Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat meluncurkan program bersih-bersih rumah dalam rangka meningkatkan pengelolaan sampah dan memperingati hari peduli sampah nasional 2023.
"Kebersihan lingkungan merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup manusia, baik secara personal maupun sosial," kata Bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri pada acara launching pelaksanaan bersih-bersih rumah kita (BBRK) Tingkat Kabupaten di Desa Rembitan, Selasa.
Program bersih-bersih rumah kita adalah gerakan massal membangun prakarsa dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui gerakan bersama, edukasi di tingkat keluarga dengan PKK sebagai penggerak utamanya.
Kabupaten Lombok Tengah dalam kaitannya dengan lima pilar sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) secara bertahap sudah sukses tiga pilar, dan segera dua pilar yang belum adalah pilar pengelolaan sampah rumah tangga, dan pilar pengelolaan limbah cair rumah tangga agar tidak mencemari lingkungan.
"Dalam 2023 ini bisa tercapai," katanya.
Ia mengatakan, telah banyak upaya-upaya yang dilakukan pemerintah daerah untuk terus menjaga kebersihan lingkungan, dari mulai perorangan, kelompok sosial, instansi hingga skala internasional.
"Semua itu dilakukan demi terciptanya lingkungan yang bersih dan layak bagi keberlangsungan hidup manusia," katanya.
Kebersihan terhadap lingkungan tentu tanggung jawab yang harus diemban oleh tiap-tiap individu agar tercapainya ekosistem yang ramah lingkungan, serta kehidupan yang sehat yang merupakan hak bagi tiap-tiap makhluk hidup.
"Salah satu tindakan yang dapat mewujudkan lingkungan yang bersih adalah dengan tertibnya membuang sampah pada tempatnya," katanya.
Ia mengatakan, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang terus bertambah dan tumbuhnya perekonomian, terjadi peningkatan kuantitas sampah dan munculnya jenis sampah yang baru. Sementara pelayanan pengelolaan sampah belum memadai, pola konsumsi masyarakat berubah semakin konsumtif, sampah kemasan di masa pandemi menjadi semakin banyak.
"Kepedulian masyarakat akan pengelolaan sampah relatif rendah. Gerakan ini sebagai ikhtiar bersama untuk mencapai 5 pilar STBM, yang nantinya akan berdampak terhadap menurunnya kejadian stunting," katanya.
"Kebersihan lingkungan merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup manusia, baik secara personal maupun sosial," kata Bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri pada acara launching pelaksanaan bersih-bersih rumah kita (BBRK) Tingkat Kabupaten di Desa Rembitan, Selasa.
Program bersih-bersih rumah kita adalah gerakan massal membangun prakarsa dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui gerakan bersama, edukasi di tingkat keluarga dengan PKK sebagai penggerak utamanya.
Kabupaten Lombok Tengah dalam kaitannya dengan lima pilar sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) secara bertahap sudah sukses tiga pilar, dan segera dua pilar yang belum adalah pilar pengelolaan sampah rumah tangga, dan pilar pengelolaan limbah cair rumah tangga agar tidak mencemari lingkungan.
"Dalam 2023 ini bisa tercapai," katanya.
Ia mengatakan, telah banyak upaya-upaya yang dilakukan pemerintah daerah untuk terus menjaga kebersihan lingkungan, dari mulai perorangan, kelompok sosial, instansi hingga skala internasional.
"Semua itu dilakukan demi terciptanya lingkungan yang bersih dan layak bagi keberlangsungan hidup manusia," katanya.
Kebersihan terhadap lingkungan tentu tanggung jawab yang harus diemban oleh tiap-tiap individu agar tercapainya ekosistem yang ramah lingkungan, serta kehidupan yang sehat yang merupakan hak bagi tiap-tiap makhluk hidup.
"Salah satu tindakan yang dapat mewujudkan lingkungan yang bersih adalah dengan tertibnya membuang sampah pada tempatnya," katanya.
Ia mengatakan, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang terus bertambah dan tumbuhnya perekonomian, terjadi peningkatan kuantitas sampah dan munculnya jenis sampah yang baru. Sementara pelayanan pengelolaan sampah belum memadai, pola konsumsi masyarakat berubah semakin konsumtif, sampah kemasan di masa pandemi menjadi semakin banyak.
"Kepedulian masyarakat akan pengelolaan sampah relatif rendah. Gerakan ini sebagai ikhtiar bersama untuk mencapai 5 pilar STBM, yang nantinya akan berdampak terhadap menurunnya kejadian stunting," katanya.