Jakarta (ANTARA) - Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) mendorong upaya Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) sebagai basis dalam mewujudkan pembangunan perpustakaan dan peningkatan budaya literasi di Indonesia.
“Masa kini, perpustakaan berperan aktif dalam menjangkau masyarakat. Bukan sekadar ruang untuk menyimpan buku,” kata Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando dalam Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan 2023 di Jakarta, Senin. Transformasi harus dilakukan karena selaras dengan paradigma baru perpustakaan yaitu sebesar 10 persen menjalankan fungsi manajemen koleksi perpustakaan, 20 persen untuk manajemen ilmu pengetahuan dan 70 persen untuk mentransfer ilmu pengetahuan.
Syarif pun meminta dinas perpustakaan daerah untuk melakukan penyamaan persepsi mengenai perpustakaan dan literasi terutama dengan adanya paradigma perpustakaan yang baru tersebut. Ia menegaskan pekerja perpustakaan sudah lama meninggalkan pekerjaan teknis baik berupa katalogisasi maupun klasifikasi dan kini tanggung jawab serta fungsi perpustakaan sudah menuju paradigma baru. Ia menuturkan pada masa kini perpustakaan bertransformasi menjadi inklusif yaitu berperan aktif bekerja dalam menjangkau masyarakat dan bukan sekadar ruang untuk menyimpan buku. “Jadi memang kita yang paling penting adalah mengedukasi teman-teman kepala dinas di provinsi, kabupaten/kota untuk menyamakan persepsi,” tegasnya.
Perpusnas menjalankan program TPBIS sejak 2018 yaitu perpustakaan bertransformasi menjadi ruang publik bagi masyarakat untuk berlatih secara kontekstual, berlatih keterampilan dan berbagi pengalaman. Sejak 2018 hingga saat ini, program TPBIS telah menjangkau 399 kabupaten/kota dan 3.985 desa/kelurahan dengan 2.133.918 anggota masyarakat yang mengikuti 85.776 kegiatan di perpustakaan.
Baca juga: Perpustakaan dan Kearsipan Kaltim raih akreditasi A
Baca juga: Pemkot akan membangun gedung perpustakaan digital senilai Rp11 miliar
Bahkan program ini sudah ditiru sejumlah daerah yang melakukan replikasi mandiri di 18 kabupaten/kota dan 1.125 desa/kelurahan. Para penerima manfaat mendapatkan pelatihan yang meningkatkan keterampilan mereka serta kegiatan promosional seperti penyuluhan, sosialisasi, wisata literasi dan storytelling. Selain itu, telah dilakukan bimbingan teknis kepada 1.804 staf perpustakaan daerah dan 2.196 pengelola perpustakaan desa serta melatih 79 master trainer dan 415 fasilitator daerah.
Sementara sepanjang 2023, jumlah mitra sudah mencapai 450 perpustakaan desa/kelurahan dengan sebanyak 1.661 kegiatan pelatihan telah dilakukan dengan melibatkan 70.165 peserta pada Januari. Kegiatan yang dilakukan seperti kelas berhitung di Perpustakaan Daerah Kabupaten Manokwari Papua, kelas komputer di Perpustakaan Desa Kian Laut Kabupaten Seram Bagian Timur Maluku dan kelas bahasa Inggris di Perpustakaan Desa Loang Malaka Kabupaten Lombok Tengah NTB.
“Masa kini, perpustakaan berperan aktif dalam menjangkau masyarakat. Bukan sekadar ruang untuk menyimpan buku,” kata Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando dalam Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan 2023 di Jakarta, Senin. Transformasi harus dilakukan karena selaras dengan paradigma baru perpustakaan yaitu sebesar 10 persen menjalankan fungsi manajemen koleksi perpustakaan, 20 persen untuk manajemen ilmu pengetahuan dan 70 persen untuk mentransfer ilmu pengetahuan.
Syarif pun meminta dinas perpustakaan daerah untuk melakukan penyamaan persepsi mengenai perpustakaan dan literasi terutama dengan adanya paradigma perpustakaan yang baru tersebut. Ia menegaskan pekerja perpustakaan sudah lama meninggalkan pekerjaan teknis baik berupa katalogisasi maupun klasifikasi dan kini tanggung jawab serta fungsi perpustakaan sudah menuju paradigma baru. Ia menuturkan pada masa kini perpustakaan bertransformasi menjadi inklusif yaitu berperan aktif bekerja dalam menjangkau masyarakat dan bukan sekadar ruang untuk menyimpan buku. “Jadi memang kita yang paling penting adalah mengedukasi teman-teman kepala dinas di provinsi, kabupaten/kota untuk menyamakan persepsi,” tegasnya.
Perpusnas menjalankan program TPBIS sejak 2018 yaitu perpustakaan bertransformasi menjadi ruang publik bagi masyarakat untuk berlatih secara kontekstual, berlatih keterampilan dan berbagi pengalaman. Sejak 2018 hingga saat ini, program TPBIS telah menjangkau 399 kabupaten/kota dan 3.985 desa/kelurahan dengan 2.133.918 anggota masyarakat yang mengikuti 85.776 kegiatan di perpustakaan.
Baca juga: Perpustakaan dan Kearsipan Kaltim raih akreditasi A
Baca juga: Pemkot akan membangun gedung perpustakaan digital senilai Rp11 miliar
Bahkan program ini sudah ditiru sejumlah daerah yang melakukan replikasi mandiri di 18 kabupaten/kota dan 1.125 desa/kelurahan. Para penerima manfaat mendapatkan pelatihan yang meningkatkan keterampilan mereka serta kegiatan promosional seperti penyuluhan, sosialisasi, wisata literasi dan storytelling. Selain itu, telah dilakukan bimbingan teknis kepada 1.804 staf perpustakaan daerah dan 2.196 pengelola perpustakaan desa serta melatih 79 master trainer dan 415 fasilitator daerah.
Sementara sepanjang 2023, jumlah mitra sudah mencapai 450 perpustakaan desa/kelurahan dengan sebanyak 1.661 kegiatan pelatihan telah dilakukan dengan melibatkan 70.165 peserta pada Januari. Kegiatan yang dilakukan seperti kelas berhitung di Perpustakaan Daerah Kabupaten Manokwari Papua, kelas komputer di Perpustakaan Desa Kian Laut Kabupaten Seram Bagian Timur Maluku dan kelas bahasa Inggris di Perpustakaan Desa Loang Malaka Kabupaten Lombok Tengah NTB.