Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, tahun 2023 akan membangun gedung perpustakaan modern berbasis digital senilai Rp11 miliar yang merupakan bantuan dari Pemerintah Pusat.
"Pembangunan perpustakaan modern itu kita konsepkan lebih representatif serta menerapkan teknologi digital dalam sistem pelayanan," kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) Kota Mataram Jemmy Nelwan di Mataram, Senin.
Dikatakan, proses lelang pembangunan perpustakaan modern berbasis digital direncanakan pada bulan Maret dan pembangunan fisik akan dimulai bulan April 2023.
"Sekarang kita sedang siapkan dokumen untuk lelang, dengan anggaran sebesar Rp11 miliar. Anggaran ini bantuan dari Pemerintah Pusat," katanya.
Menurutnya, bantuan anggaran sebesar Rp11 miliar tersebut terbagi untuk dua kegiatan yakni Rp10 miliar untuk pembangunan fisik dan Rp1 miliar untuk fasilitas penunjang.
Fasilitas penunjang yang dimaksudkan meliputi pengadaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Rp300 juta, deposit buku Rp200 juta dan pengadaan meubelair Rp500 juta.
"Proses pembangunan perpustakaan Kota Mataram, ditargetkan selama 6-7 bulan ke depan, sehingga akhir tahun 2023 perpustakaan modern kita sudah bisa dikunjungi masyarakat umum," katanya.
Sementara untuk lahan lokasi pembangunan, Jimmy mengatakan sudah tidak ada persoalan lagi sebab lahan yang akan digunakan merupakan milik Pemkot Mataram dan sudah bersertifikat semua.
"Lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan perpustakaan berbasis digital 5.000 meter persegi dan lahan yang tersedia sudah lebih dari itu," katanya.
Jemmy mengatakan perpustakaan berbasis digital itu nantinya akan memudahkan para pengunjung untuk menemukan buku yang dibutuhkan sebab pencairan buku bisa langsung menggunakan fasilitas digital yang disiapkan.
"Pengunjung yang kesulitan mencari buku, bisa mencari dengan menggunakan komputer yang kami siapkan," katanya.
Dia berharap, dengan fasilitas baru yang akan disiapkan tersebut jumlah pengunjung ke perpustakaan Kota Mataram bisa lebih meningkat dari biasanya.
"Pada hari biasa, jumlah pengunjung yang datang ke perpustakaan Kota Mataram dalam sehari rata-rata 30 orang. Tapi kalau ada kunjungan dari sekolah bisa lebih 50 orang," katanya.*
"Pembangunan perpustakaan modern itu kita konsepkan lebih representatif serta menerapkan teknologi digital dalam sistem pelayanan," kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) Kota Mataram Jemmy Nelwan di Mataram, Senin.
Dikatakan, proses lelang pembangunan perpustakaan modern berbasis digital direncanakan pada bulan Maret dan pembangunan fisik akan dimulai bulan April 2023.
"Sekarang kita sedang siapkan dokumen untuk lelang, dengan anggaran sebesar Rp11 miliar. Anggaran ini bantuan dari Pemerintah Pusat," katanya.
Menurutnya, bantuan anggaran sebesar Rp11 miliar tersebut terbagi untuk dua kegiatan yakni Rp10 miliar untuk pembangunan fisik dan Rp1 miliar untuk fasilitas penunjang.
Fasilitas penunjang yang dimaksudkan meliputi pengadaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Rp300 juta, deposit buku Rp200 juta dan pengadaan meubelair Rp500 juta.
"Proses pembangunan perpustakaan Kota Mataram, ditargetkan selama 6-7 bulan ke depan, sehingga akhir tahun 2023 perpustakaan modern kita sudah bisa dikunjungi masyarakat umum," katanya.
Sementara untuk lahan lokasi pembangunan, Jimmy mengatakan sudah tidak ada persoalan lagi sebab lahan yang akan digunakan merupakan milik Pemkot Mataram dan sudah bersertifikat semua.
"Lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan perpustakaan berbasis digital 5.000 meter persegi dan lahan yang tersedia sudah lebih dari itu," katanya.
Jemmy mengatakan perpustakaan berbasis digital itu nantinya akan memudahkan para pengunjung untuk menemukan buku yang dibutuhkan sebab pencairan buku bisa langsung menggunakan fasilitas digital yang disiapkan.
"Pengunjung yang kesulitan mencari buku, bisa mencari dengan menggunakan komputer yang kami siapkan," katanya.
Dia berharap, dengan fasilitas baru yang akan disiapkan tersebut jumlah pengunjung ke perpustakaan Kota Mataram bisa lebih meningkat dari biasanya.
"Pada hari biasa, jumlah pengunjung yang datang ke perpustakaan Kota Mataram dalam sehari rata-rata 30 orang. Tapi kalau ada kunjungan dari sekolah bisa lebih 50 orang," katanya.*