Lebak (ANTARA) -
Masyarakat pesisir selatan Provinsi Banten relatif aman dari dampak gempa berkekuatan magnitudo 5,2 yang terjadi pada Selasa(7/2) pukul 07.35.50 WIB.
"Kami seperti biasa melakukan kegiatan melaut dan tidak terpengaruh adanya gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,2 itu," kata Opay (45) warga Bayah Kabupaten Lebak saat dihubungi di Rangkasbitung, Selasa.
Berdasarkan laporan BMKG, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,40° LS ; 105,90° BT, tepatnya berlokasi di laut, pada jarak 65 km Barat Daya Bayah, Banten pada kedalaman 41 kilometer dan tidak berpotensi tsunami.
Baca juga: Penyebab gempa Magnitudo 5,2 di selatan Banten: aktivitas lempeng Indo-Australia
Masyarakat pesisir selatan Banten yang tinggal di sekitar Pantai Binuangeun, Cihara, Panggarangan, Sukahujan, Bayah, Sawarna, Tanjung Panto dan Cibobos, mengatakan sudah biasa dengan gempa.
Selama ini, kata dia, perairan selatan Banten masuk daerah gempa bumi yang terjadi di Perairan Binuangeun dan Bayah. Bahkan gempa tersebut kerapkali terjadi hampir setiap pekan dengan magnitudo 3,0 sampai 6,0.
Saat ini aktivitas masyarakat pesisir selatan Banten relatif berjalan normal dan mereka bekerja di perkantoran, guru, hingga melaut.
"Kami sendiri tidak terpengaruhi adanya gempa itu," kata Opay
Seorang tokoh masyarakat Desa Sawarna Bayah Erwin Komara Sukma mengatakan gempa magnitudo 5,2 getarannya relatif kecil dan hanya berlangsung beberapa detik.
Masyarakat pesisir selatan Banten sudah biasa merasakan goyangan gempa karena lokasinya cukup berdekatan dengan pusat gempa, katanya.
Masyarakat pesisir diminta tetap waspada sehubungan pesisir selatan Banten ada pertemuan Lempeng Indo-Australia di bagian selatan yang bergerak menekan Lempeng Eurasia di bagian utara dan adanya Lempeng Pasifik di bagian timur.
"Kita tetap berharap warga waspada gempa itu agar tidak menimbulkan korban jiwa," ujarnya.
Sementara itu Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyampaikan gempa bumi yang terjadi di wilayah Bayah Kabupaten Lebak adalah gempa bumi tektonik, dengan episenter gempa terletak pada koordinat 7,40° LS dan 105,90° BT.
"Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 65 km Barat Daya Bayah, Banten, pada kedalaman 41 kilometer," katanya.
Daryono mengatakan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal, akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia, di bawah Lempeng Eurasia, dan tidak berpotensi tsunami.
Namun demikian masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Kita minta masyarakat agar tetap waspada dan tidak pengaruh oleh orang yang menyebar berita hoaks," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Warga pesisir selatan Banten tetap melaut pasca-gempa 5,2 SR
Baca juga: Penyebab gempa Magnitudo 5,2 di selatan Banten: aktivitas lempeng Indo-Australia
Masyarakat pesisir selatan Banten yang tinggal di sekitar Pantai Binuangeun, Cihara, Panggarangan, Sukahujan, Bayah, Sawarna, Tanjung Panto dan Cibobos, mengatakan sudah biasa dengan gempa.
Selama ini, kata dia, perairan selatan Banten masuk daerah gempa bumi yang terjadi di Perairan Binuangeun dan Bayah. Bahkan gempa tersebut kerapkali terjadi hampir setiap pekan dengan magnitudo 3,0 sampai 6,0.
Saat ini aktivitas masyarakat pesisir selatan Banten relatif berjalan normal dan mereka bekerja di perkantoran, guru, hingga melaut.
"Kami sendiri tidak terpengaruhi adanya gempa itu," kata Opay
Seorang tokoh masyarakat Desa Sawarna Bayah Erwin Komara Sukma mengatakan gempa magnitudo 5,2 getarannya relatif kecil dan hanya berlangsung beberapa detik.
Masyarakat pesisir selatan Banten sudah biasa merasakan goyangan gempa karena lokasinya cukup berdekatan dengan pusat gempa, katanya.
Masyarakat pesisir diminta tetap waspada sehubungan pesisir selatan Banten ada pertemuan Lempeng Indo-Australia di bagian selatan yang bergerak menekan Lempeng Eurasia di bagian utara dan adanya Lempeng Pasifik di bagian timur.
"Kita tetap berharap warga waspada gempa itu agar tidak menimbulkan korban jiwa," ujarnya.
Sementara itu Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyampaikan gempa bumi yang terjadi di wilayah Bayah Kabupaten Lebak adalah gempa bumi tektonik, dengan episenter gempa terletak pada koordinat 7,40° LS dan 105,90° BT.
"Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 65 km Barat Daya Bayah, Banten, pada kedalaman 41 kilometer," katanya.
Daryono mengatakan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal, akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia, di bawah Lempeng Eurasia, dan tidak berpotensi tsunami.
Namun demikian masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Kita minta masyarakat agar tetap waspada dan tidak pengaruh oleh orang yang menyebar berita hoaks," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Warga pesisir selatan Banten tetap melaut pasca-gempa 5,2 SR