membangun dan mengawal proses transformasi ekonomi digital daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) di Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan cara memperkuat infrastruktur jaringan internet.
"APJII berkomitmen untuk mengawal proses transformasi digital di NTB dengan mendorong anggotanya untuk lebih proaktif dalam pemerataan internet," kata Ketua APJII Wilayah Bali-Nusa Tenggara Ryan Soma, dalam diskusi "Membangun konektivitas handal untuk mendorong transformasi digital, meningkatkan ekonomi dan daya saing masyarakat NTB", di Mataram, Kamis.
Ia mengatakan transformasi digital adalah kunci untuk membuka potensi daerah dalam daya saing global dan pembangunan jangka panjang, memberdayakan masyarakat dan bisnis untuk meraih peluang pasar baru, terutama untuk pemulihan setelah pandemi COVID-19.
Untuk mendukung transformasi digital, lanjutnya, konektivitas jaringan telekomunikasi dan internet yang handal dan tersebar secara merata menjadi hal yang wajib, di mana untuk membangun konektivitas yang merata dan handal, maka kolaborasi antara pemerintah, masyarakat serta industri mutlak dibutuhkan.
Ryan menambahkan konektivitas jaringan telekomunikasi dan internet yang menyeluruh hingga ke sisi terluar Indonesia adalah tulang punggung dalam transformasi digital.
Apalagi, masih menurut dia, hal itu juga menyangkut kedaulatan negara terutama di kawasan perbatasan dan wilayah 3T, sehingga memastikan tidak ada satu pun masyarakat Indonesia yang akan tertinggal ketika melakukan transformasi digital.
"Transformasi digital telah menjadi tuntutan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tidak hanya soal teknologi, melainkan juga memperhatikan unsur sosial seperti kultur dan masyarakat," ujarnya.
Untuk mewujudkan transformasi digital, menurut Ryan, semua pemangku kepentingan harus bersatu padu dengan melakukan kolaborasi untuk mewujudkannya.
Ia menyebutkan tiga karakteristik transformasi digital, yaitu pertama, inklusif menggambarkan cita-cita transformasi digital yang dapat diakses dan memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kedua, gerakan pemberdayaan yang menunjukkan gagasan dari transformasi digital untuk memberdayakan seluruh kalangan masyarakat. Ketiga, keberlanjutan mewakili harapan bahwa transformasi digital dapat terus-menerus memberikan manfaat bagi masyarakat dengan mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan.
"APJII sebagai organisasi yang menaungi penyelenggara jasa internet di seluruh Indonesia berkomitmen untuk mendorong percepatan transformasi digital di seluruh Indonesia dan bekerja sama dengan seluruh pihak agar tujuan dapat terwujud," ujarnya.
Sementara itu, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah NTB dr Nurhandini Eka Dewi mengatakan teknologi yang berkembang saat ini juga merupakan warisan adanya pandemi beberapa waktu lalu.
Menurut dia, era kemajuan teknologi saat ini ada kemudahan yang didapatkan. Namun juga harus diperhatikan sisi negatifnya.
"Menjadi tugas kita bersama dalam percepatan kemajuan teknologi di seluruh wilayah, khusus daerah 3T. Transformasi inilah yang kami kerjakan pada 2023," kata Nurhandini.
"APJII berkomitmen untuk mengawal proses transformasi digital di NTB dengan mendorong anggotanya untuk lebih proaktif dalam pemerataan internet," kata Ketua APJII Wilayah Bali-Nusa Tenggara Ryan Soma, dalam diskusi "Membangun konektivitas handal untuk mendorong transformasi digital, meningkatkan ekonomi dan daya saing masyarakat NTB", di Mataram, Kamis.
Ia mengatakan transformasi digital adalah kunci untuk membuka potensi daerah dalam daya saing global dan pembangunan jangka panjang, memberdayakan masyarakat dan bisnis untuk meraih peluang pasar baru, terutama untuk pemulihan setelah pandemi COVID-19.
Untuk mendukung transformasi digital, lanjutnya, konektivitas jaringan telekomunikasi dan internet yang handal dan tersebar secara merata menjadi hal yang wajib, di mana untuk membangun konektivitas yang merata dan handal, maka kolaborasi antara pemerintah, masyarakat serta industri mutlak dibutuhkan.
Ryan menambahkan konektivitas jaringan telekomunikasi dan internet yang menyeluruh hingga ke sisi terluar Indonesia adalah tulang punggung dalam transformasi digital.
Apalagi, masih menurut dia, hal itu juga menyangkut kedaulatan negara terutama di kawasan perbatasan dan wilayah 3T, sehingga memastikan tidak ada satu pun masyarakat Indonesia yang akan tertinggal ketika melakukan transformasi digital.
"Transformasi digital telah menjadi tuntutan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tidak hanya soal teknologi, melainkan juga memperhatikan unsur sosial seperti kultur dan masyarakat," ujarnya.
Untuk mewujudkan transformasi digital, menurut Ryan, semua pemangku kepentingan harus bersatu padu dengan melakukan kolaborasi untuk mewujudkannya.
Ia menyebutkan tiga karakteristik transformasi digital, yaitu pertama, inklusif menggambarkan cita-cita transformasi digital yang dapat diakses dan memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kedua, gerakan pemberdayaan yang menunjukkan gagasan dari transformasi digital untuk memberdayakan seluruh kalangan masyarakat. Ketiga, keberlanjutan mewakili harapan bahwa transformasi digital dapat terus-menerus memberikan manfaat bagi masyarakat dengan mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan.
"APJII sebagai organisasi yang menaungi penyelenggara jasa internet di seluruh Indonesia berkomitmen untuk mendorong percepatan transformasi digital di seluruh Indonesia dan bekerja sama dengan seluruh pihak agar tujuan dapat terwujud," ujarnya.
Sementara itu, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah NTB dr Nurhandini Eka Dewi mengatakan teknologi yang berkembang saat ini juga merupakan warisan adanya pandemi beberapa waktu lalu.
Menurut dia, era kemajuan teknologi saat ini ada kemudahan yang didapatkan. Namun juga harus diperhatikan sisi negatifnya.
"Menjadi tugas kita bersama dalam percepatan kemajuan teknologi di seluruh wilayah, khusus daerah 3T. Transformasi inilah yang kami kerjakan pada 2023," kata Nurhandini.