Mataram (ANTARA) - Kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif (Kemperekraf) menggelar uji petik standarisasi water sport (Wisata olahraga air) bagi pemandu wisata dalam rangka meningkatkan keamanan para wisatawan.
"Tujuan program ini supaya pemandu wisata air di Indonesia itu memiliki sertifikasi dan bisa bersaing dengan pihak luar," kata Ketua Tim Perumus Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Muhamad Saleh Alatas usai acara uji petik rencana pembentukan standarisasi olahraga air di Hotel Jayakarta di Sengigi, Selasa.
Ia mengatakan, standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) sektor pariwisata bidang kepemanduan olahraga ini meliputi parasailing, Sky Air , Flaying Fish, Banana Boad, Kayaking, Diving, Snorkling, dan olahraga air lainnya.
Program ini disusun untuk dijadikan pedoman yang dapat dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, baik bagi lembaga maupun industri pariwisata.
"Ini untuk menyeragamkan standar operasional prosedur pemandu wisata olahraga air kepada para wisatawan," katanya.
Dalam pembentukan standarisasi pemandu wisata tersebut pihaknya melibatkan para pelaku wisata olahraga air, akademisi dan pelaku hotel dan transportasi trevel. Uji petik ini tidak hanya dilakukan di Lombok, namun dilakukan juga di Yogyakarta dan Danau Toba.
"Tujuan dibuatnya standarisasi, supaya semua pemandu memiliki sertifikat yang sama. Ini juga untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke berbagai destinasi wisata di Indonesia," katanya.
Sementara itu, Key expert Tim Perumus Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Lia Afriza mengatakan, program ini dilaksanakan untuk mendukung peningkatan kunjungan wisatawan di Indonesia, karena olahraga air tersebut saat ini telah menjadi tujuan para wisatawan.
Sehingga dengan adanya pembentukan standarisasi olahraga air ini bisa meningkatkan pelayanan keamanan kepada wisatawan.
"Tujuannya untuk mendukung peningkatan kunjungan wisatawan," katanya.
Ia mengatakan, Nusa Tenggara Barat telah ditetapkan menjadi super prioritas pengembangan pariwisata oleh pemerintah pusat, sehingga berbagai ragam wisata olahraga air berpotensi dikembangkan di NTB dan sangat digemari wisatawan.
"Olahraga air itu bukan hanya milik para atlet, tapi bisa dimainkan oleh para wisatawan. Sehingga dibutuhkan pemandu wisata yang telah memiliki sertifikat," katanya.
Ia mengatakan, target pembentukan standarisasi ini diharapkan bisa rampung 2023, sehingga saat ini masih dilakukan sosialisasi untuk mendapatkan masukan dan tanggapan dari para pelaku wisata olahraga air serta masukan dari para akademisi.
"Setelah selesai baru dilakukan verifikasi di internal dan baru ditetapkan," katanya.
"Tujuan program ini supaya pemandu wisata air di Indonesia itu memiliki sertifikasi dan bisa bersaing dengan pihak luar," kata Ketua Tim Perumus Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Muhamad Saleh Alatas usai acara uji petik rencana pembentukan standarisasi olahraga air di Hotel Jayakarta di Sengigi, Selasa.
Ia mengatakan, standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) sektor pariwisata bidang kepemanduan olahraga ini meliputi parasailing, Sky Air , Flaying Fish, Banana Boad, Kayaking, Diving, Snorkling, dan olahraga air lainnya.
Program ini disusun untuk dijadikan pedoman yang dapat dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, baik bagi lembaga maupun industri pariwisata.
"Ini untuk menyeragamkan standar operasional prosedur pemandu wisata olahraga air kepada para wisatawan," katanya.
Dalam pembentukan standarisasi pemandu wisata tersebut pihaknya melibatkan para pelaku wisata olahraga air, akademisi dan pelaku hotel dan transportasi trevel. Uji petik ini tidak hanya dilakukan di Lombok, namun dilakukan juga di Yogyakarta dan Danau Toba.
"Tujuan dibuatnya standarisasi, supaya semua pemandu memiliki sertifikat yang sama. Ini juga untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke berbagai destinasi wisata di Indonesia," katanya.
Sementara itu, Key expert Tim Perumus Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Lia Afriza mengatakan, program ini dilaksanakan untuk mendukung peningkatan kunjungan wisatawan di Indonesia, karena olahraga air tersebut saat ini telah menjadi tujuan para wisatawan.
Sehingga dengan adanya pembentukan standarisasi olahraga air ini bisa meningkatkan pelayanan keamanan kepada wisatawan.
"Tujuannya untuk mendukung peningkatan kunjungan wisatawan," katanya.
Ia mengatakan, Nusa Tenggara Barat telah ditetapkan menjadi super prioritas pengembangan pariwisata oleh pemerintah pusat, sehingga berbagai ragam wisata olahraga air berpotensi dikembangkan di NTB dan sangat digemari wisatawan.
"Olahraga air itu bukan hanya milik para atlet, tapi bisa dimainkan oleh para wisatawan. Sehingga dibutuhkan pemandu wisata yang telah memiliki sertifikat," katanya.
Ia mengatakan, target pembentukan standarisasi ini diharapkan bisa rampung 2023, sehingga saat ini masih dilakukan sosialisasi untuk mendapatkan masukan dan tanggapan dari para pelaku wisata olahraga air serta masukan dari para akademisi.
"Setelah selesai baru dilakukan verifikasi di internal dan baru ditetapkan," katanya.