Madiun (ANTARA) - Banyak pihak memprediksi bahwa 2023 akan menjadi tahun yang penuh tantangan di berbagai sektor, utamanya ekonomi, karena menghadapi ancaman resesi global. Padahal, sebenarnya tantangan itu telah dirasakan sebelumnya, seiring munculnya pandemi COVID-19 pada 2020 yang mulai melanda dunia, termasuk di Tanah Air.
Tantangan itu, salah satunya berupa kesulitan dalam memenuhi berbagai kebutuhan penanganan pandemi COVID-19 yang mudah menular dan mematikan tersebut, mulai dari kesulitan ketersediaan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan maupun masyarakat umum, tabung oksigen, hingga persediaan vaksin anti-COVID.
Kondisi itu juga diperburuk dengan larangan dan pembatasan mobilitas warga, serta penutupan tempat-tempat umum yang harus dilakukan demi mencegah penularan COVID-19, seperti tempat wisata, mal, pasar, bioskop, tempat ibadah, sekolah, toko-toko, hingga warung kaki lima.
Kebijakan penutupan tempat-tempat umum dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM guna mencegah penularan COVID-19 tersebut membuat perekonomian Tanah Air, dari pusat hingga daerah, menjadi "mati suri". Demikian juga yang terjadi di Kota Madiun, Jawa Timur.
Data BPS setempat menyebutkan pandemi yang melanda telah membuat laju pertumbuhan ekonomi Kota Madiun terjun bebas hingga tercatat minus 3,39 persen pada 2020. Hal itu karena semua sektor tidak mampu bergerak sebagai imbas dari aneka pembatasan. Terlebih sektor ekonomi yang tentu berpengaruh pada sektor lainnya. Banyak perusahaan tutup dan terjadi pemutusan hubungan kerja akibat perusahaan tidak mampu bertahan. Inilah tantangan yang sesungguhnya.
Tak ingin terlalu lama larut dalam keterpurukan, Pemerintah Kota Madiun, sebagaimana disampaikan oleh Wali Kota Maidi menerapkan kebijakan "Gas Ekonomi, Stop COVID-19". Kebijakan itu sebagai solusi untuk mendorong tumbuhnya ekonomi di tengah pembatasan mobilitas pencegahan penularan COVID-19.
Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota Madiun untuk menggenjot perekonomiannya, seperti beragam pembangunan yang bermuara pada peningkatan perekonomian di Kota Madiun. Saat itu, Pemkot Madiun membangun kawasan Pahlawan Street Center (PSC) yang saat ini telah dilengkapi dengan Pahlawan Business Center (PBC), Pahlawan Religi Center (PRC), dan lain sebagainya.
Selain itu, upaya menggerakkan ekonomi daerah juga didukung keberadaan pusat kuliner, seperti "Bogowonto Culinary Center", pujasera Pasar Sleko, hingga lapak-lapak UMKM di tiap kelurahan yang terus bersolek. Juga, pembangunan akses jalan melalui program pavingisasi yang semakin meningkatkan kenyamanan masyarakat.
Pembangunan tersebut didukung dengan kebijakan Wali Kota Madiun, salah satunya kebijakan terhadap aparatur sipil negara (ASN) untuk berbelanja di PKL dan UMKM sekitar tempat tinggal dan kantor guna menggeliatkan keberadaan warung kali lima serta UMKM yang kesulitan bertahan hidup di kala itu.
Besaran belanja tersebut kemudian wajib dilaporkan ke dalam aplikasi "Pro UMKM" yang telah disediakan sebagai wujud pemantauan pelaksanaan. Sejak kebijakan dijalankan, total transaksi belanja ASN dalam kegiatan tersebut sudah mencapai lebih dari Rp11 miliar selama 2021 dan kini terus bergulir.
Tak hanya belanja ASN di UMKM lingkungan tempat tinggal, Pemkot Madiun sejak 2020 telah gencar mendorong tiap kelurahan untuk mengembangkan potensi UMKM dan keunggulannya dengan membangun lapak-lapak UMKM. Upaya tersebut merupakan bagian dari program pemda setempat untuk mendongkrak pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19.
Guna mewujudkan program tersebut, Pemerintah Kota Madiun telah mencairkan dana sebesar Rp261 juta untuk masing-masing 27 kelurahan di wilayah setempat pada tahun 2020.
Dana tersebut berasal dari Dana Insentif Daerah (DID) pemerintah pusat, yang untuk Kota Madiun alokasinya di tahun 2020 mencapai total Rp14,9 miliar. DID diperoleh karena Kota Madiun dinilai cukup baik dalam penanganan COVID-19.
Berkat upaya keras bersama tersebut, pertumbuhan ekonomi Kota Madiun pada 2021 tercatat BPS setempat mencapai 4,73 persen. Angka itu tumbuh 7 persen dari tahun 2020 yang tercatat minus 3,39 persen. "Besaran pertumbuhan ekonomi 2021 sebesar 4,73 persen tersebut melebihi rata-rata Jawa Timur dan nasional yang 3,57 persen dan 3,69 persen. Alhamdulillah naik luar biasa," kata Wali Kota Maidi kepada Antara.
Tak hanya pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan tren positif, nilai investasi yang masuk ke Kota Madiun juga cukup baik, meski pandemi kala itu masih berlangsung. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) setempat mencatat, nilai investasi di Kota Madiun tumbuh signifikan setelah sempat turun akibat terdampak pandemi COVID-19.
Pada 2020, realisasi investasi mencapai Rp189,779 miliar dari proyeksi sebesar Rp183 miliar. Kemudian, capaian investasi tahun 2021 ada di angka Rp202 miliar dari target Rp191 miliar. Demikian juga realisasi tahun 2022 yang menyentuh Rp214 miliar atau surplus Rp21 miliar dari target Rp193 miliar.
Wali Kota Maidi menilai capaian positif investasi itu tidak lepas dari kebijakan "Gas Ekonomi, Stop COVID-19" yang mampu memberikan kepercayaan kepada para investor. Realisasi itu membuktikan bahwa iklim investasi di Kota Madiun cukup baik, meskipun masa pandemi COVID-19 belum berakhir.
Pemkot Madiun semakin optimistis capaian nilai penanaman modal di tahun 2023 ini akan kembali meroket seiring situasi pandemi COVID-19 yang sudah terkendali. Pemkot Madiun memiliki keyakinan kuat untuk menumbuhkan ekonomi, meski ada banyak ancaman resesi global.
Keberadaan tempat wisata buatan dan pusat perekonomian baru selama tiga tahun terakhir ini menjadi senjata andalan dalam menggaet para investor untuk menanamkan modalnya di Kota Madiun. Karena itu, Kota Madiun akan terus bersolek agar kian menarik para investor.
Terlebih, ada amunisi tambahan untuk menarik para pemodal besar hingga kecil, yakni keberadaan "Pahlawan Business Center" (PBC) di sekitaran Kantor Bakorwil Madiun, "Pahlawan Religi Center" (PRC) di kawasan Pahlawan Street Center, dan "Bogowonto Culinary Center" (BCC).
Wali Kota menambahkan seiring Kota Madiun kini menjadi jujukan wisatawan, pihaknya merasa lebih optmistis dalam menarik investor, termasuk hotel berbintang taraf internasional guna mendukung perubahan image Kota Madiun sebagai "urban toursim". Dengan banyaknya investor menanamkan modal di Kota Madiun, pertumbuhan ekonomi dan peluang kerja optimistis juga ikut terdongkrak.
Terus tumbuh
Tak berhenti di tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Kota Madiun terus melaju di tahun 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi di wilayah setempat pada tahun 2022 mencapai 5,52 persen.
Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,52 persen tersebut, naik 0,79 persen dari tahun 2021 yang tercatat 4,79 persen. "Ini bagus. Artinya ekonomi Kota Madiun semakin maju," ujar Wali Kota Madiun Maidi.
Capaian itu tentu tidak mudah mengingat pandemi COVID-19 masih berlangsung. Karenanya ia memastikan ke depan upaya peningkatan ekonomi akan terus digenjot dan menjadi prioritas, meskipun terdapat ancaman resesi.
Peningkatan ekonomi di Kota Madiun menjadi fokus utama dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2024. Bahkan, pembangunan ekonomi sudah mulai digiatkan di tahun 2023 ini dan menjadi skala prioritas guna terus menumbuhkan sektor perekonomian daerah setempat.
Demikian juga, semua pembangunan infrastruktur juga harus mendukung peningkatan ekonomi daerah. Tak ketinggalan, semua kebijakan untuk non-infrastruktur juga harus berhubungan dengan ekonomi.
Salah satu contoh prioritas pembangunan di Kota Madiun yang dinilai dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah ancaman resesi tahun 2023 adalah penyempurnaan pembangunan Pahlawan Bisnis Center.
Di lokasi itu nantinya akan dijadikan sebagai pusat pameran UMKM wilayah eks-Keresidenan Madiun. Tidak hanya wilayah Kota Madiun, namun juga kota/kabupaten sekitar, sehingga akan memiliki daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke Kota Madiun.
Baca juga: Polisi siap lakukan pengamanan dampak resesi ekonomi
Baca juga: Ketahanan ekonomi Indonesia di tengah resesi dunia
Selain Pahlawan Bisnis Center, pemkot juga akan menyempurnakan tempat-tempat wisata buatan yang sudah ada agar lebih menarik orang-orang untuk berkunjung dan menghabiskan uang di Kota Madiun. Pemkot menegaskan tidak ada pembangunan di Kota Madiun yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Itulah kuncinya untuk terus bersikap optimistis agar ekonomi Kota Madiun terus tumbuh di tahun-tahun mendatang.
Karena itu, walaupun tantangan yang dihadapi berat, pihaknya bersama jajaran terus berupaya bagaimana efek ganda pembangunan di Kota Madiun dapat menggerakkan perekonomian setempat serta membuka lapangan pekerjaan baru, yang muaranya adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan warga.
Tantangan itu, salah satunya berupa kesulitan dalam memenuhi berbagai kebutuhan penanganan pandemi COVID-19 yang mudah menular dan mematikan tersebut, mulai dari kesulitan ketersediaan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan maupun masyarakat umum, tabung oksigen, hingga persediaan vaksin anti-COVID.
Kondisi itu juga diperburuk dengan larangan dan pembatasan mobilitas warga, serta penutupan tempat-tempat umum yang harus dilakukan demi mencegah penularan COVID-19, seperti tempat wisata, mal, pasar, bioskop, tempat ibadah, sekolah, toko-toko, hingga warung kaki lima.
Kebijakan penutupan tempat-tempat umum dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM guna mencegah penularan COVID-19 tersebut membuat perekonomian Tanah Air, dari pusat hingga daerah, menjadi "mati suri". Demikian juga yang terjadi di Kota Madiun, Jawa Timur.
Data BPS setempat menyebutkan pandemi yang melanda telah membuat laju pertumbuhan ekonomi Kota Madiun terjun bebas hingga tercatat minus 3,39 persen pada 2020. Hal itu karena semua sektor tidak mampu bergerak sebagai imbas dari aneka pembatasan. Terlebih sektor ekonomi yang tentu berpengaruh pada sektor lainnya. Banyak perusahaan tutup dan terjadi pemutusan hubungan kerja akibat perusahaan tidak mampu bertahan. Inilah tantangan yang sesungguhnya.
Tak ingin terlalu lama larut dalam keterpurukan, Pemerintah Kota Madiun, sebagaimana disampaikan oleh Wali Kota Maidi menerapkan kebijakan "Gas Ekonomi, Stop COVID-19". Kebijakan itu sebagai solusi untuk mendorong tumbuhnya ekonomi di tengah pembatasan mobilitas pencegahan penularan COVID-19.
Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota Madiun untuk menggenjot perekonomiannya, seperti beragam pembangunan yang bermuara pada peningkatan perekonomian di Kota Madiun. Saat itu, Pemkot Madiun membangun kawasan Pahlawan Street Center (PSC) yang saat ini telah dilengkapi dengan Pahlawan Business Center (PBC), Pahlawan Religi Center (PRC), dan lain sebagainya.
Selain itu, upaya menggerakkan ekonomi daerah juga didukung keberadaan pusat kuliner, seperti "Bogowonto Culinary Center", pujasera Pasar Sleko, hingga lapak-lapak UMKM di tiap kelurahan yang terus bersolek. Juga, pembangunan akses jalan melalui program pavingisasi yang semakin meningkatkan kenyamanan masyarakat.
Pembangunan tersebut didukung dengan kebijakan Wali Kota Madiun, salah satunya kebijakan terhadap aparatur sipil negara (ASN) untuk berbelanja di PKL dan UMKM sekitar tempat tinggal dan kantor guna menggeliatkan keberadaan warung kali lima serta UMKM yang kesulitan bertahan hidup di kala itu.
Besaran belanja tersebut kemudian wajib dilaporkan ke dalam aplikasi "Pro UMKM" yang telah disediakan sebagai wujud pemantauan pelaksanaan. Sejak kebijakan dijalankan, total transaksi belanja ASN dalam kegiatan tersebut sudah mencapai lebih dari Rp11 miliar selama 2021 dan kini terus bergulir.
Tak hanya belanja ASN di UMKM lingkungan tempat tinggal, Pemkot Madiun sejak 2020 telah gencar mendorong tiap kelurahan untuk mengembangkan potensi UMKM dan keunggulannya dengan membangun lapak-lapak UMKM. Upaya tersebut merupakan bagian dari program pemda setempat untuk mendongkrak pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19.
Guna mewujudkan program tersebut, Pemerintah Kota Madiun telah mencairkan dana sebesar Rp261 juta untuk masing-masing 27 kelurahan di wilayah setempat pada tahun 2020.
Dana tersebut berasal dari Dana Insentif Daerah (DID) pemerintah pusat, yang untuk Kota Madiun alokasinya di tahun 2020 mencapai total Rp14,9 miliar. DID diperoleh karena Kota Madiun dinilai cukup baik dalam penanganan COVID-19.
Berkat upaya keras bersama tersebut, pertumbuhan ekonomi Kota Madiun pada 2021 tercatat BPS setempat mencapai 4,73 persen. Angka itu tumbuh 7 persen dari tahun 2020 yang tercatat minus 3,39 persen. "Besaran pertumbuhan ekonomi 2021 sebesar 4,73 persen tersebut melebihi rata-rata Jawa Timur dan nasional yang 3,57 persen dan 3,69 persen. Alhamdulillah naik luar biasa," kata Wali Kota Maidi kepada Antara.
Tak hanya pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan tren positif, nilai investasi yang masuk ke Kota Madiun juga cukup baik, meski pandemi kala itu masih berlangsung. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) setempat mencatat, nilai investasi di Kota Madiun tumbuh signifikan setelah sempat turun akibat terdampak pandemi COVID-19.
Pada 2020, realisasi investasi mencapai Rp189,779 miliar dari proyeksi sebesar Rp183 miliar. Kemudian, capaian investasi tahun 2021 ada di angka Rp202 miliar dari target Rp191 miliar. Demikian juga realisasi tahun 2022 yang menyentuh Rp214 miliar atau surplus Rp21 miliar dari target Rp193 miliar.
Wali Kota Maidi menilai capaian positif investasi itu tidak lepas dari kebijakan "Gas Ekonomi, Stop COVID-19" yang mampu memberikan kepercayaan kepada para investor. Realisasi itu membuktikan bahwa iklim investasi di Kota Madiun cukup baik, meskipun masa pandemi COVID-19 belum berakhir.
Pemkot Madiun semakin optimistis capaian nilai penanaman modal di tahun 2023 ini akan kembali meroket seiring situasi pandemi COVID-19 yang sudah terkendali. Pemkot Madiun memiliki keyakinan kuat untuk menumbuhkan ekonomi, meski ada banyak ancaman resesi global.
Keberadaan tempat wisata buatan dan pusat perekonomian baru selama tiga tahun terakhir ini menjadi senjata andalan dalam menggaet para investor untuk menanamkan modalnya di Kota Madiun. Karena itu, Kota Madiun akan terus bersolek agar kian menarik para investor.
Terlebih, ada amunisi tambahan untuk menarik para pemodal besar hingga kecil, yakni keberadaan "Pahlawan Business Center" (PBC) di sekitaran Kantor Bakorwil Madiun, "Pahlawan Religi Center" (PRC) di kawasan Pahlawan Street Center, dan "Bogowonto Culinary Center" (BCC).
Wali Kota menambahkan seiring Kota Madiun kini menjadi jujukan wisatawan, pihaknya merasa lebih optmistis dalam menarik investor, termasuk hotel berbintang taraf internasional guna mendukung perubahan image Kota Madiun sebagai "urban toursim". Dengan banyaknya investor menanamkan modal di Kota Madiun, pertumbuhan ekonomi dan peluang kerja optimistis juga ikut terdongkrak.
Terus tumbuh
Tak berhenti di tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Kota Madiun terus melaju di tahun 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi di wilayah setempat pada tahun 2022 mencapai 5,52 persen.
Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,52 persen tersebut, naik 0,79 persen dari tahun 2021 yang tercatat 4,79 persen. "Ini bagus. Artinya ekonomi Kota Madiun semakin maju," ujar Wali Kota Madiun Maidi.
Capaian itu tentu tidak mudah mengingat pandemi COVID-19 masih berlangsung. Karenanya ia memastikan ke depan upaya peningkatan ekonomi akan terus digenjot dan menjadi prioritas, meskipun terdapat ancaman resesi.
Peningkatan ekonomi di Kota Madiun menjadi fokus utama dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2024. Bahkan, pembangunan ekonomi sudah mulai digiatkan di tahun 2023 ini dan menjadi skala prioritas guna terus menumbuhkan sektor perekonomian daerah setempat.
Demikian juga, semua pembangunan infrastruktur juga harus mendukung peningkatan ekonomi daerah. Tak ketinggalan, semua kebijakan untuk non-infrastruktur juga harus berhubungan dengan ekonomi.
Salah satu contoh prioritas pembangunan di Kota Madiun yang dinilai dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah ancaman resesi tahun 2023 adalah penyempurnaan pembangunan Pahlawan Bisnis Center.
Di lokasi itu nantinya akan dijadikan sebagai pusat pameran UMKM wilayah eks-Keresidenan Madiun. Tidak hanya wilayah Kota Madiun, namun juga kota/kabupaten sekitar, sehingga akan memiliki daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke Kota Madiun.
Baca juga: Polisi siap lakukan pengamanan dampak resesi ekonomi
Baca juga: Ketahanan ekonomi Indonesia di tengah resesi dunia
Selain Pahlawan Bisnis Center, pemkot juga akan menyempurnakan tempat-tempat wisata buatan yang sudah ada agar lebih menarik orang-orang untuk berkunjung dan menghabiskan uang di Kota Madiun. Pemkot menegaskan tidak ada pembangunan di Kota Madiun yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Itulah kuncinya untuk terus bersikap optimistis agar ekonomi Kota Madiun terus tumbuh di tahun-tahun mendatang.
Karena itu, walaupun tantangan yang dihadapi berat, pihaknya bersama jajaran terus berupaya bagaimana efek ganda pembangunan di Kota Madiun dapat menggerakkan perekonomian setempat serta membuka lapangan pekerjaan baru, yang muaranya adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan warga.