Praya (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah di Provinsi Nusa Tenggara Barat memfasilitasi penyelenggaraan sekolah lansia di Desa Nyerot, Kecamatan Jonggat, guna menyediakan wadah bagi warga lanjut usia untuk belajar.
"Dengan adanya sekolah lansia ini, diharapkan ke depan para lansia bisa memberdayakan diri," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Lombok Tengah Baiq Sri Hastuti Handayani di Praya, Sabtu.
Ia menyampaikan bahwa sekolah lansia dibentuk oleh kelompok masyarakat dengan dukungan dan pembinaan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana.
Menurut dia, saat ini ada 70 warga lanjut usia (lansia) yang mengikuti kegiatan belajar di sekolah lansia di Desa Nyerot.
Tenaga pengajar di sekolah lansia tersebut, kata dia, meliputi guru, dosen, dan pengajar lain yang mengajar secara sukarela, tanpa bayaran.
Ia mengatakan bahwa Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Lombok hanya melakukan pembinaan dan pendampingan dalam pelaksanaan sekolah lansia.
"Kami memberikan pendampingan, ketika lansia membutuhkan psikiater maka kami datangkan psikiater," katanya, memberikan gambaran.
Baiq mengemukakan bahwa sekolah lansia di Desa Nyerot merupakan satu-satunya sekolah lansia di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kehadiran sekolah lansia tersebut, ia mengatakan, diharapkan dapat membantu menjadikan warga lansia lebih berdaya dan mandiri.
"Dengan adanya sekolah lansia ini, diharapkan ke depan para lansia bisa memberdayakan diri," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Lombok Tengah Baiq Sri Hastuti Handayani di Praya, Sabtu.
Ia menyampaikan bahwa sekolah lansia dibentuk oleh kelompok masyarakat dengan dukungan dan pembinaan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana.
Menurut dia, saat ini ada 70 warga lanjut usia (lansia) yang mengikuti kegiatan belajar di sekolah lansia di Desa Nyerot.
Tenaga pengajar di sekolah lansia tersebut, kata dia, meliputi guru, dosen, dan pengajar lain yang mengajar secara sukarela, tanpa bayaran.
Ia mengatakan bahwa Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Lombok hanya melakukan pembinaan dan pendampingan dalam pelaksanaan sekolah lansia.
"Kami memberikan pendampingan, ketika lansia membutuhkan psikiater maka kami datangkan psikiater," katanya, memberikan gambaran.
Baiq mengemukakan bahwa sekolah lansia di Desa Nyerot merupakan satu-satunya sekolah lansia di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kehadiran sekolah lansia tersebut, ia mengatakan, diharapkan dapat membantu menjadikan warga lansia lebih berdaya dan mandiri.