Jakarta (ANTARA) - Temuan survei Nusantara Strategic Network (NSN) yang menunjukkan elektabilitas PDIP mencapai 24,5 persen, disusul oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebesar 20,3 persen, dan Partai Golkar sebesar 10,0 persen.
"PDIP, PSI, dan Golkar menduduki posisi tiga besar partai politik di DKI Jakarta," ucap Direktur Program NSN Riandi dalam hasil survei yang diterima di Jakarta, Kamis. Ketika menyampaikan paparan, Riandi menyoroti posisi PDIP dan PSI yang merupakan oposisi mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Meskipun tensi politik relatif sudah mereda seiring lengser-nya Anies, tetapi PDIP dan PSI masih mendulang dukungan publik yang paling tinggi. Setelah Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menggantikan Anies, PDIP dan PSI kerap melontarkan pujian, misalnya, dalam kasus sodetan Ciliwung.
"Baik PDIP maupun PSI meminta Heru melakukan evaluasi terhadap kebijakan sumur resapan agar bisa berfungsi lebih baik," ujar Riandi menjelaskan. Heru memutuskan untuk melanjutkan program sumur resapan sebagai bagian dari program pengendalian banjir di Jakarta.
Selain Golkar, elektabilitas partai-partai di DKI Jakarta adalah sebagai berikut, Gerindra (7,0 persen), NasDem (5,5 persen), Demokrat (4,8 persen), dan PKS (4,0 persen). Berikutnya PPP (2,5 persen), PKB (2,0 persen), dan PAN (1,3 persen).
Baca juga: Elektabilitas PDIP dan Gerindra belum terkalahkan
Baca juga: Tiga partai politik masih andalkan kekuatan figur ketua umum
Lalu ada partai-partai yang tidak memiliki kursi, baik di DPRD DKI Jakarta maupun nasional, seperti Perindo (1,0 persen), serta partai-partai baru yaitu Gelora (0,8 persen) dan Ummat (0,5 persen). Terakhir ada Hanura (0,5 persen) dan PBB (0,3 persen).
Sisanya nihil dukungan, yaitu Garuda, PKN, dan Partai Buruh, sedangkan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab 15,0 persen. "Total ada 18 partai politik pada tingkat nasional yang telah diloloskan oleh KPU sebagai peserta Pemilu 2024," kata Riandi.
Nusantara Strategic Network (NSN) melakukan survei pada 21-28 Februari 2023 dengan 400 responden mewakili seluruh wilayah di DKI Jakarta. Metode survei adalah multistage random sampling. Margin of error survei kurang lebih 4,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
"PDIP, PSI, dan Golkar menduduki posisi tiga besar partai politik di DKI Jakarta," ucap Direktur Program NSN Riandi dalam hasil survei yang diterima di Jakarta, Kamis. Ketika menyampaikan paparan, Riandi menyoroti posisi PDIP dan PSI yang merupakan oposisi mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Meskipun tensi politik relatif sudah mereda seiring lengser-nya Anies, tetapi PDIP dan PSI masih mendulang dukungan publik yang paling tinggi. Setelah Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menggantikan Anies, PDIP dan PSI kerap melontarkan pujian, misalnya, dalam kasus sodetan Ciliwung.
"Baik PDIP maupun PSI meminta Heru melakukan evaluasi terhadap kebijakan sumur resapan agar bisa berfungsi lebih baik," ujar Riandi menjelaskan. Heru memutuskan untuk melanjutkan program sumur resapan sebagai bagian dari program pengendalian banjir di Jakarta.
Selain Golkar, elektabilitas partai-partai di DKI Jakarta adalah sebagai berikut, Gerindra (7,0 persen), NasDem (5,5 persen), Demokrat (4,8 persen), dan PKS (4,0 persen). Berikutnya PPP (2,5 persen), PKB (2,0 persen), dan PAN (1,3 persen).
Baca juga: Elektabilitas PDIP dan Gerindra belum terkalahkan
Baca juga: Tiga partai politik masih andalkan kekuatan figur ketua umum
Lalu ada partai-partai yang tidak memiliki kursi, baik di DPRD DKI Jakarta maupun nasional, seperti Perindo (1,0 persen), serta partai-partai baru yaitu Gelora (0,8 persen) dan Ummat (0,5 persen). Terakhir ada Hanura (0,5 persen) dan PBB (0,3 persen).
Sisanya nihil dukungan, yaitu Garuda, PKN, dan Partai Buruh, sedangkan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab 15,0 persen. "Total ada 18 partai politik pada tingkat nasional yang telah diloloskan oleh KPU sebagai peserta Pemilu 2024," kata Riandi.
Nusantara Strategic Network (NSN) melakukan survei pada 21-28 Februari 2023 dengan 400 responden mewakili seluruh wilayah di DKI Jakarta. Metode survei adalah multistage random sampling. Margin of error survei kurang lebih 4,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.