"Hidup ini penuh cabaran dan dugaan. Ternyata cabaran dan dugaan yang datang dalam hidupnya tidak berjaya ditepis. Dia telah gagal menghadapi ujian Tuhan. Kini, dia harus bangun semula untuk menghadapi sisa-sisa hari depan. Dia harus mencuba untuk meneruskan hidup dengan belajar daripada kesilapan yang telah dilakukannya."
Itulah penggalan untaian kata-kata melankolis dalam novel `Cinta Pandang ke-2`, buah karya seorang penulis kenamaan Malaysia Laila Kamilia. Novel ini mengusung serentetan nasihat agar manusia tidak semata memandang tinggi seseorang, berdasarkan latar belakang pendidikan atau strata sosialnya. Cinta Pandang ke-2 menjadi makin populer setelah dibuat drama berseri dan ditayangkan TV9 di negeri jiran tersebut.
"Novel ini saya buat berdasarkan kisah kehidupan seorang gadis bernama Ainnur Azleen, dan pengerjaannya memakan waktu dua tahun tujuh bulan," kata Laila, yang bernama asli Haslina Kamaluddin, sembari menyatakan novel Cinta Pandang ke-2 merupakan karya ketiganya dan diterbitkan Penerbit Alaf 21 - Karangkraf Grup.
Menekuni profesi sebagai penulis novel, diakui Laila karena sejak masih kecil, dirinya sudah menyukai dunia tulis-menulis. Di saat waktu senggang ketika meniti hari-hari sebagai pelajar, Laila sering menyusun cerita, namun dirinya belum serius berpikiran bahwa suatu saat nanti akan menekuni profesi sebagai penulis novel.
Sampai akhirnya, sebelum usianya mencapai 30 tahun, Laila mendadak dibuai keinginan untuk menciptakan novel sebagai persembahan bagi keluarganya. Tidak berselang lama, lahirlah novel pertama Laila berjudul Asmara Asrama pada 2006, yang diterbitkan Creative Enterprise Sdn Bhd, menggunakan nama penulis Haslina Kamaluddin.
"Menulis adalah bagian tidak terpisahkan dari hidup saya. Dengan menulis, gejolak jiwa saya akan menjadi tenang. Ini mengapa saya begitu mencintai kegiatan menulis," kata wanita kelahiran Teluk Intan, Perak.
JK Rowling
Selain menulis, ujar Laila, dirinya merupakan seorang guru untuk murid-murid berkebutuhan khusus, seperti down syndrom, disleksia, autis dan sebagainya. Mengingat sehari-hari waktunya padat untuk bekerja dan mengurusi ketiga buah hatinya, maka Laila hanya menulis ketika ada libur sekolah.
Proses kreatif terciptanya satu novel, membutuhkan waktu antara 3-4 bulan. Jika liburan sekolah telah berakhir, namun novel belum selesai dikerjakan, maka Laila sengaja bangun sepagi mungkin demi melanjutkan kegiatan menulis.
"Saya mengharuskan diri untuk menyiapkan sebuah naskah novel dalam waktu setahun sebagai `kekal momentum`. Hal itulah yang menggerakkan saya untuk terus menulis," ucap penulis yang merupakan anak sulung dari empat bersaudara ini.
Jika penulis lain sengaja mencari tempat yang sunyi dan sepi agar ide mengalir deras, Laila mengaku bisa menulis di mana saja. Di rumahnya, Laila tidak menyediakan tempat khusus untuk menulis. Sementara jika sedang bepergian atau berlibur, wanita ini akan selalu membawa laptop atau menulis di handphone agar ide yang muncul tidak sirna. Apabila sedang naik kereta, Laila bahkan siap sedia menyiapkan alat perekam suara supaya gagasan yang datang tidak hilang begitu saja.
"Ya boleh dibilang saya selalu berusaha menyiapkan diri agar ide menulis tidak lenyap. Langkah ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga eksistensi dalam menulis," ujar wanita yang mengidolakan JK Rowling, karena imaginasi penulis Harry Potter itu mampu mengubah wajah perbukuan dunia.
Meski terinspirasi pada sosok JK Rowling, namun Laila menyatakan tetap memegang kekhasan tersendiri dalam menulis. Baginya, `trademark` yang terus dipertahankan adalah merangkai kisah misteri untuk memancing rasa kepenasaran pembaca, sehingga terus menerka-nerka alur sampai di penghujung cerita.
"Tema yang biasa saya angkat adalah tentang cinta, persahabatan dan kekeluargaan. Saya berharap setiap novel saya, akan memberikan nilai positif bagi pembaca. Saya memiliki mimpi, suatu saat nanti novel-novel saya dicetak ulang berulang kali, sampai mesin cetak berkata: Tidak, saya sudah capek dan mau istirahat sebentar ... " ujarnya dengan nada bercanda.
Menanggapi keluhan beberapa penulis tentang royalti yang tidak jelas, Laila menegaskan satu hal. Bahwa seorang penulis harus terus menulis dan menulis. Jika sudah banyak buku yang dikerjakan dan tiada mengenal kata berhenti, maka pendapatan seorang penulis akan terbilang lumayan.
"Seorang penulis, semestinya bekerja sama dengan rekan penerbit yang dapat menjaganya dengan baik, yang bisa menyokongnya untuk menjadi penulis yang lebih baik dari hari ke sehari. Khususnya dari segi pembayaran royalti, promosi, bengkel pengayaan bakat dan sebagainya," ucap Laila.
Buku Anak-Anak
Sepanjang menjalani profesi menulis, Laila selalu merasakan adanya permasalahan kekurangan waktu. Kesibukan bekerja sebagai pengajar di sekolah bagi anak berkebutuhan khusus dan mengurusi keluarga, bagi Laila memerlukan satu konsentrasi tersendiri.
"Saya harus bijak mengendalikan waktu dengan sebaik-baiknya, mengejar `dateline` dan tuntutan kerja. Pernah juga mengalami kesulitan mengatur waktu karena pekerjaan dan kesibukan rumah tangga, sehingga saya pernah terfikir untuk berhenti menulis. Namun, ternyata saya tidak bisa melepaskan begitu saja. Menulis itu menenangkan jiwa saya," katanya.
Melalui pekerjaan menjadi penulis novel, Laila bersyukur karya-karyanya bisa diterima masyarakat. Hingga kini, novel-novelnya yang telah terbit adalah Asmara Asmara (2006) - Creative Enterprise Sdn Bhd, dan karyanya selanjutnya diterbitkan Alaf21 Sdn Bhd, yaitu Lakaran Kasih (2007), Saat Kau Hadir (2008), Cinta Pandang ke-2 (2011), Cinta Bunga Tulip (2013) dan Cinta Top Secret (2014).
Selain novel, ada buku untuk anak-anak terbitan Buku Prima Sdn Bhd pada 2012, yang dikerjakan Laila berkolaborasi bersama empat penulis, masing-masing adalah Lynn Dayana, Zakiah, Nurliza dan Maryam yang berisi koleksi 15 buah cerpen anak-anak.
Sementara itu, beberapa buku Laila yang telah memenangi penghargaan, antara lain: Powerpuffgirls Mama - pencalonan awal anugerah buku Perpustakaan Negara Malaysia (2013), dan pada tahun 2014 mencakup Powerpuffgirls Mama - pemenang anugerah grup buku Karangkraf 2013 kategori buku kanak-kanak, pencalonan awal kulit buku terbaik anugerah grup buku Karangkraf 2013 kategori buku kanak-kanak dan Cinta Pandang ke-2 - pencalonan akhir Top 5 Anugerah grup buku Karangkraf 2013 kategori buku adaptasi. Tidak hanya berprestasi di bidang buku, Laila juga berkesempatan menjadi Duta Galeri Aisyahscarf, sebagai juru bicara sebuah butik busana Muslimah.
Jatuh Cinta Pada Hero
Beragam kenangan dialami Laila dalam proses penulisan. Satu satu hal yang disukai Laila adalah dirinya senang memasukkan watak-watak dan nama orang-orang yang dikenali seperti sahabat dan pembaca, ke dalam novelnya.
Pada novel Lakaran Kasih, Laila meminjam nama seorang sahabat. Dalam novel tersebut, Laila `mematikan tokoh bersangkutan` dengan alur orang itu meninggal dunia dalam satu kecelakaan kereta. Namun malang tak dapat ditolak, tidak lama kemudian, sahabat Laila itu benar-benar meninggal dikarenakan mengalami kecelakaan ketika mengendari kendaraan bermotor.
"Sejak kejadian itu, saya tidak mau lagi menggunakan nama orang yang saya kenal, untuk dipergunakan pada tokoh yang berwatak negatif," ucapnya.
Kenangan lain saat proses penulisan, menurut Laila, tidak jarang dia merasa jatuh cinta pada tokoh `hero` rekaan dalam novel yang dibuatnya. Walau Laila sadar, tokoh itu hanya hidup dalam imajinasi saja.
Laila melanjutkan, meski sebagian unsur novel mengandung kisah rekaan atau imajinasi, namun Laila sesekali menggabungkan dengan hal-hal di kehidupan nyata dari cerita yang dialami sejumlah sahabatnya. Misalnya, pada novel Cinta Pandang ke-2, yang memang sebagian kisahnya `basic on true story`, dengan tujuan untuk memberi pengajaran kepada anak gadis supaya pandai menjaga diri.
Peranan sahabat, merupakan hal yang amat berarti bagi Laila, karena sering memberikan sumber inspirasi untuk menulis. Atas dasar ini, Laila suka memberi nama tokoh dalam novelnya dengan menggunakan nama sahabat dan pembaca, sebagai ungkapan penghargaan kepada mereka.
Mencermati novel karya penulis di negerinya yang semakin berkembang dengan penerbitan adaptasi novel ke layar drama maupun film, Laila mengharapkan di suatu hari nan indah, akan ada sebuah novel Malaysia yang bisa diangkat menjadi duta bangsa ke luar negara, sebagaimana novel-novel karyaHabiburrahman.
Selain itu, dengan penyertaan Malaysia ke Pesta Buku Antrabangsa seperti Franfurt, seharusnya ada novel yang bisa dialih bahasa untuk pemasaran secara mengglobal. Hal ini sesuai cita-cita wanita ini, agar ada novelnya yang diterjemahkan ke bahasa lain, sehingga jangkauan pemasarannya bisa mencakup antarbangsa.
"Semoga suatu hari nanti, ada novel saya yang beredar di luar negeri. Namun harapan utama adalah terus menulis untuk menghasilkan karya-karya yang terbaik bagi masyarakat. Apalagi keluarga sangat mendukung saya. Bahkan, tidak menutup kemungkinan saya ingin berkolaborasi dengan penulis Indonesia untuk membuat satu karya," katanya.
*) Penulis buku dan artikel
Itulah penggalan untaian kata-kata melankolis dalam novel `Cinta Pandang ke-2`, buah karya seorang penulis kenamaan Malaysia Laila Kamilia. Novel ini mengusung serentetan nasihat agar manusia tidak semata memandang tinggi seseorang, berdasarkan latar belakang pendidikan atau strata sosialnya. Cinta Pandang ke-2 menjadi makin populer setelah dibuat drama berseri dan ditayangkan TV9 di negeri jiran tersebut.
"Novel ini saya buat berdasarkan kisah kehidupan seorang gadis bernama Ainnur Azleen, dan pengerjaannya memakan waktu dua tahun tujuh bulan," kata Laila, yang bernama asli Haslina Kamaluddin, sembari menyatakan novel Cinta Pandang ke-2 merupakan karya ketiganya dan diterbitkan Penerbit Alaf 21 - Karangkraf Grup.
Menekuni profesi sebagai penulis novel, diakui Laila karena sejak masih kecil, dirinya sudah menyukai dunia tulis-menulis. Di saat waktu senggang ketika meniti hari-hari sebagai pelajar, Laila sering menyusun cerita, namun dirinya belum serius berpikiran bahwa suatu saat nanti akan menekuni profesi sebagai penulis novel.
Sampai akhirnya, sebelum usianya mencapai 30 tahun, Laila mendadak dibuai keinginan untuk menciptakan novel sebagai persembahan bagi keluarganya. Tidak berselang lama, lahirlah novel pertama Laila berjudul Asmara Asrama pada 2006, yang diterbitkan Creative Enterprise Sdn Bhd, menggunakan nama penulis Haslina Kamaluddin.
"Menulis adalah bagian tidak terpisahkan dari hidup saya. Dengan menulis, gejolak jiwa saya akan menjadi tenang. Ini mengapa saya begitu mencintai kegiatan menulis," kata wanita kelahiran Teluk Intan, Perak.
JK Rowling
Selain menulis, ujar Laila, dirinya merupakan seorang guru untuk murid-murid berkebutuhan khusus, seperti down syndrom, disleksia, autis dan sebagainya. Mengingat sehari-hari waktunya padat untuk bekerja dan mengurusi ketiga buah hatinya, maka Laila hanya menulis ketika ada libur sekolah.
Proses kreatif terciptanya satu novel, membutuhkan waktu antara 3-4 bulan. Jika liburan sekolah telah berakhir, namun novel belum selesai dikerjakan, maka Laila sengaja bangun sepagi mungkin demi melanjutkan kegiatan menulis.
"Saya mengharuskan diri untuk menyiapkan sebuah naskah novel dalam waktu setahun sebagai `kekal momentum`. Hal itulah yang menggerakkan saya untuk terus menulis," ucap penulis yang merupakan anak sulung dari empat bersaudara ini.
Jika penulis lain sengaja mencari tempat yang sunyi dan sepi agar ide mengalir deras, Laila mengaku bisa menulis di mana saja. Di rumahnya, Laila tidak menyediakan tempat khusus untuk menulis. Sementara jika sedang bepergian atau berlibur, wanita ini akan selalu membawa laptop atau menulis di handphone agar ide yang muncul tidak sirna. Apabila sedang naik kereta, Laila bahkan siap sedia menyiapkan alat perekam suara supaya gagasan yang datang tidak hilang begitu saja.
"Ya boleh dibilang saya selalu berusaha menyiapkan diri agar ide menulis tidak lenyap. Langkah ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga eksistensi dalam menulis," ujar wanita yang mengidolakan JK Rowling, karena imaginasi penulis Harry Potter itu mampu mengubah wajah perbukuan dunia.
Meski terinspirasi pada sosok JK Rowling, namun Laila menyatakan tetap memegang kekhasan tersendiri dalam menulis. Baginya, `trademark` yang terus dipertahankan adalah merangkai kisah misteri untuk memancing rasa kepenasaran pembaca, sehingga terus menerka-nerka alur sampai di penghujung cerita.
"Tema yang biasa saya angkat adalah tentang cinta, persahabatan dan kekeluargaan. Saya berharap setiap novel saya, akan memberikan nilai positif bagi pembaca. Saya memiliki mimpi, suatu saat nanti novel-novel saya dicetak ulang berulang kali, sampai mesin cetak berkata: Tidak, saya sudah capek dan mau istirahat sebentar ... " ujarnya dengan nada bercanda.
Menanggapi keluhan beberapa penulis tentang royalti yang tidak jelas, Laila menegaskan satu hal. Bahwa seorang penulis harus terus menulis dan menulis. Jika sudah banyak buku yang dikerjakan dan tiada mengenal kata berhenti, maka pendapatan seorang penulis akan terbilang lumayan.
"Seorang penulis, semestinya bekerja sama dengan rekan penerbit yang dapat menjaganya dengan baik, yang bisa menyokongnya untuk menjadi penulis yang lebih baik dari hari ke sehari. Khususnya dari segi pembayaran royalti, promosi, bengkel pengayaan bakat dan sebagainya," ucap Laila.
Buku Anak-Anak
Sepanjang menjalani profesi menulis, Laila selalu merasakan adanya permasalahan kekurangan waktu. Kesibukan bekerja sebagai pengajar di sekolah bagi anak berkebutuhan khusus dan mengurusi keluarga, bagi Laila memerlukan satu konsentrasi tersendiri.
"Saya harus bijak mengendalikan waktu dengan sebaik-baiknya, mengejar `dateline` dan tuntutan kerja. Pernah juga mengalami kesulitan mengatur waktu karena pekerjaan dan kesibukan rumah tangga, sehingga saya pernah terfikir untuk berhenti menulis. Namun, ternyata saya tidak bisa melepaskan begitu saja. Menulis itu menenangkan jiwa saya," katanya.
Melalui pekerjaan menjadi penulis novel, Laila bersyukur karya-karyanya bisa diterima masyarakat. Hingga kini, novel-novelnya yang telah terbit adalah Asmara Asmara (2006) - Creative Enterprise Sdn Bhd, dan karyanya selanjutnya diterbitkan Alaf21 Sdn Bhd, yaitu Lakaran Kasih (2007), Saat Kau Hadir (2008), Cinta Pandang ke-2 (2011), Cinta Bunga Tulip (2013) dan Cinta Top Secret (2014).
Selain novel, ada buku untuk anak-anak terbitan Buku Prima Sdn Bhd pada 2012, yang dikerjakan Laila berkolaborasi bersama empat penulis, masing-masing adalah Lynn Dayana, Zakiah, Nurliza dan Maryam yang berisi koleksi 15 buah cerpen anak-anak.
Sementara itu, beberapa buku Laila yang telah memenangi penghargaan, antara lain: Powerpuffgirls Mama - pencalonan awal anugerah buku Perpustakaan Negara Malaysia (2013), dan pada tahun 2014 mencakup Powerpuffgirls Mama - pemenang anugerah grup buku Karangkraf 2013 kategori buku kanak-kanak, pencalonan awal kulit buku terbaik anugerah grup buku Karangkraf 2013 kategori buku kanak-kanak dan Cinta Pandang ke-2 - pencalonan akhir Top 5 Anugerah grup buku Karangkraf 2013 kategori buku adaptasi. Tidak hanya berprestasi di bidang buku, Laila juga berkesempatan menjadi Duta Galeri Aisyahscarf, sebagai juru bicara sebuah butik busana Muslimah.
Jatuh Cinta Pada Hero
Beragam kenangan dialami Laila dalam proses penulisan. Satu satu hal yang disukai Laila adalah dirinya senang memasukkan watak-watak dan nama orang-orang yang dikenali seperti sahabat dan pembaca, ke dalam novelnya.
Pada novel Lakaran Kasih, Laila meminjam nama seorang sahabat. Dalam novel tersebut, Laila `mematikan tokoh bersangkutan` dengan alur orang itu meninggal dunia dalam satu kecelakaan kereta. Namun malang tak dapat ditolak, tidak lama kemudian, sahabat Laila itu benar-benar meninggal dikarenakan mengalami kecelakaan ketika mengendari kendaraan bermotor.
"Sejak kejadian itu, saya tidak mau lagi menggunakan nama orang yang saya kenal, untuk dipergunakan pada tokoh yang berwatak negatif," ucapnya.
Kenangan lain saat proses penulisan, menurut Laila, tidak jarang dia merasa jatuh cinta pada tokoh `hero` rekaan dalam novel yang dibuatnya. Walau Laila sadar, tokoh itu hanya hidup dalam imajinasi saja.
Laila melanjutkan, meski sebagian unsur novel mengandung kisah rekaan atau imajinasi, namun Laila sesekali menggabungkan dengan hal-hal di kehidupan nyata dari cerita yang dialami sejumlah sahabatnya. Misalnya, pada novel Cinta Pandang ke-2, yang memang sebagian kisahnya `basic on true story`, dengan tujuan untuk memberi pengajaran kepada anak gadis supaya pandai menjaga diri.
Peranan sahabat, merupakan hal yang amat berarti bagi Laila, karena sering memberikan sumber inspirasi untuk menulis. Atas dasar ini, Laila suka memberi nama tokoh dalam novelnya dengan menggunakan nama sahabat dan pembaca, sebagai ungkapan penghargaan kepada mereka.
Mencermati novel karya penulis di negerinya yang semakin berkembang dengan penerbitan adaptasi novel ke layar drama maupun film, Laila mengharapkan di suatu hari nan indah, akan ada sebuah novel Malaysia yang bisa diangkat menjadi duta bangsa ke luar negara, sebagaimana novel-novel karyaHabiburrahman.
Selain itu, dengan penyertaan Malaysia ke Pesta Buku Antrabangsa seperti Franfurt, seharusnya ada novel yang bisa dialih bahasa untuk pemasaran secara mengglobal. Hal ini sesuai cita-cita wanita ini, agar ada novelnya yang diterjemahkan ke bahasa lain, sehingga jangkauan pemasarannya bisa mencakup antarbangsa.
"Semoga suatu hari nanti, ada novel saya yang beredar di luar negeri. Namun harapan utama adalah terus menulis untuk menghasilkan karya-karya yang terbaik bagi masyarakat. Apalagi keluarga sangat mendukung saya. Bahkan, tidak menutup kemungkinan saya ingin berkolaborasi dengan penulis Indonesia untuk membuat satu karya," katanya.
*) Penulis buku dan artikel