Jakarta (ANTARA) - Pebasket asing Satria Muda Pertamina Jakarta Shannon Evans II mengatakan bahwa dirinya berambisi membantu tim tersebut mengembalikan jati diri sebagai klub dengan tradisi juara Indonesian Basketball League (IBL).
Menurut dia, alasan untuk bersedia bergabung dengan klub yang bermarkas di Britama Arena, Jakarta, itu karena tim tersebut merupakan klub besar dan memiliki sejarah panjang dengan deretan gelar yang banyak.
"Orang-orang yang pernah bermain di Satria Muda sempat saya tanya dan mereka mengatakan bahwa tim ini adalah klub yang luar biasa, dengan banyak gelar juara dan tentu saja saya datang ke IBL untuk meneruskan tradisi hebat itu," kata point guard berumur 30 tahun itu di Jakarta, Kamis, setelah diperkenalkan secara resmi sebagai pemain.
Ia menjelaskan, alasan kedua mau bermain di Indonesia, karena IBL merupakan liga yang kompetitif dan terus meningkat secara kualitas peserta, maupun penyelenggaraan, sehingga bagus untuk mendongkrak kariernya.
"Saya berbicara dengan beberapa orang yang pernah main di IBL dan mereka bilang liga disini sudah semakin baik dari sisi kualitas," ujar pebasket berdarah campuran Amerika Serikat-Guinea tersebut.
Shannon menambahkan, dirinya akan berusaha untuk segera beradaptasi pada sisa tiga babak reguler musim ini, guna mempersiapkan diri untuk membantu tim dalam playoffs nanti.
Baca juga: Shannon Evans II jadi pemain asing terakhir
Dia menjadi pemain asing ketiga atau terakhir yang bergabung ke Satria Muda Pertamina Jakarta, menjelang playoffs Indonesian Basketball League (IBL) 2025, yang dimulai pada 26 Juni mendatang.
Pemain berpostur tubuh setinggi 1,85 meter itu menyusul pemain asing lainnya, yakni Amine Noua dan Artem Pustovyi yang juga baru bergabung dalam pekan ke-18 lalu dan ke-19 ini.
Sementara itu, berdasarkan data IBL, Satria Muda didirikan pada 28 Oktober 1993 sebagai salah satu klub pendatang baru di Kobatama (Kompetisi Bola Basket Utama), yang merupakan liga basket tertinggi di Indonesia pada masa itu.
Baca juga: Prawira balas kekalahan Kesatria Bengawan Solo dengan skor 78-66
Perjalanan Satria Muda dimulai dari Divisi 2 Kobatama pada 1995. Mereka berhasil mendapatkan tiket promosi ke divisi 1 Kobatama melalui pertandingan babak promosi-degradasi.
Musim 1996, yang merupakan musim perdana Satria Muda pada Divisi 1 Kobatama berhasil dilalui dengan apik, dimana Satria Muda mampu bercokol pada peringkat keempat di klasemen akhir dan mendapatkan predikat sebagai tim pendatang baru terbaik.
Kini Satria Muda tercatat pernah 12 kali juara liga bola basket di Indonesia. Mulai tahun 1999, 2004, 2006 hingga 2009, kemudian back to back champions di musim 2010-2011 dan 2011-2012.
Lalu pada musim 2014-2015, berlanjut ke IBL 2018, 2021, dan 2022.
Kemudian skuad asuhan Youbel Sondakh itu juga pernah juara di SEABA Champions Cup 2008 dan juga juara ASEAN Basketball League (ABL) di musim 2011-2012, dengan memakai nama Indonesia Warriors.