Mataram (ANTARA) - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Nusa Tenggara Barat memastikan jumlah atlet dan ofisial yang akan mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XI di Kota Mataram pada 18-26 Februari 2023 sebanyak 4.653 orang.

Ketua KONI NTB, Mori Hanafi mengatakan 4.653 orang atlet dan ofisial ini akan berlaga di 297 Cabang Olahraga.

"4.653 atlet dan ofisial ini dari 10 kabupaten dan kota di NTB. Sedangkan jumlah wasit sebanyak 367 orang," ujarnya di Mataram, Kamis.

Ia mengatakan di Porprov kali ini akan menggelar 464 pertandingan dengan memperebutkan sebanyak 465 medali emas.

"Medali secara fisik 4.000 disiapkan di 465 nomor pertandingan," kata Mori.

Untuk pembukaan Porprov akan berlangsung pada 18 Februari yang dipusatkan di Taman Sangkareang, Kota Mataram.

"Para atlet mulai berdatangan di pagi harinya. Untuk para atlet dan wasit akan menginap di 54 Hotel yang tersebar di Kota Mataram, Lombok Barat dan Lombok Tengah," terangnya.

Sementara kirab api obor akan dimulai 16 Februari. Titik start-nya di Kota Bima lalu masuk ke Kabupaten Bima dilanjutkan ke Dompu lalu ke Sumbawa dan berhenti di Kabupaten Sumbawa Barat.

"Paginya api obor kembali dikirab-kan menuju Lombok Timur lalu ke Lombok Barat menuju Lombok Utara dan terakhir tujuan di Kota Mataram. Api Obor akan ditampilkan di Kota Mataram pada malam pembukaan," ujar Mori.

Sedangkan dari aspek keamanan, Polda NTB menyiapkan 300 personil. Pasukan itu di luar dari pengamanan tertutup dari intelijen dan dibantu Badan Intelijen Nasional Daerah (BINDA) NTB.

"Dari keamanan, Polda tidak mau kecolongan," katanya.

Sementara terkait anggaran Porprov, pihaknya masih kekurangan Rp2 miliar dari kebutuhan awal Rp10,5 miliar.

"Dari anggaran wajib Rp10,5 miliar. Sampai hari ini masih ada kekurangan Rp2 miliar. Kita masih antisipasi dengan hal hal strategis," ujarnya.

Menurutnya jika merujuk pada Porprov tahun 2018 anggarannya sebesar Rp10,5 miliar yang mempertandingkan 25 cabang olahraga dengan jumlah atlet sekitar 3.600 orang.

Sementara ini kondisi keuangan masih kurang. Pemprov NTB menyepakati Rp7 miliar dari yang diajukan Rp14 Miliar.

"Tahun ini kami ajukan Rp14 miliar tapi ndak dikasih. Akhirnya menghitung sendiri (penyesuaian). Kita lakukan pemotongan sehingga bisa efisien hasilnya Rp10,5 miliar," terang Mori.

Namun menurut dia, KONI mendapat dana tambahan sebesar Rp1,5 miliar dari sponsor.

"Ada Rp1,5 miliar dari sponsor sehingga masing kurang Rp2 miliar," katanya.

Kegiatan KONI juga banyak dibantu OPD-OPD. Seperti jasa transportasi panitia tidak menyewa melainkan OPD meminjamkan mobil operasional.

"Tinggal kita belikan mereka bensin," katanya.

Begitupun dengan kesehatan. Berkat dukungan Dinas Kesehatan NTB panitia cukup terbantu. Penyediaan kesehatan salah satu aspek penting selama event berjalan. Jika dihitung-hitung membutuhkan Rp500 juta untuk biaya tim yang tersebar di 58 arena.

Mori menegaskan jaminan kesehatan para atlet acuan pelayanan-nya berstandar nasional. Semua rumah sakit di kabupaten kota sudah siap termasuk para Puskesmas sudah siaga.

"Kami juga sudah antisipasi cabang olahraga yang berpotensi mengalami cedera. Tapi kami tidak ragu jaminan kesehatannya. KONI memberikan jaminan asuransi kerja sama dengan BPJS," ujarnya.

Meski masih kekurangan dana, KONI harus memastikan Porprov tersebut berstandar nasional. Termasuk memastikan tidak ada tagihan hutang pasca kegiatan selesai.

"Kita pastikan uang yang kita punya, selesai Porprov kita tidak ditagih utang," kata Mori.

Pewarta : Nur Imansyah
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024