Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akan menyiapkan hiburan di pasar malam Rembiga sebagai salah satu upaya menarik perhatian masyarakat untuk datang dan berbelanja kuliner serta kebutuhan pokok ke pasar tradisional tersebut.
"Insya Allah, setelah pencanangan pasar malam Rembiga, kita akan siapkan hiburan berupa 'live music', untuk menciptakan suasana berbeda sekaligus menjadi daya tarik agar masyarakat bisa datang dan berbelanja di pasar malam," kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Uun Pujianto di Mataram, Selasa.
Menurutnya, persiapan pencanangan Pasar Rembiga menjadi pasar malam sudah mencapai 95 persen sebab berbagai persiapan penataan fisik, gerobak, listrik, air bersih dan pendataan pedagang sudah rampung.
Saat ini, lanjutnya, prosesnya tinggal menyelesaikan pengecatan dan penetapan pedagang yang akan berjualan di pasar malam agar bisa bervariasi. Jangan sampai hanya jual kopi dan rokok saja. "Kita ingin pedagang menjual kuliner dan sembako juga. Dengan demikian, pasar malam bisa menjadi alternatif masyarakat yang tidak sempat belanja pada pasar pagi," katanya.
Uun Pujianto menuturkan, untuk gerobak pedagang di pasar malam telah disiapkan sebanyak 30 unit untuk 30 pedagang, gerobak itu bagian memotivasi pedagang yang mau berjualan hingga malam. "Gerobak itu sudah kita desain sedemikian rupa, sehingga bisa digunakan untuk berjualan kuliner, minuman, sembako, sayur-sayuran dan lainnya," katanya.
Menurutnya, apabila pasar malam ini bisa berjalan dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan Pasar Rembiga akan dibuka 24 jam seperti di daerah-daerah Pulau Jawa, sehingga dapat mengoptimalkan aset yang ada serta pendapatan daerah. "Tidak seperti sekarang ini pukul 10.00 Wita atau 11.00 Wita pasar sudah sepi," katanya.
Baca juga: Disdag Mataram membagikan 24 gerobak pedagang di pasar malam Rembiga
Baca juga: Pasar Sore Malam di Lombok Tengah dukung pertumbuhan UMKM
Menurutnya, Pasar Rembiga merupakan salah satu dari 19 pasar tradisional di Kota Mataram, hanya saja keberadaan-nya kurang efektif karena berada di belakang rumah toko (ruko).
Bahkan jumlah pedagang di Pasar Rembiga saat pagi hanya 29 orang sehingga retribusi yang dapat dalam sehari hanya sekitar Rp120 ribu. "Karena itulah, konsep Pasar Rembiga menjadi pasar malam diharapkan bisa mengoptimalkan fungsi Pasar Rembiga sebagai pusat transaksi masyarakat," kata Uun Pujianto.
"Insya Allah, setelah pencanangan pasar malam Rembiga, kita akan siapkan hiburan berupa 'live music', untuk menciptakan suasana berbeda sekaligus menjadi daya tarik agar masyarakat bisa datang dan berbelanja di pasar malam," kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Uun Pujianto di Mataram, Selasa.
Menurutnya, persiapan pencanangan Pasar Rembiga menjadi pasar malam sudah mencapai 95 persen sebab berbagai persiapan penataan fisik, gerobak, listrik, air bersih dan pendataan pedagang sudah rampung.
Saat ini, lanjutnya, prosesnya tinggal menyelesaikan pengecatan dan penetapan pedagang yang akan berjualan di pasar malam agar bisa bervariasi. Jangan sampai hanya jual kopi dan rokok saja. "Kita ingin pedagang menjual kuliner dan sembako juga. Dengan demikian, pasar malam bisa menjadi alternatif masyarakat yang tidak sempat belanja pada pasar pagi," katanya.
Uun Pujianto menuturkan, untuk gerobak pedagang di pasar malam telah disiapkan sebanyak 30 unit untuk 30 pedagang, gerobak itu bagian memotivasi pedagang yang mau berjualan hingga malam. "Gerobak itu sudah kita desain sedemikian rupa, sehingga bisa digunakan untuk berjualan kuliner, minuman, sembako, sayur-sayuran dan lainnya," katanya.
Menurutnya, apabila pasar malam ini bisa berjalan dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan Pasar Rembiga akan dibuka 24 jam seperti di daerah-daerah Pulau Jawa, sehingga dapat mengoptimalkan aset yang ada serta pendapatan daerah. "Tidak seperti sekarang ini pukul 10.00 Wita atau 11.00 Wita pasar sudah sepi," katanya.
Baca juga: Disdag Mataram membagikan 24 gerobak pedagang di pasar malam Rembiga
Baca juga: Pasar Sore Malam di Lombok Tengah dukung pertumbuhan UMKM
Menurutnya, Pasar Rembiga merupakan salah satu dari 19 pasar tradisional di Kota Mataram, hanya saja keberadaan-nya kurang efektif karena berada di belakang rumah toko (ruko).
Bahkan jumlah pedagang di Pasar Rembiga saat pagi hanya 29 orang sehingga retribusi yang dapat dalam sehari hanya sekitar Rp120 ribu. "Karena itulah, konsep Pasar Rembiga menjadi pasar malam diharapkan bisa mengoptimalkan fungsi Pasar Rembiga sebagai pusat transaksi masyarakat," kata Uun Pujianto.