Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mencatat selama Januari 2023 angka kasus demam berdarah dengue (DBD) mencapai 37 kasus.
"Jumlah itu tersebar di berbagai wilayah yang ada di 29 Puskesmas di Lombok Tengah," kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan Lombok Tengah, Putrawangsa di Praya, Senin.
Untuk mengantisipasi semakin meluasnya penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk tersebut, pihaknya sudah mulai melakukan berbagai upaya penanganan. Jumlah kasus DBD ini sama dengan awal 2022 yang mencapai 37 kasus.
"Hanya saja yang terjadi saat ini adanya pergeseran lokasi. Jika 2022 DBD banyak di Kecamatan Praya Timur, sekarang bergeser ke di wilayah Kecamatan Pujut,” katanya.
Untuk kasus DBD tertinggi terjadi di Kecamatan Pujut yang mencapai 17 kasus dan sisanya ada 3 kasus di Praya Timur. Kemudian di Praya Tengah 1 kasus dan di Batukliang ada 6 kasus dan beberapa lokasi lainnya.
Di satu sisi, jika melihat dari data tiga tahun sebelumnya, wilayah Batukliang tidak pernah tinggi kasus DBD namun ternyata awal tahun 2023 menjadi tertinggi kedua setelah Kecamatan Pujut.
“Kalau 2022 untuk wilayah Batukliang pada awal tahun hanya dua kasus DBD dan di wilayah Batukliang ini ada dua Puskesmas yakni Puskesmas Aik Darek dan Puskesmas Mantang, dan intervensi penanganan sama kita lakukan seperti ditempat lainnya dan yang banyak kasus DBD ini di wilayah Puskesmas Mantang untuk di Batukliang,” katanya.
Terlebih di wilayah Desa Mantang merupakan wilayah yang ramai dan kasus terakhir penyakit DBD ini menjangkit masyarakat yang masih berstatus Mahasiswa yang tentu memiliki mobilitas tinggi setiap harinya.
“Intervensi dalam hal penanganan lingkungan di wilayah Batukliang ini perlu kita tingkatkan lagi, dan di wilayah Batukliang belum kita lakukan fooging tapi hanya penyuluhan kaitan dengan Prokes yang dilakukan oleh pihak Puskesmas dengan cara keliling,” katanya.
Hanya saja pihaknya memastikan dari 37 kasus yang berada di Lombok Tengah, hampir semua masyarakat sudah sembuh. Hanya satu yang sampai saat ini masih mendapatkan perawatan yang berada di wilayah Kecamatan Pujut.
“Sampai saat ini juga belum ada masyarakat yang meninggal karena DBD dan rata- rata yang terjangkit ini banyak orang dewasa," katanya.
"Jumlah itu tersebar di berbagai wilayah yang ada di 29 Puskesmas di Lombok Tengah," kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan Lombok Tengah, Putrawangsa di Praya, Senin.
Untuk mengantisipasi semakin meluasnya penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk tersebut, pihaknya sudah mulai melakukan berbagai upaya penanganan. Jumlah kasus DBD ini sama dengan awal 2022 yang mencapai 37 kasus.
"Hanya saja yang terjadi saat ini adanya pergeseran lokasi. Jika 2022 DBD banyak di Kecamatan Praya Timur, sekarang bergeser ke di wilayah Kecamatan Pujut,” katanya.
Untuk kasus DBD tertinggi terjadi di Kecamatan Pujut yang mencapai 17 kasus dan sisanya ada 3 kasus di Praya Timur. Kemudian di Praya Tengah 1 kasus dan di Batukliang ada 6 kasus dan beberapa lokasi lainnya.
Di satu sisi, jika melihat dari data tiga tahun sebelumnya, wilayah Batukliang tidak pernah tinggi kasus DBD namun ternyata awal tahun 2023 menjadi tertinggi kedua setelah Kecamatan Pujut.
“Kalau 2022 untuk wilayah Batukliang pada awal tahun hanya dua kasus DBD dan di wilayah Batukliang ini ada dua Puskesmas yakni Puskesmas Aik Darek dan Puskesmas Mantang, dan intervensi penanganan sama kita lakukan seperti ditempat lainnya dan yang banyak kasus DBD ini di wilayah Puskesmas Mantang untuk di Batukliang,” katanya.
Terlebih di wilayah Desa Mantang merupakan wilayah yang ramai dan kasus terakhir penyakit DBD ini menjangkit masyarakat yang masih berstatus Mahasiswa yang tentu memiliki mobilitas tinggi setiap harinya.
“Intervensi dalam hal penanganan lingkungan di wilayah Batukliang ini perlu kita tingkatkan lagi, dan di wilayah Batukliang belum kita lakukan fooging tapi hanya penyuluhan kaitan dengan Prokes yang dilakukan oleh pihak Puskesmas dengan cara keliling,” katanya.
Hanya saja pihaknya memastikan dari 37 kasus yang berada di Lombok Tengah, hampir semua masyarakat sudah sembuh. Hanya satu yang sampai saat ini masih mendapatkan perawatan yang berada di wilayah Kecamatan Pujut.
“Sampai saat ini juga belum ada masyarakat yang meninggal karena DBD dan rata- rata yang terjangkit ini banyak orang dewasa," katanya.