New York (ANTARA) - Indeks-indeks utama Wall Street beragam pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), tertekan oleh kekhawatiran atas suku bunga yang lebih tinggi setelah data inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan dan komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve memupus harapan akan berakhirnya pengetatan moneter lebih awal.

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 129,84 poin atau 0,39 persen, menjadi menetap di 33.826,69 poin. Indeks S&P 500 merosot 11,32 poin atau 0,28 persen, menjadi ditutup pada 4.079,09 poin. Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 68,56 poin atau 0,58 persen, menjadi berakhir di 11.787,27 poin.

Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor bahan pokok konsumen dan utilitas masing-masing terdongkrak 1,29 persen dan 1,0 persen, melampaui yang lainnya. Sementara itu, sektor energi dan teknologi masing-masing jatuh 3,65 persen dan 1,19 persen, memimpin kerugian.

Untuk minggu ini, Dow tergelincir 0,13 persen, S&P 500 turun 0,28 persen, dan Nasdaq yang padat teknologi naik 0,59 persen. S&P 500 telah naik sekitar 6,0 persen sejauh tahun ini, sementara Nasdaq pulih sekitar 13 persen setelah kerugian besar tahun lalu.

Indeks S&P 500 melemah terbebani oleh Microsoft dan Nvidia karena investor khawatir bahwa inflasi dan ekonomi AS yang kuat dapat membuat Federal Reserve mempercepat kenaikan suku bunga lebih lanjut. Sesi maju-mundur di Wall Street mengikuti data ekonomi minggu ini yang menunjukkan inflasi yang tinggi, pasar kerja yang ketat dan ketahanan belanja konsumen, memberi Fed lebih banyak ruang untuk menaikkan biaya pinjaman.

Goldman Sachs dan Bank of America memperkirakan tiga kenaikan suku bunga lagi tahun ini dan masing-masing sebesar seperempat poin persentase, naik dari perkiraan sebelumnya untuk dua kenaikan suku bunga.

Para pedagang memperkirakan setidaknya dua kenaikan suku bunga lagi dan memproyeksikan suku bunga Fed memuncak di 5,3 persen pada Juli, karena bank sentral berupaya untuk mendinginkan ekonomi dan mengurangi inflasi.

"Awan gelap telah melayang di atas pasar saham dalam dua minggu terakhir di tengah ekspektasi yang lebih tinggi untuk suku bunga dana Fed," kata Jake Dollarhide, kepala eksekutif Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma.

Baca juga: Wall Street ditutup beragam karena inflasi
Baca juga: Wall Street reli, data upah naik kurang dari harapan

"Jumlah pekerjaan tidak semakin lemah, dan sulit untuk memasuki resesi dengan pasar tenaga kerja yang kuat pada saat yang sama. Itu berarti Fed dapat menekan tombol dan menaikkan suku bunga," kata Dollarhide.

Microsoft Corp turun 1,6 persen dan Nvidia merosot 2,8 persen, keduanya membebani S&P 500 karena imbal hasil surat utang negara 10 tahun mencapai tertinggi tiga bulan. Menambah kekhawatiran baru-baru ini tentang kebijakan moneter, Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan bank sentral perlu terus menaikkan suku bunga sampai membuat lebih banyak kemajuan dalam mengatasi inflasi. Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin mengatakan bank sentral masih perlu menaikkan suku bunga, tetapi itu bisa bertahan dengan kenaikan seperempat poin.

Perusahaan yang paling banyak diperdagangkan di S&P 500 adalah Tesla Inc, dengan saham senilai 42,9 miliar dolar AS yang dipertukarkan selama sesi tersebut. Saham Tesla terangkat 3,10 persen. Pasar saham AS akan ditutup pada Senin (20/2/2023 untuk peringatan karena Hari Presiden. Volume perdagangan bursa AS relatif ringan, dengan 10,6 miliar saham berpindahtangan, dibandingkan dengan rata-rata 11,7 miliar saham selama 20 sesi sebelumnya.

 

 

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024