Hong Kong (ANTARA) - Wisatawan yang mengunjungi Hong Kong pada Februari ini hingga pertengahan Mei mendatang masih berkesempatan menengok lebih dari 200 karya seniman kontemporer ternama asal Jepang Yayoi Kusama yang dipamerkan di museum budaya visual kontemporer M+ di West Kowloon Cultural District.
Pameran bertema "Yayoi Kusama: 1945 to Now" ini merupakan retrospeksi karir sang seniman selama lebih dari tujuh dekade termasuk hal-hal yang mendorong eksplorasi kreatifnya.
Kurator, Seni Rupa, M+ Isabella Tam dalam sebuah tur media yang difasilitasi pihak Hong Kong Tourism Board (HKTB) di West Gallery, The Studio, Main Hall, Lightwell, Found Space, Kamis (16/2) mengatakan pengunjung dapat mengeksplorasi bagaimana Yayoi Kusama menjadi ikon budaya global yang menciptakan karya berpengaruh hingga hari ini.
"Yayoi Kusama: 1945 to Now" menampilkan karya Yayoi Kusama dari paling awal hingga terkini dalam enam tema yakni Infinity, Accumulation, Radical Connectivity, Biocosmic, Death dan Force of Life yang disajikan dalam beragam karya seperti lukisan, seni instalasi hingga patung.
"Di antara karya-karya sang seniman, pengunjung dapat melihat salah satunya asal usul 'Infinity Net'-nya yang terkenal," ujar Tam.
Pengunjung melihat salah satu koleksi seniman Jepang Yayoi Kusama, dalam tema "Infinity" dalam pameran bertajuk "Yayoi Kusama: 1945 to Now" di Museum M+ di West Kowloon Cultural District, Hong Kong. Pameran ini berlangsung sejak 12 November 2022 hingga 14 Mei 2023. (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
"Infinity Net" terinspirasi dari pengalaman Yayoi Kusama saat melihat Samudra Pasifik dari pesawat yang dia naiki dalam perjalanannya. Ini merupakan lukisan besar yang ditutupi sapuan kuas yang seolah tanpa akhir. Ide infinity atau ketidakterbatasan dikatakan konsisten dalam seni Yayoi Kusama. Sepanjang karirnya, dia telah menciptakan lukisan, pahatan, dan lingkungan yang mensimulasikan ruang tanpa akhir.
Pada tema Accumulation, pengujung dapat melihat instalasi kolase dan patung karya sang seniman yang terinspirasi dari tepi sungai dekat rumah masa kecilnya. Sementara pada tema Radical Connectivity, tersaji karya provokatif Yayoi Kusama yang diciptakan sebagai tanggapan terhadap kondisi politik di Amerika Serikat tahun 1960-an dan 1970-an. Dia mewujudkan ide ini dalam manekin yang dicat, begitu juga dengan meja, kursi, wig, tas tangan, mug, piring, kendi, asbak, tanaman, bunga dan buah plastik.
Baca juga: Kaltim persiapan tuan rumah Kegiatan Budaya OKI
Baca juga: Badung minta pemuda lestarikan bahasa, aksara, sastra Bali
Dalam pameran spesial pertama M+, Yayoi Kusama juga menampilkan tiga karya baru yang mewujudkan misinya menyatukan orang-orang melalui seni, antara lain "Death of Nerves" (2022), "Dots Obsession-A spring to Heaven's Love" (2022) dan "Pumpkin" (2022).
"Death of Nerves (2022)" tak lain merupakan instalasi warna-warni skala besar, "Dots Obsession—Aspiring to Heaven’s Love" (2022) mencakup ruang cermin dan titik-titik polkadot khas, sementara "Pumpkin" (2022) tak lain merupakan labu-labu kuning dengan pola titik-titik hitam, sebuah motif yang terkenal dari Yayoi Kusama.
Pameran bertema "Yayoi Kusama: 1945 to Now" ini merupakan retrospeksi karir sang seniman selama lebih dari tujuh dekade termasuk hal-hal yang mendorong eksplorasi kreatifnya.
Kurator, Seni Rupa, M+ Isabella Tam dalam sebuah tur media yang difasilitasi pihak Hong Kong Tourism Board (HKTB) di West Gallery, The Studio, Main Hall, Lightwell, Found Space, Kamis (16/2) mengatakan pengunjung dapat mengeksplorasi bagaimana Yayoi Kusama menjadi ikon budaya global yang menciptakan karya berpengaruh hingga hari ini.
"Yayoi Kusama: 1945 to Now" menampilkan karya Yayoi Kusama dari paling awal hingga terkini dalam enam tema yakni Infinity, Accumulation, Radical Connectivity, Biocosmic, Death dan Force of Life yang disajikan dalam beragam karya seperti lukisan, seni instalasi hingga patung.
"Di antara karya-karya sang seniman, pengunjung dapat melihat salah satunya asal usul 'Infinity Net'-nya yang terkenal," ujar Tam.
"Infinity Net" terinspirasi dari pengalaman Yayoi Kusama saat melihat Samudra Pasifik dari pesawat yang dia naiki dalam perjalanannya. Ini merupakan lukisan besar yang ditutupi sapuan kuas yang seolah tanpa akhir. Ide infinity atau ketidakterbatasan dikatakan konsisten dalam seni Yayoi Kusama. Sepanjang karirnya, dia telah menciptakan lukisan, pahatan, dan lingkungan yang mensimulasikan ruang tanpa akhir.
Pada tema Accumulation, pengujung dapat melihat instalasi kolase dan patung karya sang seniman yang terinspirasi dari tepi sungai dekat rumah masa kecilnya. Sementara pada tema Radical Connectivity, tersaji karya provokatif Yayoi Kusama yang diciptakan sebagai tanggapan terhadap kondisi politik di Amerika Serikat tahun 1960-an dan 1970-an. Dia mewujudkan ide ini dalam manekin yang dicat, begitu juga dengan meja, kursi, wig, tas tangan, mug, piring, kendi, asbak, tanaman, bunga dan buah plastik.
Baca juga: Kaltim persiapan tuan rumah Kegiatan Budaya OKI
Baca juga: Badung minta pemuda lestarikan bahasa, aksara, sastra Bali
Dalam pameran spesial pertama M+, Yayoi Kusama juga menampilkan tiga karya baru yang mewujudkan misinya menyatukan orang-orang melalui seni, antara lain "Death of Nerves" (2022), "Dots Obsession-A spring to Heaven's Love" (2022) dan "Pumpkin" (2022).
"Death of Nerves (2022)" tak lain merupakan instalasi warna-warni skala besar, "Dots Obsession—Aspiring to Heaven’s Love" (2022) mencakup ruang cermin dan titik-titik polkadot khas, sementara "Pumpkin" (2022) tak lain merupakan labu-labu kuning dengan pola titik-titik hitam, sebuah motif yang terkenal dari Yayoi Kusama.