Kupang (ANTARA) - Pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) ke Timor Leste melalui Pertamina International Timor SA(PITSA) berjalan lancar di tengah terjadinya longsor di Kabupaten Kupang yang menutup akses jalan Pulau Timor.
"Sampai sejauh ini tidak ada kendala dalam pendistribusian BBM ke Timor Leste untuk avtur, karena kami gunakan kendaraan bantuan untuk distribusi BBM ke negara itu," kata Manager Fuel Terminal BBM Tenau Wisnu Eka Bhaskara, di Kupang, Rabu.
Hal itu disampaikannya berkaitan dengan longsor sepanjang 300 meter dan tinggi 20 meter yang terjadi pada 17 Februari lalu, di Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang. Bencana tersebut mengakibatkan akses jalan yang menghubungkan Kupang dengan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Kabupaten Malaka, Kabupaten Belu, bahkan Timor Leste terputus.
Di samping itu, longsor tersebut juga mengakibatkan pasokan logistik seperti sembako ke empat kabupaten di Pulau Timor itu terhenti. Bahkan ekspor bahan baku dari NTT ke Timor Leste juga terhenti karena hal tersebut.
Dia mengatakan bahwa sebelum jalur Trans Pulau Timor itu tertimbun material longsor, pengiriman BBM ke Timor Leste untuk avtur langsung dari TBBM Tenau Kupang menggunakan kendaraan tangki dari Kupang. "Sekali kirim jumlah BBM-nya mencapai 56 kiloliter," ujar dia.
Namun semenjak jalan Trans Timor lumpuh total, proses pengiriman terpaksa melalui TBBM Atapupu di Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Hal itu karena kendaraan yang mampu membawa 56 kl dari Kupang ke Timor Leste tidak bisa melintas ke Timor Leste. Pihak TBBM Tenau kemudian menggunakan kendaraan lain dengan kapasitas 25 kl untuk pengiriman BBM ke Timor Leste.
Baca juga: 20 ribu tiket WSBK sudah terjual
Baca juga: Pertamina Patra Niaga perkuat digitalisasi
"Dalam seminggu PITSA butuh sekitar 56 kl. Namun karena keterbatasan kendaraan akibat longsor kami gunakan sementara kendaraan 25 kl dengan proses pengirimannya dua kali dalam sepekan," kata dia pula.
Dia pun mengaku sudah melakukan survei ke lokasi longsor dan sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian, agar bisa melintas menggunakan kendaraan tangki dengan kapasitas muatan BBM 56 kl, namun belum diizinkan karena akses jalan alternatif yang dibangun belum selesai. "Sehingga kami terpaksa gunakan sementara kendaraan di Belu tersebut, agar kebutuhan BBM di Timor Leste untuk avtur tetap terjaga," ujar dia lagi.
"Sampai sejauh ini tidak ada kendala dalam pendistribusian BBM ke Timor Leste untuk avtur, karena kami gunakan kendaraan bantuan untuk distribusi BBM ke negara itu," kata Manager Fuel Terminal BBM Tenau Wisnu Eka Bhaskara, di Kupang, Rabu.
Hal itu disampaikannya berkaitan dengan longsor sepanjang 300 meter dan tinggi 20 meter yang terjadi pada 17 Februari lalu, di Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang. Bencana tersebut mengakibatkan akses jalan yang menghubungkan Kupang dengan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Kabupaten Malaka, Kabupaten Belu, bahkan Timor Leste terputus.
Di samping itu, longsor tersebut juga mengakibatkan pasokan logistik seperti sembako ke empat kabupaten di Pulau Timor itu terhenti. Bahkan ekspor bahan baku dari NTT ke Timor Leste juga terhenti karena hal tersebut.
Dia mengatakan bahwa sebelum jalur Trans Pulau Timor itu tertimbun material longsor, pengiriman BBM ke Timor Leste untuk avtur langsung dari TBBM Tenau Kupang menggunakan kendaraan tangki dari Kupang. "Sekali kirim jumlah BBM-nya mencapai 56 kiloliter," ujar dia.
Namun semenjak jalan Trans Timor lumpuh total, proses pengiriman terpaksa melalui TBBM Atapupu di Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Hal itu karena kendaraan yang mampu membawa 56 kl dari Kupang ke Timor Leste tidak bisa melintas ke Timor Leste. Pihak TBBM Tenau kemudian menggunakan kendaraan lain dengan kapasitas 25 kl untuk pengiriman BBM ke Timor Leste.
Baca juga: 20 ribu tiket WSBK sudah terjual
Baca juga: Pertamina Patra Niaga perkuat digitalisasi
"Dalam seminggu PITSA butuh sekitar 56 kl. Namun karena keterbatasan kendaraan akibat longsor kami gunakan sementara kendaraan 25 kl dengan proses pengirimannya dua kali dalam sepekan," kata dia pula.
Dia pun mengaku sudah melakukan survei ke lokasi longsor dan sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian, agar bisa melintas menggunakan kendaraan tangki dengan kapasitas muatan BBM 56 kl, namun belum diizinkan karena akses jalan alternatif yang dibangun belum selesai. "Sehingga kami terpaksa gunakan sementara kendaraan di Belu tersebut, agar kebutuhan BBM di Timor Leste untuk avtur tetap terjaga," ujar dia lagi.